Sunday, November 15, 2009

I think I'm so lucky

 

... dikutip dari milis indobackpacker@yahoogroups.com.  baca ini bikin aku merasa makin beruntung karena punya pasangan dengan kesukaan yang sama.  terima kasih ya Allah, atas berkah dan rahmahMu kepadaku ...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya telah menikah namun belum memiliki anak. Kami berdua masih kuliah. Sebelum menikah suami sudah tahu hobi saya jalan-jalan, dan dulu sempat sepakat akan sering jalan bareng. Tapi sekarang, selama hampir 2 tahun kami bersama, belum pernah sekalipun kami berdua jalan. Kepala saya mulai panas karena benar-benar tidak diizinkan jalan.

Kami beda persepsi. Bagi dia jalan-jalan adalah reward, Jadi misalnya kami telah melakukan sesuatu yang besar, kemudian dirayakan dengan jalan2. Contohnya ya kalau kami lulus kuliah nanti baru boleh jalan. Tapi itupun bukan seterusnya. Karena kalau kami punya rencana keluarga yang berhubungan dengan financial, jalan-jalan adalah hal terlarang baginya. Pemborosan!

Sementara bagi saya, jalan2 adalah penyegar ketika kepenatan sudah tidak bisa ditoleransi. Beban sebagai pekerja, mahasiswi sekaligus ibu rumah tangga bagi saya harus dieliminir, caranya ya dengan menyalurkan hobi, ya jalan-jalan.
Pandangan kami tidak bisa disatukan atau dikompromikan. Akhirnya sama-sama menganggap pasangan egois.

Ingin memaksanya ikut, tapi dia tidak akan setuju. Ditambah lagi pandangannya yang amat sangat realistis terhadap keuangan. Ingin pergi sendiri, kok rasanya berdosa ya, apalagi kalau suami tidak ridho. Lalu apa kata keluarga besar kalau saya titipkan suami pada mertua, sebab kami belum berumah sendiri. Lagipula saya merasa hampa kalau tidak ada suami, karena saya ingin sekali membagi apa yang saya lihat dan rasakan di perjalanan bersamanya. Tapi apa daya, bahkan tujuan yang dekat-dekat kota tempat tinggal saja tidak diperkenankan. Rasanya kepala ini mau mendidih kelelahan.

Ada yang bilang "makanya jangan cepat2 nikah". Atau "Cari suami yang suka jalan juga dong!". Tapi kan tidak semudah itu. Menikah adalah pilihan hidup, dan orang yang kita cintai kan tidak selalu sama pemikirannya dengan kita.

Rasanya seperti orang patah hati, sedih berkepanjangan. Pernikahan tidak pernah disesali, tapi sedihnya tetap melekat di hati. Tidak bisa juga menyalahkan suami sepenuhnya, sebab pertimbangannyapun tidak salah. Betapa berat rasanya membaca artikel2 tentang keindahan nusantara, sementara entah kapan saya bisa menjajakinya.

 

 

rainy Sunday

 

It was raining on Sunday afternoon.

I was ironing by the window.

He was playing guitar by open door, watching raindrops falling from sky.

 

“I don’t like to sleep alone,” as he sang Paul Anka’s song.

Neither do I, I said to myself

 

 

 

Tuesday, November 10, 2009

S10 - G11 - E71

Minggu lalu dalam penerbangan dari Balikpapan ke Jakarta di majalah maskapai penerbangan irma baca review tentang kamera Canon Powershot G11.  Waaaa ... LCD nya bisa dibolak-balik berbagai sudut seperti kamera irma sekarang.  Begitu online internet irma langsung browsing cari info kamera ini.  Makin jatuh hati aja irma.  Spesifikasinya sesuai yang irma inginkan.  Jadi pengen punya.  Waktu pameran Focus Februari 2009 kemarin sebenarnya irma tertarik sama G10 tapi karena LCD nya nggak bisa diputer-puterin jadi batal beli.

Hasil browsing itu irma cetak untuk ditunjukkan ke Wahyudi.  Ceritanya ngajuin proposal.  Weekend kemarin waktu baca koran dan lihat banyak iklan laptop baru, Wahyudi nawarin upgrade notebook irma karena dia mo dapat bonus akhir tahun (cieeeeeee .... ).  Tapi irma bilang untuk saat ini irma masih cukup dengan Lenovo S10 yang Wahyudi beliin di bulan April lalu.  Lha irma pake notebook cuma buat nulis, ngedit photo, dan internetan.  Yang penting mudah dibawa-bawa.  Makanya irma pilih yang mungil.

Tapi kan rezeki nggak boleh ditolak ya.  Jadi irma bermaksud usulkan daripada Wahyudi beliin notebook baru mendingan beliin irma G11.  Tau apa komennya setelah dapat usulan irma ?

"Katanya kamu mau E71 ?"

Lho, kok jadi nawarin handphone sihh ?  Arrrrgggghhhh ...... kayaknya untuk G11 ini harus ngerogoh kocek sendiri.  Atau, Wahyudi sediain budget seharga E71 trus irma tambahin kekurangannya untuk mendapat G11 ya ?  Ya ?  Ya ?  Ya ???

 

note :  picture is taken from http://www.dpreview.com/news/0908/09081908canong11.asp

 

 

 

bodoh

 

... seringkali kita mengabaikan benda kecil yang ternyata begitu berarti ...

Seperti irma dan kacamatanya.  Padahal udah tau kalau mata kiri irma memang tergantung sama kacamata.  Meski sejak dulu irma rajin makan wortel, tomat, dan buah-buahan lainnya yang konon bagus untuk mata, toh tetap saja dia membutuhkan kacamata.  Karena kalau irma memaksa bekerja tanpa kacamata, beberapa jam kemudian pandangan irma akan berkunang-kunang, sakit kepala berat, kleyengan, bahkan pernah sampai muntah.  Ok, terima kenyataan saja lah, irma memang harus pakai kacamata.

Minggu lalu waktu audit di Balikpapan, di hari ketiga audit irma merasa begitu lelah.  Sampai kamar hotel langsung ambruk nggeletak di tempat tidur.  Waktu bangun kacamata ada di bawah badan irma.  Kaca yang kanan pecah.  Karena ini kacamatanya model frameless jadi bisa diakalin dengan mengelem pecahan kacanya agar kacamata masih bisa dipakai.  Yang penting mata kiri tetap pakai lensa.  Cuma client bingung aja ngelihat auditornya seperti bajak laut karena cuma satu mata yang pakai lensa.

Balik ke Jakarta irma pakai kacamata cadangan.  Kacamata ini agak jarang dipakai karena dia sudah longgar.  Tiap kali dipakai merosot ke ujung hidung mulu.  Nggak bisa dibenerin karena modelnya nggak pake baut atau logam yang bisa dikencengin.  Tapi lumayanlah daripada nggak pake kacamata sama sekali.

Tadi pagi waktu jalan kaki dari persimpangan Kuningan menuju kantor, irma memutuskan menyimpan kacamata cadangan tersebut di saku kemeja.  Karena dia melorot mulu sedangkan irma males bolak-balik mendorong dia ke hidung bagian atas.  Sampai di depan Gran Melia, tali sepatu irma yang kiri lepas.  irma berjongkok membetulkannya.  Saat akan berdiri lagi, kacamata cadangan meluncur dari saku langsung terjun menuju saluran air.

OUCHHH !!!

irma segera membungkuk, berusaha menggapai kacamata tersebut.  Telat.  Dia udah keburu masuk saluran air.  Nyebelinnya, saluran air itu ditutupi plat semen.  irma mengintip dari sela-sela antara plat dibantu cahaya senter.  Selalu ada headlamp di tas irma mengingat beberapa kali pulang harus jalan kaki di kegelapan menuju rumah.

Saluran air itu kosong.  Kacamata irma nggak ada di sana.  Cuma air mengalir deras.  Sepertinya kacamata irma hanyut.  irma bergeser ke sela-sela plat berikutnya mengikuti aliran air.  Nihil.  He's gone.

Duduk termangu di trotoar, irma merasa begitu bodoh.  Seandainya sejak dulu irma lengkapi kacamata itu dengan rantai, tentu nggak begini kejadiannya.  Udah sering kacamata itu jatuh meluncur dari hidung irma.  Tapi tetap aja irma menunda-nunda beli rantai atau tali pengikatnya.

Truly,  I feel so stupid.  Very very stupid.  Arrrrgggghhhhhh ................................

 

 

Monday, November 9, 2009

Ibu Yudi

 

Beberapa minggu setelah lebaran ada undangan halal bihalal di komplek.  Momen tersebut juga merupakan kesempatan untuk bertemu dengan para tetangga.  Salah satunya adalah tetangga sebelah rumah.  Karena mereka belum pindah ke sana.  Cuma hari Sabtu dan Minggu aja datang menginap.  Itu pun nggak setiap weekend.

Ibu tetangga rumah sebelah tersebut mengobrol dengan irma.  "Kapan tuh ya, waktu itu saya ketemu Pak Yudi.  Pak Yudi bilang Ibu Yudi sedang keluar kota.  Iya ya, Bu ?"

Jawab irma, "Oh begitu ya Bu ?  Wah saya kurang tau tuh."

Ibu tetangga rumah sebelah itu bengong.  Sesaat kemudian baru irma sadar kalau Ibu Yudi yang ia maksud adalah irma.

***

Wahyudi pun tertawa terbahak-bahak waktu irma ceritakan kejadian itu.  Sejak saat itu ia sering menggoda irma dengan memanggil, "Bu, Bu, ... Ibu Yudi."  Arrrggghhhh .... iseng banget deh.  Aku kan punya nama sendiri ??!

 

 

 

kepiting, the Beatles, dan sepeda di akhir minggu

 

“Udah ir makannya, jangan kebanyakan.  Nanti lagi aja.”

 

 

Minggu lalu irma tugas audit lima hari di Balikpapan.  Letih menunggu penerbangan yang ditunda hingga tengah malam, Sabtu jam 3 dini hari irma baru tiba di rumah.  Pffff ... enaknya pulang.  Kamar hotel memang bagus.  Tapi kamar di rumah lebih nyaman.  Nggak ada yang ngalahin deh.  Home sweet home.

 

Menjelang jam dua siang baru bangun.  Wuihh, baru kali ini bangun sesiang itu.  Lapar euy.  Tapi belum sempat masak.  Sebenarnya kulkas pun lagi kosong.  He eh, hampir seminggu irma nggak di rumah jadi nggak ada yang belanja.  Buat Wahyudi lebih praktis pulang kerja mampir ke warung nasi dan makan di sana daripada belanja bahan makanan lalu masak di rumah.

 

Eits, tapi kan irma bawa kepiting saos lada hitam, salah satu oleh-oleh khas Balikpapan.  Jadilah siang itu kami makan kepiting.  Eeennnnaaaaakkkk ... sekali.  Meski seperti Wahyudi bilang, ”Awas kolesterol lho.”

 

Ngutip kata-kata rekan sesama auditor pecinta makan enak, ”Kolesterol ?  Itu sih di lab.”

 

Tapi memang harus berhenti juga.  Karena kalau udah terlalu banyak malah jadi nggak nikmat.  Wahyudi pun mengingatkan, ”Udah ir makannya, jangan kebanyakan.  Nanti lagi aja.”  irma pun mengiyakan dan bereskan kepiting yang masih tersisa banyak.  irma usul berbagi dengan tetangga sebelah tapi Wahyudi bilang, ”Jangan-jangan nanti bapak sebelah malah jadi sakit karena kita kasih makanan kolesterol tinggi begini.”  Oh ya sudah.  Jadi si kepiting masuk kulkas saja.

 

”Besok kita nyepedah yang jauh ya.  Katanya kalau kolesterol harus dilawan dengan olah raga,” ujar irma.  Udah beberapa minggu ini kami nyepedah tiap hari Minggu pagi.  Tapi jarak dekat aja putar-putar komplek sekedar melemaskan otot kaki.

 

Dasar emang masih ngantuk, abis makan kita malah tidur lagi.  Bangun menjelang Maghrib.  Mandi.  Makan malam pake kepiting saos lada hitam lagi.  Sisa yang tadi siang.  Tapi tetap aja masih bersisa.  Banyak.  Heran juga gimana caranya ngabisin kepiting sebanyak itu untuk berdua.

 

Salah satu saluran tivi swasta bahas tentang grup band legendaris kesukaannya Wahyudi, the Beatles.  Tentunya menyiarkan video clip juga.  Kami pun bernyanyi-nyanyi dan menari.  Beatles memang nggak ada tandingannya.

 

Oh please, say to me you’ll let me be your man

And please say to me you’ll let me hold your hand

 

You’ll let me hold your hand

I want to hold your hand

 

And when I touch you I feel happy inside

It’s such a feeling that my love

I can’t hide, I can’t hide, I can’t hide

(the Beatles – I want to hold your hand)

 

Besok paginya abis sholat Subuh yang kesiangan kami pun bersepeda.  “Udah pada berangkat,” seru petugas keamanan saat melihat kami berdua gowes meninggalkan komplek.  Ada cycling community di komplek kami.  Tiap hari Sabtu mereka gowes.  Tapi entah kenapa kok tumben kali ini mereka bersepeda di hari Minggu.  Biasanya hari Minggu mereka pakai untuk istirahat setelah seharian gowes di hari Sabtu.  

 

Wahyudi melambaikan tangan.  ”Nggak ikut rombongan.  Lain kali aja.  Sekarang gowes dekat-dekat sini dulu aja,” serunya kepada petugas keamanan tadi.  Alasan yang sama pun ia ucapkan saat seorang tetangga juga berseru kasih tau rombongan penyepedah sudah berangkat sejak tadi.  Biasanya tetangga itu juga ikutan gowes.  Tapi karena sekarang dia punya anak bayi jadi berkurang frekuensinya bersepeda.  Bisa protes keras istrinya kalau dia nyepedah mulu.

 

Kami bersepeda ke kawasan pemukiman sebelah.  Rencananya mau mampir ke rumah sodara irma di sana.  Tapi sms irma nggak dibalasnya.  Tebakan irma sih, dia masih tidur.  Biasalah, untuk para pekerja dan commuter seperti kami weekend adalah waktu untuk bayar kekurangan tidur.  Mengganti waktu tidur yang kurang di hari kerja karena harus berangkat kerja pagi-pagiii sekali dan malam sekali baru tiba di rumah.

 

Bosan putar-putar seputar pemukiman, irma ajak Wahyudi gowes ke area proyek pengembangan cluster baru.  Di sana blusukan masuki jalan tanah bahkan rumput dan semak-semak.  Asik juga.  Jadi ingat kata-kata yang sering diucap seorang penyepedah contact irma di MP, ”Don’t follow the path, make your own path.”  Tapi abis gitu baru kepikiran sama irma, kalau tiba-tiba dari semak-semak itu muncul ular gimana ya ??  Hiiiii ...

 

Menjelang siang kami pulang.  Capek.  Tapi menyenangkan.  Sampai rumah ... makan kepiting lagi !  Habiskan kepiting saos lada hitam sisa semalam.  Benar-benar habis bahkan si mpus pun cuma dapat cangkangnya saja.

 

Jadi, kapan itu kolesterolnya turun ???