Sunday, November 20, 2011

makanan rumah sakit nggak enak ?


Dulu ya waktu bapaknya Wahyudi dirawat di rumah sakit beliau bilang, "Makanan (di) rumah sakit nggak ada yang enak."

irma nggak pernah menanggapi pernyataan beliau tersebut dengan serius.  Dalam benak irma, itu cuma karena beliau sedang sakit saja maka di lidah beliau makanan terasa tidak enak.  Karena beberapa kali dirawat di rumah sakit irma nggak pernah ada masalah dengan makanan di sana.  Tiap kali dihidangkan pasti habis irma makan.  Tapi irma memang punya prinsip tidak boleh menyia-nyiakan makanan.  Masih banyak orang yang nggak beruntung karena nggak bisa makan.  Jadi kalau irma diberi makanan, ya harus dihabiskan.  Itu namanya menghargai makanan.  Kecuali kalau makanannya nggak halal atau nggak bagus untuk kesehatan.

Tapi sekarang irma jadi berpikir mungkin pernyataan bapaknya Wahyudi itu benar juga.  Ini berdasarkan pengamatan irma ketika Melati dirawat di rumah sakit.

Sejak Kamis malam lalu Melati dirawat di rumah sakit karena dia dehidrasi.  Beberapa hari sebelumnya ia diare sampai 6 kali selama 20 jam.  Dibawa ke dokter, dikasih obat, diarenya berkurang.  Tapi kemudian ia muntah-muntah.  Bawa ke IGD, ternyata ia sudah kekurangan banyak cairan.  Walhasil diinfus deh.

Minggu pagi ini dokter membolehkan Melati pulang.  Senangnya.  Kondisinya sudah jauh lebih baik.  Tapi ia sulit sekali untuk makan.  Paling cuma tiga sendok makan. 

Ternyata, itu kalau di rumah sakit.

Karena waktu di rumah ia lahap sekali makan.  Meski cuma kentang dan telur rebus.  Atau nasi tim wortel dan tahu.  Terheran-heran irma cerita ke Wahyudi.  "Betul barangkali ya yang dibilang Bapak, makanan di rumah sakit nggak enak.  Itu Melati lebih suka makanan di rumah."

Wahyudi tertawa terbahak-bahak.  "Ya iyalah, dia lebih suka masakan mamanya yang dibuat dengan penuh cinta."

Oh, begitu.  Melati lebih suka masakan Mama ya ??


... semoga sehat terus ya nak, nggak sakit lagi ...

Wednesday, November 9, 2011

insensitif


... menjadi seorang ibu itu benar-benar menguras energi dan menguji kesabaran ...


Menjelang tengah malam dan Melati masih belum mau tidur.  irma udah ngantuuuuukk sekali.  Tapi Melati masih asik bermain-main.  irma melirik Wahyudi yang udah tidur sejak tadi.  Kalau besoknya kerja dia nggak bisa ikutan begadang begini.

Akhirnya irma nyerah dan merebahkan diri di kasur.  "Melati, main sendiri ya.  Mama mau tidur," irma bilang.

Udah biasa Melati ditinggal main sendiri begitu.  Biasanya kalau udah mau tidur dia akan naik ke kasur dan membaringkan diri di samping irma.

Beberapa waktu kemudian terdengar Melati menangis.  irma bangun lalu menyusuinya.  Cuma beberapa hisap aja kemudian dia main lagi.  irma pun tidur kembali.  Sebelum memejamkan mata irma sempat melirik jam di dinding.  Pukul 1 pagi.

Nggak berapa lama kemudian Melati nangis lagi.  Disusui lagi, cuma beberapa hisap lagi.  Oh mungkin dia ngantuk tapi nggak bisa tidur karena kecapekan main.  irma lalu membuai-buainya.  Tapi Melati malah berontak minta turun dari gendongan.

Terserah deh, kata irma dalam hati.  irma lalu tidur lagi.

Kemudian Melati nangis lagi.  Kali ini ia menarik-narik rambut irma.  Bukan cuma itu, dia juga memukul-mukul kepala irma.  Apaan sihh ??  irma jadi kesal.

"Melati maunya apa sihh ??  Dimimik'i nggak mau.  Dibuai-buai juga nggak mau.  Jadi maunya apa ?  Mama ngantuk nihh," irma berkata kepadanya seolah-olah ia orang dewasa yang mengerti perkataan irma.

Di hadapan irma Melati cengengesan.  Ih, bikin kesal aja.  irma lalu tiduran.  Kepala irma tutupi dengan bantal.  Melati menarik bantal itu.  Lalu ia memukul-mukul wajah irma lagi sambil menangis.  Karena kesal, irma menyentil tangannya.  Melati berhenti menangis.  Ia malah tertawa cekikikan.  Mungkin dikiranya irma mengajak ia main.

irma tiduran lagi.  Tapi Melati terus-menerus menangis dan menariki rambut irma.  Akhirnya irma pun bangkit terduduk.

"Dooooh ... kamu kenapa sihhhh ??????!!!" kesal irma berkata.

Baru terpikir oleh irma untuk memeriksa popoknya.  Oh, rupanya dia pupup !  Banyak sekali.  Dan sepertinya sudah sejak tadi waktu irma tertidur.  Pantas ia jadi rewel.  Kan nggak nyaman dia dengan popok kotor begitu.

irma lalu membawa Melati ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.  Balik ke kamar, pakaikan popok baru sekalian mengganti bajunya.  Selesai itu Melati naik ke pangkuan.  Tersenyum lalu memeluk irma.

Hiks, jadi terharu.  Juga menyesal karena tadi irma nggak sensitif dengan kebutuhan Melati.  Dia cuma ingin mengenakan pakaian bersih.

irma balas memeluk Melati.  Mendekapnya, mencium keningnya seraya mengucapkan permintaan maaf.  Badan irma bergoyang-goyang membuai Melati.  Nggak berapa lama ia tertidur dalam pelukan irma.

Melati, maaf ya Mama tidak peka kepadamu.




Friday, October 28, 2011

suami nyebelin


Kadang-kadang irma merasa Wahyudi nyebelin banget deh.

Tadi pagi waktu mau mandi ternyata air tidak keluar dari keran.  Doooh, kenapa nih ?  Jangan-jangan tangki air kosong.

Seharusnya pompa akan otomatis menyala dan mengisi tangki saat sensor memberikan alarm.  Sensor itu memantau ketinggian air di dalam tangki.  Saat mencapai batas ketinggian minimum ia akan memberikan alarm kepada pompa. 

Tapi kadang-kadang sensor tidak bekerja.  Seperti tadi pagi.  Walhasil air dalam tangki habis sehabis habisnya.

irma telpon Wahyudi, mau nanya gimana caranya memperbaiki si sensor.  Tujuh kali nelpon nggak ada satupun yang dijawab.  Ughhh pasti lagi meeting deh.  Dari pagi sampai sore meeting nggak berhenti henti.  Meeting mulu, trus kapan kerjanya ?

Jadi gimana betulin sensornya yaaa ???  Oh ya jadi ingat cerita ibu rumah sebelah.  Dia pernah cerita diajarin suaminya kalau pompa air nggak mau ngisi tangki, coba ketuk ketuk si sensor.  Pengalaman dia cuma diketuk-ketuk gitu aja sensornya mau kerja lagi.  Ngantuk kali ya si sensor. 

Tapi sensor itu di dalam tangki dan tangkinya di atas menara air.  Gimana naik ke atasnya ?  Tangga yang ada nggak sampai ke sana.  Akhirnya yang irma lakukan adalah mengguncang-guncangkan pipa air penghubung pompa dengan tangki.  Mana tau si sensor kena goyangan.

Trrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr ... suara pompa setelah berkali-kali irma mengguncang-guncangkan pipa.  Alhamdulillah, akhirnya bisa mandi deh.

Pas irma mau mandi telpon berdering.  Dari Wahyudi.

"Sorry, tadi handphone ketinggalan di mobil.  Ada apa ?" tanyanya.

irma cerita tentang sensor yang mendadak mati tadi tapi sekarang udah hidup lagi setelah irma mengguncang-guncangkan pipa air.

"Aku tadinya bingung gimana mau naik ke menara airnya.  Itu menara kan tinggi sekali dan nggak ada tangga yang sampai.  Aku nggak bisa naik ke sana," irma bilang.

"Nggak bisa ?  Yah, kalah sama Maggie," Wahyudi tertawa.

"Hueeeehhhh ... dibandingin sama kucing !  Nanti kamu bilang Maggie anaknya tiga sedangkan aku anaknya satu, ya terang aja aku kalah !" irma sewot.

Di ujung telpon sana tawa Wahyudi makin berderai.

ih, nyebelin banget !


makan ikan


Tukang sayur langganan datang ke rumah sekitar jam 9.  Sejak jam 6 pagi ia mangkal di depan komplek.  Ketika matahari beranjak tinggi ia mulai keliling komplek.  Kadang kalau Melati udah bangun sepagi itu irma akan jalan ke tempat tukang sayur mangkal bersamanya.  Atau di hari libur saat Yudi ada di rumah irma akan bersepeda ke sana.

Tapi lebih sering irma menanti tukang sayur di rumah.  Karena udah siang begitu ya jadi dapatnya tinggal yang tersisa di gerobak si mamang.  Eh tapi kalau urgent dia bisa ditelpon atau sms kok sebelumnya.  Jadi pesanan irma akan ia simpankan biar tidak dibeli pelanggan lain.

Nah, beberapa hari ini yang tersedia di gerobak mamang sayur tiap kali dia ke rumah adalah ikan.  Ayam, daging, udang, cumi, habis semua.  Jadi udah beberapa hari ini menu di rumah adalah sebagai berikut :

Senin    :  Ikan kembung goreng
Selasa  :  Tuna asam pedas
Rabu     :  Balado ikan tongkol
Kamis    :  Bandeng bumbu bali
Jumat    :  Ikan kembung goreng (lagi)

Lima hari berturut-turut makan ikan.  Serasa lagi di Banda karena tiap hari makan ikan.  Eh tapi di sana nggak ada bandeng.  Kalau tuna, cakalang, tongkol, kembung, dan ikan laut lainnya sih banyaklah. 

Nggak masalah sih buat irma makan ikan tiap hari. irma memang lebih suka ikan daripada ayam.  Selain irma, si mpus di rumah pun senang.  Karena dia dapat jatah kepala ikan yang irma nggak suka.

Makan ikan tiap hari, serasa turut mensukseskan programnya Pak Fadel yang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan.  Gemar ikan.

Ayo makan ikan !



Saturday, September 17, 2011

tanda cinta dari Melati


"Melati sekarang suka memeluk ya,"

Demikian kata Wahyudi beberapa hari yang lalu.  Yapp, bener banget.  Dan irma yang sehari-hari mendampinginya paling sering dapat pelukannya.

Saat merangkak dan lihat irma atau Wahyudi duduk dekatnya, Lenasati Melati bergegas menghampiri.  Lalu ia akan mengangkat badan dan berdiri bertumpu pada bahu kami.  Satu tangan bertumpu, tangan satu lagi melambai-lambai.  Lalu ia berseru riang seolah senang berhasil berdiri sendiri.

Namun seringkali ia bukan bertumpu pada kami.  Tapi menabrakkan dirinya ke dada lalu kedua tangannya melingkari tubuh kami.  Kepalanya bersandar di dada.  Badannya ngelendot.  Weee ... ini anak mulai manja.

Paling sering adegan tubruk dan peluk ini ia lakukan saat irma sedang menyuapinya.  Walhasil baju irma di bagian dada jadi kotor kena mulutnya yang belepotan makanan.  Sekarang nggak ada baju harian irma tanpa bercak makanan Melati.  Bercak kuning bekas wortel, bercak hijau bekas bayam, dan bercak coklat bekas kacang merah.

Ya sudahlah, anggap saja bercak itu tanda cinta dari Melati.  Kelak saat melihat bercak itu lagi irma akan mengingat saat-saat Melati memeluk irma ketika makan.  Seolah ia ingin ungkapkan, "Terima kasih Mama, makannya enak."






Tuesday, September 13, 2011

korban blackberry


Akhirnya, Wahyudi pake Blackberry juga.

Setelah sekian lama bertahan dengan Nokia E71 nya, akhirnya Wahyudi mengalah pada Blackberry.  Gara-gara tiap kali meeting manajemen di pabrik ia selalu disindir-sindir, "Cuma Pak Wahyudi nih yang nggak pake Blackberry.  Padahal semua manajer pake Blackberry.  Gimana sih, kita kan komunikasinya pake BBM."

Sebel disindir-sindir mulu akhirnya waktu ada penawaran Blackberry Gemini 1,99 juta, Wahyudi pun membelinya.  "Nggak usah beli yang mahal deh, kan yang penting bisa BBMan," begitu dia bilang.

Ternyata .............. Blackberry bikin hidup dia merana.

Gimana nggak, boss nya ngeBBMin dia mulu.  Para manajer yang lain juga.  24 jam dalam sehari dia nggak berkutik dibombardir BBM masalah kerjaan.  Tengah malam pun ia masih diBBM si boss.  Bahkan waktu lebaran kemarin dia dapat BBM disuruh ngeberesin problem di jalur produksi. 

Makanya kalau ditanya gimana rasanya pake Blackberry, Wahyudi bilang, "Blackberry hoek hoek.  Blackberry bikin kerjaan ngejer-ngejer gw."

Sebenarnya Wahyudi lebih suka pakai handphonenya yang lama.  Dia bilang dia suka sekali dengan handphone itu.  Semua aplikasinya optimum ia manfaatkan.  Lagipula Nokia E71 kesukaannya itu kado ulang tahun dari irma dua tahun lalu.



Sunday, September 11, 2011

bantal kesukaan


irma punya satu bantal kesukaan.  Warna coklat gambar beruang pake syal dikelilingi kristal-kristal salju.  Bahannya lembut, empuk, dan ukurannya pas buat dipeluk.  Pokoknya enak banget deh.  Bantal itu dulu irma beli di satu toko buku jaringan internasional yang udah nggak ada lagi di Indonesia.  Menurut labelnya bantal itu buatan Jerman.  Tumben-tumbenan.  Biasanya yang masuk ke Indonesia bikinan Cina.  Mungkin karena buatan Jerman itu maka harganya mahal.  Bukan cuma mahal.  Tapi mahal bangett.  Heran kenapa dulu kok ya irma mau beli.  Eh ternyata nggak rugi karena ternyata bantal itu nyaman sekali.

Sejak menikah bantal coklat tersebut jadi rebutan dengan Wahyudi.  Dia juga suka dengan bantal itu.  Berhubung tenaganya lebih kuat jadi lebih sering Yudi yang menang saat rebutan bantal.  Tinggal irma gigit jari melihat Yudi tidur dengan enaknya memeluk bantal coklat.  Sementara irma harus cukup puas dengan bantal lain yang nggak seenak bantal itu.

Tapi sejak ada Lenasati Melati, Yudi nggak bisa lagi menikmati bantal coklat tersebut sesering dulu.

Karena, Melati merasa itu bantal miliknya.  Saat Yudi tengah enak-enaknya menikmati bantal tersebut dengan kejam Melati merenggut bantal dari pelukannya.  Gantian sekarang Yudi yang gigit jari.  Sedangkan irma tertawa terbahak-bahak melihatnya.

Melati senang sekali dengan bantal coklat itu.  Seraya berbaring telentang, bantal ia mainkan dengan kedua tangan dan kakinya.  Mulutnya berceloteh riang.  Bantal coklat itu juga yang ia pakai saat pertama kali mengajak irma main cilukba.  Wajahnya ia tutupi dengan bantal, tiba-tiba bantal ia sampingkan lalu ia tertawa pada irma.  Lucu sekali.

Seringkali saat sedang menyusu pada irma, dengan tangan kecilnya Melati mengangsurkan bantal coklat itu kepada irma.  Matanya menatap irma seolah-olah ia ingin bilang, "Mama, pakai ini biar bahu Mama nggak sakit."

Ah, jadi terharu.  Melati tidak izinkan Wahyudi pakai bantal coklat yang enak itu tapi ia tawarkan bantal tersebut kepada irma.  Terima kasih nak, kau selamatkan bantal kesukaan Mama dari terkaman Papa.




Friday, May 27, 2011

MELATI JATUH !



Saat kami baru memiliki bayi banyak orang menyarankan kami untuk menurunkan kasur ke lantai agar jika bayi jatuh maka jatuhnya tidaklah terlalu dalam.  Tapi kami terlalu sibuk memikirkan akan dikemanakan dipannya jika kasur diturunkan ke lantai.  Tanpa terasa Lenasati Melati telah berusia 6 bulan dan makin aktif bergerak.  Guling sana guling sini.  Posisi kasur masih juga tinggi.

Tadi malam entah kenapa Melati susah sekali ditidurkan.  Ia ingin bermain-main terus meski matanya mulai sayu tanda mengantuk.  irma lalu menyusuinya sambil tiduran.  Biasanya kalau disusui dengan posisi begitu tidak lama kemudian ia tertidur.

Ternyata yang tertidur justru irma.  Hingga akhirnya irma melompat terbangun karena dikejutkan oleh suara, "BRUKKK !!!"

Sungguh, itu adalah suara paling mengerikan yang pernah irma dengar.  Karena berikutnya terdengar lengking tangis Melati.  Oh tidak, ia terjatuh !  Posisinya telentang di bawah tempat tidur.  Segera irma menggendongnya, berlari keluar kamar seraya meraung, "YUDIIIIIIIIIIIIIIII ................ MELATI JATUUUUUUUUHHHH !!!!"

Detik berikutnya Wahyudi memeluk kami berdua.  Melati masih menangis menjerit-jerit.  irma pun meratap, "Maaf, aku ketiduran.  Seharusnya aku jaga dia jangan sampai jatuh.  Maaf, maaf, maaf ..."

Wahyudi mengambil Melati dari gendongan irma.  "Sudah, kamu minum aja dulu.  Tenangkan diri kamu.  Jangan menyalahkan diri kamu begitu.  Aku juga salah.  Seharusnya sejak dulu aku turunkan kasur ini tanpa harus berpikir dipannya dikemanakan," ia mendorong irma berjalan ke meja makan.

Di meja makan irma duduk terpekur ingat cerita ibu rumah sebelah.  "Dulu waktu anak saya jatuh dari tempat tidur, kaki-kaki tempat tidurnya langsung saya potong !"  Ngerti kenapa ia bisa sampai bertindak demikian karena saat itu yang ingin irma lakukan adalah mengambil kapak dan memotong-motong dipan kami menjadi kayu bakar.  Biar musnah ia menjadi abu.

Nak, maafkan ibumu teledor menjagamu.  Sini, biarkan aku memelukmu.  Aku peluk engkau hingga rasa sakit itu hilang dan pergi.  Akan aku lakukan apa saja agar kau terlindungi dan tidak lagi kesakitan.  Maafkan aku nak, maaf.






Saturday, May 21, 2011

ASI is cool


Waktu itu ya lagi makan-makan di restoran Sunda dalam rangka ulang tahun bapaknya Wahyudi, iparnya Wahyudi bertanya kepada irma,

"Melati udah dikasi susu formula ?"

irma mengerutkan kening.  Susu formula ?  Ngapain juga pake susu formula.  "Kan Melati minum ASI, bukan susu formula," jawab irma.

"Tapi nanti kalau mamanya kerja gimana ?" tanyanya lagi.

Ya tetap ASI lah.  Emang nggak pernah tau yang namanya ASIP, ASI Perah ?

Kakak ipar itu tercengang.  Menurut dia ASIP tuh nggak praktis banget.  "Kenapa nggak susu formula aja sihh ?" keukeuh dia bertanya.

irma balik nanya, "Kenapa nggak ASI aja ?  ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi.  Nggak ada yang bisa menandinginya."

Kami terus berdebat tentang pro kontra susu formula.  irma tetap pada pendirian irma untuk memberikan ASI kepada Melati.  Nggak ada masalah kok, ASI irma ada dan mencukupi.  Perdebatan kami terhenti karena Melati merengek minta mimik.  irma pun berjalan ke sudut restoran.  Menempatkan kursi ke arah dinding, menutupi diri dengan pashmina, lalu menyusui Melati.  Melati tidak kelihatan.  Cuma terlihat kedua kakinya bergoyang-goyang tanda ia senang.

Dan sang ipar pun kembali tercengang melihat irma bisa dengan cueknya menyusui di tempat umum seperti itu.  Terdengar gumamannya, "Ih, padahal pendidikannya tinggi begitu."

Memangnya kenapa kalau aku berpendidikan tinggi ?  Apakah karena aku seorang sarjana maka aku harus mengorbankan kepentingan anakku untuk memperoleh nutrisi terbaik ?  Ih, nggak lah yaw !



Hei man, ASI is cool !

(terjemahannya dalam bahasa Sunda : Hei Ujang, ASI teh tiis !)

Monday, May 2, 2011

rambut



"Rambut, rambut siapa ini ?"

Itu becandaan irma dan Wahyudi tiap kali ia menyapu.  Pembagian tugas di rumah, irma masak dan ngurus Melati sedangkan Wahyudi bersih-bersih termasuk nyapu dan ngepel.  Akhir-akhir ini tiap kali dia menyapu pasti banyak ditemukan rambut.

Rambut siapa lagi kalau bukan rambutnya irma.

Ma Oen pernah bilang, "Nanti kalau anakmu udah mulai suka main-main ludah, rambutmu bakalan rontok."  Nggak tau apa hubungannya antara main ludah dengan rambut rontok, yang jelas sekarang memang Melati lagi suka nyembur-nyemburin ludah dan rambut irma rontok banyaaaaaakk sekali.  Setiap hari bisa sampai segenggam tangan.

Hm, waktunya memendekkan rambut nih.


Friday, April 29, 2011

he made me blushing


irma bukanlah penggemar gadget.

Jadi saat teman-teman pada memperbaharui handphone mereka dengan Blackberry atau smartphone lainnya, irma tetap bertahan dengan handphone lama yang cuma bisa buat nelpon dan smsan.  Dan dengerin radio.  Itu fitur yang penting bagi irma.

Tapi karena kemampuannya terbatas begitu jadi handphone irma nggak bisa terima MMS dengan ukuran file photo yang besar.  Seperti kemarin waktu Wahyudi mengirim empat MMS ke handphone irma.  Ia mengirim photo Melati yang katanya mirip sekali dengan irma.

"Yaaaa ... handphonenya Yudi kan smartphone, handphonenya irma asalbisatelpon," sms irma.  Dalam hati irma menambahkan, ngapain sih ngirim MMS kan nanti juga bisa kasih lihat di rumah.

Nggak berapa lama masuk sms Wahyudi yang bikin pipi irma memerah.  "Hehehe, kalau orangnya udah smart, ngapain juga pake handphone yang smart."

He eh, (menurut dia) aku cerdas ya ???





Thursday, April 7, 2011

bulimia


Seperti bayi-bayi lainnya Melati pun suka memasukkan tangan ke dalam mulut.

Tapi seringkali bukan sekedar jari yang dia emut.  Melainkan sekepalan tangan masuk ke dalam mulutnya.  Kadang-kadang malah masuknya dalaaam sekali sampai ke pangkal tenggorokan sehingga ia tersedak dan muntah.  Kalau udah gitu ia akan menangis dan minta mimik banyak-banyak.

Heran.  Kecil-kecil kok ya bulimia.


diprotes suami


Wahyudi suka sekali tempe.

Jadi hampir tiap hari irma masak tempe untuknya.  Diorek, dioseng, atau cuma digoreng aja.  Kemarin irma bikin tempe goreng untuk melengkapi ayam bumbu bali.

Sebelum makan malam Wahyudi sempat menghilang.  Rupanya ia ke rumah sebelah untuk memetik cabe di halamannya.  Tentunya dengan seizin pemilik rumah.

"irma nggak suka sambal ya ?" tanya Wahyudi saat ia mengulek cabe.
"Nggak," jawab irma.
"Tapi kan Mama suka sambal."
"Iya."
"Suamimu juga suka sambal."
"Jadi ... ??"
"Ya bikinin dong !"

Oh, begitu.  Ya deh, lain kali kalau masak tempe goreng lagi irma bikinin sambalnya.  Doooh ... padahal sebenarnya irma tuh paling males ngulek lho !



the last day


Secara resmi mulai tanggal 1 April 2011 irma bukan lagi karyawan  TRID.  Hari itu irma ke kantor untuk mengembalikan kunci loker.  Hari itu pula pertama kalinya irma ke kantor setelah cuti selama 4 bulan 6 hari.  Karena irma masih punya cuti tahunan sebanyak 25 hari maka irma bisa cuti selama itu setelah melahirkan.

"IRMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA .......... !"

Seorang rekan kerja berseru keras saat melihat irma memasuki kantor sore itu.  Langsung rekan-rekan lain pun menghampiri.  Weih, tumben-tumbenan para auditor lagi pada di kantor.  Bahkan seorang welding engineer yang jaraaaaaaang sekali di kantor, hari itu pun dia ada.  Cuma boss-boss besar aja yang nggak ada. 

Senangnya ketemu teman-teman.  Mereka pada menyalami dan memeluk irma.  Kecuali rekan-rekan cowok.  Mereka hanya menyalami saja.  Atau menepuk bahu.  Ya nggak mungkin lah mereka memeluk irma apalagi sampai cium pipi kiri pipi kanan secara irma nggak terbiasa lakukan itu dengan lawan jenis.

Selain irma tentu yang mencuri banyak perhatian adalah Melati.  Beberapa kali ia berpindah tangan dari satu rekan ke rekan lain.  Semua terkagum-kagum dengan rambutnya.  Dan sikapnya yang tidak panik saat mereka gendong.  Melati hanya memandangi mereka dengan matanya yang membulat, seolah merekam wajah-wajah mereka dalam ingatannya.

"Buuuuuuuu ... jangan resign deh Bu !  Dedeknya dibawa ke kantor aja, biar kita-kita yang njagain.  Banyak kok yang mau jadi baby sitternya.  Tapi Ibu jangan resign ya ?" pinta anak-anak admin. 

irma hanya tersenyum menanggapi permintaan mereka.  Tapi dalam hati irma terharu.  Weiiii ... nggak nyangka, mereka begitu mencintai irma.

Ada rekan-rekan yang menyesali keputusan irma untuk resign.  Namun banyak pula yang bersimpati dengan pilihan irma untuk mendampingi Melati di usia keemasannya.


... after 10 years 4 months being a TRID auditor, it is a high time for me to take a break ...



naik angkot


Rabu tanggal 30 Maret 2011.  Hanya tinggal hari itu dan besoknya waktu penyerahan SPT Orang Pribadi tahun 2010.  irma pun berangkat dari rumah untuk menunaikan kewajiban wajib pajak tersebut.

Dari rumah pake taksi ke RS Hermina Depok untuk mengambil akte lahirnya Melati.  Udah lama sih jadinya.  Tapi baru kali itu diambilnya karena kalau keluar rumah cuma buat satu tujuan aja rasanya males banget.  Beres ambil akte terus ke Margo City buat masukan SPT OP ke drop box yang dibuka di sana.

Dari Hermina ke Margo City naik angkot 04 jurusan Depok Timur - Pasar Minggu.

Sengaja pilih angkotnya yang sepi karena irma bawa bayi.  Dan yang penting, nggak ada orang yang ngerokok !  Beruntung banget nggak perlu lama nunggu angkot di seberang Hermina karena kemudian datang angkot 04 dengan penumpang cuma lima orang.  Perempuan semua lagi.  irma pilih tempat duduk yang nyaman biar Melati nggak terkena angin.

Penumpangnya sih sepi tapi supir angkotnya bawa mobil secara ajrut-ajrutan.  Beberapa kali ia menyalip kendaraan lain.  TOOOOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT ........  satu bis patas AC membunyikan klakson ketika disalip angkot tersebut.

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ........... !!!!!!" Melati menangis keras.  Oh, rupanya dia terkejut dengar suara klakson bis itu.  irma pun membujuk dan memeluknya lebih erat.  Alhamdulillah Melati segera tenang kembali.  Agar tidak terlalu keberisikan telinganya irma tutupi dengan selimut.  Nggak pake topi abisnya Melati nggak suka jika kepalanya tertutup.

Turun di depan Detos.  Naik tangga penyeberangan menuju Margo City di seberangnya.  Yah, mobil yang melayani ngangkut pengunjung mal ke lobby udah berangkat.  Jadi irma berjalan kaki menyusuri selasar.  Untung matahari tersembunyi di balik awan jadi hari nggak begitu panas.

Beres urusan SPT OP irma dan Melati lalu pulang pake taksi.  Dalam perjalanan irma sms Wahyudi, cerita hari itu pertama kalinya Melati naik angkot.

"Ohoiii ... mantapp !!" komentarnya.

Iya sih, tapi emaknya yang stress.



bon appetite


Nggak tau kenapa, sejak hamil irma nggak bisa menikmati masakan yang bukan bikinan sendiri.  Padahal dulu waktu kost di Pejaten, tiap minggu pasti irma ke restoran pizza di Warung Buncit.  irma memang suka sekali makan pizza.  Dan restoran itu selain pizzanya enak, tempatnya pun nyaman dan pelayannya ramah.

Tapi sejak hamil, pizza yang biasanya enak itu terasa nggak enak di mulut.  Bukan cuma pizza tapi juga jajanan lainnya.  Akhirnya irma jadi lebih suka masak sendiri meskipun cuma masakan sederhana aja seperti sayur bayam dan tempe goreng.

Ternyata setelah melahirkan tetap aja irma nggak bisa menikmati jajanan.  Kalau diajak makan keluar irma cuma senang suasana ngumpul rame-ramenya aja, ketemu teman-teman.  Tapi makanannya, bweeehh ... formalitas doang.

Jadi sampai sekarang tetap aja lebih suka masak sendiri.  Begitu juga waktu sakit minggu kemarin.  Bukannya pesan makanan lewat jasa layan antar, lagi demam begitu irma tetap ke dapur.  Masak nasi, merebus daging, ngulek bumbu, bikin daging masak bali.  Setelah siap irma pun bersantap sendiri.

Begitu suapan pertama masuk mulut, aaaammm ... rasa manis, pedas, dan asam memenuhi mulut.  Nikmat sekali.  Makan pake nasi hangat, irma sampai tambah beberapa kali.  Kalau istilahnya teman kantor, "Saking nikmatnya makan sampai mertua lewat pun nggak kelihatan."  Iya lah, secara mertua lewat di balik punggung.

Cepat sembuh ya ir.


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?  (QS Ar Rahman, ayat ini diulang-ulang di setiap ayat ganjil mulai dari ayat ke 13 hingga akhir surat)





suster jutek


Paling sebel deh sama orang sakit yang nggak berusaha untuk sembuh.

Yang dimaksud nggak berusaha untuk sembuh tuh, nggak mau istirahat padahal badannya dah ambruk.  Nggak mau ke dokter padahal sakitnya makin parah.  Atau kalaupun ke dokter, saran dokter seperti minum obat nggak dituruti.  Lebih sebel lagi, kalau orang yang sakit itu kemudian mengeluh karena sakitnya.

Demikian pula yang irma rasakan kepada Wahyudi beberapa minggu yang lalu waktu ia demam dan batuk-batuk.

Diajakin ke dokter, nggak mau.  Maunya tidur aja.  Ok, baiklah.  Tapi setelah seharian tidur dan ternyata demamnya makin tinggi, irma pun memaksanya untuk ke dokter.  Setelah diancam nggak boleh dekat-dekat Melati, baru akhirnya Wahyudi mau ke dokter.

Diagnosa dokter, Wahyudi sakit radang tenggorokan.  Dikasih antibiotik buat empat hari dan obat demam plus obat batuk.  Sampai rumah, irma tongkrongin dia untuk meminum obat.  Harus digituin karena sering kali Wahyudi lupa minum obat.

Besoknya panas badannya mulai turun.  Tapi di hari keempat yang merupakan hari terakhir minum antibiotik, panasnya naik lagi.  Sampai lebih dari 39 derajat Celcius.  Pengalaman irma, kalau demam kembali setelah beberapa hari ini harus dicurigai jangan-jangan demam berdarah.  irma pun mengajak Wahyudi untuk ke dokter lagi.

Dan Wahyudi pun menolak (lagi).

"Nggak ah, paling ini karena aku kecapean aja," kilahnya.  Kecapean apa ?  Cape kebanyakan tidur ngkali.  Lha sejak ke dokter tiga hari yang lalu kerjanya cuma tiduuuuuuurrrr aja.  Sampai irma harus membangunkannya hanya untuk minum air putih.  Yang namanya demam dan batuk kan harus banyak minum air putih.

Karena Wahyudi bersikukuh nggak mau ke dokter irma pun mengomel.  "Kamu tuh ya, cobalah berpikir demi anak kamu.  Nggak usah berpikir demi diri kamu sendiri apalagi demi aku.  Mau seperti Pak Michael ?  (Pak Michael adalah CEO Astra Group yang tahun lalu meninggal di Singapore karena demam berdarah).  Karena dia mengabaikan sakitnya makanya dia sampai telat ditangani dan akhirnya meninggal.  Mau kamu seperti itu ?  Apa kamu nggak mau melihat Melati tumbuh dan berkembang hingga ia dewasa ??!"

Mungkin karena diancam seperti itu akhirnya Wahyudi mau juga ke dokter lagi.

Tepat seperti dugaan irma, dokter pun mencurigai kemungkinan demam berdarah.  Atau tifus.  Tes darah pun dilakukan.  Hasilnya, trombosit normal, leukosit tinggi menunjukkan ada infeksi, dan tes widal mengindikasikan gejala tifus.  Jenis antibiotik yang lain diberikan untuk mengobatinya.

Pffff ... irma menghela napas lega.  Untung cepat ketahuan jadi segera diberikan obat yang tepat.  Coba kalau nggak.  Mau, demam terus-terusan ???

Sampai rumah, giliran irma si suster jutek yang batuk-batuk.  Doooh ... kasihan Melati.  Ia dikelilingi dua green monster.  Abis papa dan mamanya selalu pakai masker hijau saat di dekatnya.



Friday, March 25, 2011

four months


Hari ini Melati 4 bulan  lho.

Rencananya hari ini kami akan jalan-jalan.  Mau lihat pameran celengan di Bentara Budaya.  Sebelumnya ke kantor pajak dulu buat serahkan laporan SPT orang pribadi.

Tapi ........ Sutan Sati sedang sakit !  Demamnya masih cukup tinggi.  Tenggorokannya pun masih sakit.  Badannya luluh lantak.  Nyeri-nyeri semua. 

Hiks, batal deh jalan-jalannya.

(makin) tidak aman bersepeda di Jakarta ?


Sedih banget baca milis B2W Indonesia akhir-akhir ini.  Hampir setiap hari adaaaaaa aja berita sepeda hilang.  Umumnya terjadi di gedung-gedung perkantoran Sudirman, Thamrin dan Kuningan.  Salah satu korbannya adalah teman kantor irma.  Sepedanya yang diparkir di parkiran motor di basement 3 hilang digondol maling.  Padahal selama ini irma parkir sepeda di sana baik-baik aja.  Dari kamera CCTV diketahui maling tersebut berpakaian layaknya pesepeda.  Pakai jersey, helm sepeda, kacamata nyepedah yang permukaannya berkilat-kilat, dan ransel. 

Sekarang saat makin banyak yang nyepedah ke kantor makin banyak juga sepeda yang hilang dicuri saat diparkir meski sepeda tersebut dikunci dan digembok.  Bahkan yang diparkir di parkiran khusus sepeda yang terletak tepat di depan lobby utama dengan penjagaan petugas keamanan pun masih bisa dimaling.  Ih, nyebelin bangett !

Tapi yang paling menyedihkan adalah kejadian pesepeda dirampok.  Udah berapa kali irma baca di milis kejadian pesepeda yang dipepet pengendara motor, dipaksa berhenti dengan ancaman.  Pengendara motor itu memukulinya sambil tetap berkendaraan.  Beruntung pesepeda tersebut tidak gentar.  Ia tetap gowes dan berteriak-teriak menarik perhatian massa.  Pengendara motor yang jahat itu pun kabur.  Oh ya, salah satu peseda yang pernah ngalamin kejadian nyaris dirampok ini seorang perempuan lho !

Makanya teman-teman di milis sarankan jangan bersepeda sendirian apalagi kalau malam.  Lebih baik rame-rame dalam rombongan.  Kalau cuma berdua juga belum cukup aman.  Seperti kejadian dua orang pesepeda dirampok di jembatan tugu 66 Kuningan dalam perjalanan pulang ke Mampang Prapatan.  Mereka dipepet dua motor dan dipaksa berhenti.  Empat orang melompat turun dari kedua motor itu.  Di bawah ancaman clurit kedua peseda tersebut dipaksa untuk menyerahkan dompet, handphone, 1 kamera DSLR, dan kedua sepeda lipat.  Total kerugian sekitar 25 juta rupiah.

Doooh ... sedih banget.  Juga menyeramkan.  Kenapa bersepeda di Jakarta sekarang tak ubahnya menyabung nyawa ya ?  Padahal 5 tahun yang lalu saat irma aktif berbike2work, aman-aman aja tengah malam gowes melintasi jalur Kuningan - Mampang - Warung Buncit.  Sambil nyanyi-nyanyi biar nggak berasa sepi sendirian.  Asoy geboy ngebut di jalanan ibu kota .....

Oh betapa kurindu bersepeda lagi.  Kapan bisa bersepeda yang nyaman dan aman di Jakarta selain saat car free day ?



Tuesday, March 22, 2011

Melati chubby chubby


Wajar jika bayi yang baru lahir kemudian mengalami penurunan berat badan.  Tapi kata dokter, yang normal susutnya hanya sekitar 5 - 10% dalam satu minggu.  Setelah itu berat badannya akan naik lagi.

Tapi tidak dengan Lenasati Melati.  Sewaktu lahir beratnya 3,71 kg.  Besar ya.  Tapi di hari ketiga menjelang pulang dari rumah sakit beratnya susut jadi 3,35 kg.  Udah lebih dari 10%.  Dokter spesialis anak yang selama ini mengobservasinya mewanti-wanti kalau beratnya turun terus maka ia harus diberi tambahan susu formula.

Susu formula ??  Aaaaarggghhhh .............. TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK !!!!

Inginnya irma Melati dapatkan ASI eksklusif minimal selama 6 bulan.  Banyak referensi yang mengatakan ASI jauh lebih baik daripada susu formula.  Terutama untuk daya tahan tubuh.  irma sendiri mengamati sewaktu Obie - kucing kami - hilang dan meninggalkan empat anak kucing yang masih menyusu, kondisi mereka langsung menurun meski kami telah berusaha memberinya susu formula pengganti susu induknya.  Memang, tidak ada yang sebagus air susu ibu.

Jadi kalau ASI irma tidak bermasalah kenapa juga harus pakai tambahan susu formula ?  Ibu bidan dari klinik laktasi sudah memeriksa dan ia bilang ASI irma cukup banyak.  Jadi wanti-wanti dokter untuk menggunakan tambahan susu formula irma abaikan.  Melati tetap irma susui dengan ASI.  Ia sendiri seolah tidak kenyang-kenyang.  Hampir setiap dua jam ia minta mimik.  Malam hari pun begitu.  Meski terkantuk-kantuk irma tetap bangun dan menyusuinya.  Demi anak apapun akan dijalani oleh ibu.

Seminggu kemudian kontrol lagi ke dokter spesialis anak.  Dooohhh ... beratnya makin turun jadi 3,2 kg !  Rasanya irma pengen nangis.  Ke mana saja ASI yang selama ini ia minum ?  Lebih sedih lagi waktu dokternya berujar, "Ibu sebenarnya ASInya ada nggak sihh ??!!"  Ih, rasanya pengen nabok.  Wahyudi yang biasanya lebih sabar daripada irma pun jadi emosional.  Dia lihat sendiri perjuangan irma untuk memberi ASI buat Melati.

"Udah, nggak usah didenger apa kata dokter itu !  Yang penting anak kita sehat," Wahyudi menghibur irma.

Memang tidak ada tanda-tanda sakit pada Melati.  Temperatur badannya normal.  Perkembangannya pun baik.  Cuma berat badannya aja yang kok susah sekali naik.  Bahkan hingga usia 1 bulan pun belum juga kembali ke berat badan saat lahir.  irma sampai berpikir apa timbangannya salah ?  Menurut irma untuk mengikuti perkembangan pertambahan berat badannya seharusnya hanya digunakan satu timbangan sebagai acuan.  Yaitu timbangan yang dipakai sewaktu menimbang Melati saat baru lahir.  Ini kan tiap kali nimbang pakai timbangan yang berbeda-beda (doooh ... sampai segitunya pikiran irma.  dasar auditor !)

Hingga akhirnya suatu waktu kami ke dokter spesialis anak di rumah sakit dekat rumah.  Sebenarnya kebetulan aja kami menjumpai dokter itu.  Waktu itu sudah beberapa hari Melati tidak buang air besar.  Hari itu hari Minggu, tidak ada dokter spesialis anak yang praktek di rumah sakit tempat Melati dilahirkan (dan juga tempat biasa ia diperiksa dokter spesialis anak yang nyebelin itu).  Sewaktu browsing di internet, ternyata di rumah sakit dekat rumah kami ada dokter spesialis anak yang praktek di hari Minggu.

Maka kami pun ke rumah sakit itu.  Enak, kalau hari Minggu gitu kliniknya sepi.  Kalau hari lain apalagi hari Sabtu, wuihh ... rame banget !  Gimana nggak rame, yang diperiksa satu anak tapi yang nganter ibu, bapak, aa, teteh, kakek, nenek, tante, ... persis kayak satu iklan mobil di tahun '90an.

Ternyata, dokter spesialis anak yang ini lebih enak diajak diskusi.  Dia bilang bayi umur 0 - 6 bulan memang belum sempurna pencernaannya.  Jadi bisa aja ada kandungan ASI yang tidak bisa ia cerna.  Makanya berat badannya nggak nambah-nambah. 

Dokter tersebut mengangguk-angguk sewaktu tau irma hanya kasih ASI untuk Melati.  "Teruskan aja ASInya Bu, bayinya jangan dikasih susu formula.  Tapi ibu jangan minum susu sapi dan produk turunannya.  Juga lemak tinggi seperti coklat, keju, dan alpukat," sarannya.  Huee ... ternyata coklat termasuk makanan yang harus irma hindari.  Padahal tiap hari irma makan roti coklat buat sarapan dan cemilan sore.

Saran dokter tersebut irma turuti.  Selain berpantang susu sapi dan produk turunannya beserta coklat, keju, dan alpukat, irma juga nggak makan ikan laut, telur, dan kacang tanah karena bahan-bahan itu bikin pipi Melati berbintik-bintik merah.  Jadi bye bye itu pizza, gado-gado, eskrim, coklat, kerupuk udang, ... hwaduhh enak-enak itu semua, hiks.  Apa boleh buat, demi anak.  Nanti kalau Melati udah 6 bulan baru cobain makan yang enak-enak itu lagi.  Mana tau pencernaannya udah makin baik.

Satu bulan kemudian kami ke dokter itu lagi untuk imunisasi Melati.  Kami memutuskan nggak ke dokter yang nyebelin lagi, abis selain ngomongnya nggak enak dia juga selalu telat.  irma sempat harap-harap cemas sewaktu Melati akan ditimbang.  Dan ternyata .... target dari dokter agar berat badannya naik 20 gram/hari terlampaui !  Horeeeeeee ...............

Senangnya.  Sekarang Melati makin berat.  Pipinya tembem dan bersih tanpa bintik-bintik merah.  Benar-benar menggemaskan.  Meski tangan irma yang pernah cedera kadang-kadang kesakitan kalau menggendong dia, tapi irma senang.  Nggendong dia sambil menciumi pipinya, dan berseru, "Melati chubby chubby !  Melati chubby chubby !"

Dan Melati pun tersenyum.  Kalau lihat senyumnya, hilang deh keinginan mencicipi yang enak-enak tapi irma lagi nggak boleh makan itu.  Dalam hati irma bilang, "Inget ir, demi anak, demi anak.  Apa yang kamu makan, itu berpengaruh sama Melati."




Saturday, March 19, 2011

ngurusin pembantu


Waktu kami baru pindah ke kediaman yang sekarang, pernah irma bertanya pada Wahyudi, "Ketua RT di sini siapa ya ?"  Jawab Wahyudi, "Pak Yudi, rumahnya nomor H71."

irma terbengong-bengong dengar jawabannya.  Sejurus kemudian Wahyudi menyadari ucapannya.  "Eh salah ya.  Itu kan namaku sendiri," ia menepuk dahinya.  Lalu Wahyudi kasih tau nama Ketua RT yang benar.

Siapa sangka, nggak sampai 2 tahun kemudian ucapannya yang salah itu jadi kenyataan.

Iya, sekarang Wahyudi jadi Ketua RT di wilayah kami.

Dan ia cukup dibuat repot dengan tugasnya sebagai Ketua RT.  Mana semua dia kerjakan sendiri lagi.  Abisnya ia belum mendapatkan sekretaris dan bendahara.  "Sebel deh, orang-orang yang memilihku jadi RT malah pada kabur, menghindar tiap kali aku mintain tolong untuk gabung di pengurusan RT," keluhnya.

Tugasnya yang pertama sebagai Ketua RT adalah mencocokkan data pembayaran IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) antara kartu warga dengan kartu pengurus RW.  Gara-gara kesalahan administrasi pengurus RW sebelumnya nih, jadi ada perbedaan jumlah antara uang yang diterima dengan yang dilaporkan.  Kasihan, selama sebulan itu setiap weekend ia berkeliling area blok H, mendatangi setiap rumah.  Ada warga yang baik menerimanya.  Ada juga yang menyambutnya dengan wajah masam dan ketus berbicara.  Paling sedih di salah satu rumah ia disuruh berdiri menunggu di teras selama pemilik rumah mencari-cari kartu IPLnya.  Mana lama lagi nyarinya !

Sejak Wahyudi jadi Ketua RT jadi banyak yang datang ke rumah.  Umumnya mereka minta surat pengantar ke RW dan Kelurahan untuk pembuatan KTP, Kartu Keluarga, laporan kelahiran anak, izin usaha, dll.  Tapi sering juga yang datang menyampaikan keluhan, seperti terganggu dengan tetangga yang sedang merenovasi rumah.  Kalau begini Wahyudi harus bijak bertindak selaku penengah.

Tapi tugas paling ajaib yang harus ia lakukan adalah berkaitan dengan pembantu.  Ini terjadi dua minggu lalu.

Kasus yang pertama, seorang pembantu datang ke rumah mencari Pak RT.  Setelah ketemu Wahyudi ia cerita kalau ia dimarahi majikannya karena dianggap terlalu lama pergi sewaktu ia berkunjung ke rumah kakaknya seizin majikannya tersebut.  Karena sudah sering berselisih dengan majikannya itu maka sang PRT memilih untuk berhenti aja.  "Nggak apa-apa deh Pak (sebagian) gaji saya nggak dibayar, asal saya bisa berhenti," katanya.  Setiap bulan ia hanya menerima setengah gaji.  Yang setengah lagi disimpan majikannya untuk diberikan akhir tahun nanti.

Sang PRT merelakan sebagian gajinya hilang tapi yang jadi masalah adalah handphone dan KTPnya ditahan oleh majikannya juga.  Heh, KTP ???  Itu kan identitas yang wajib dimiliki dan dipegang oleh setiap penduduk Indonesia yang sudah dewasa.  Kok ditahan majikannya begini sih ?!!!  Kayak kasus TKW di Timur Tengah yang paspor dan dokumen keimigrasian lainnya ditahan majikan biar ia tidak kabur.

Kasus kedua, kejadiannya malam minggu waktu Wahyudi sedang bersantai di rumah nonton Liga Inggris di tv.  Tiba-tiba rumah kami diketuk petugas keamanan.  "Pak RT, pembantu rumah yang di ujung itu kesurupan !" serunya.  Wahyudi pun bergegas ke sana.  Nggak berapa lama ia kembali.  "ir, aku pergi dulu ya.  Pembantu itu rupanya pingsan setelah minum obat sakit kepala, bukan kesurupan.  Aku mau antar dia ke klinik dekat sini.  Yang punya rumahnya lagi nggak ada," Wahyudi mengambil kunci mobil.  Ia pergi didampingi petugas keamanan.

Lamaaaaaaa ia pergi sampai irma menelponnya.  "Udah masuk komplek nih, bentar lagi sampai rumah," jawabnya.  Begitu sampai rumah ia langsung cerita, "Weeeh, ternyata pembantu itu lagi hamil !  Temennya yang pembantu di rumah itu juga bilang emang seharian ini dia nggak enak badan."

Pertanyaan irma, "Sekarang kondisinya bagaimana ?  Trus suaminya di mana ?  Udah dihubungi ?"

"Dia masih di klinik, lagi diobservasi sama dokter.  Temennya nungguin di sana.  Suaminya katanya di Jambi.  Dia baru seminggu kerja di sini," cerita Wahyudi.  "Kasihan, kayaknya mereka nggak diurusin sama majikannya.  Tadi aku tanya majikannya ke mana, mereka bilang majikan yang laki lagi shooting nggak bisa diganggu.  Majikan yang perempuan pergi.  Ditelpon, nggak njawab."

Doooh, kasihan sekali.

Besok paginya sewaktu Wahyudi lagi nyuci mobil, temannya PRT tersebut datang ke rumah.  "Pak, bisa minta tolong antarkan ke tempat naik bis ?  Kami mau pulang tapi teman saya nggak kuat jalan," katanya.

Lho ??

Rupanya tadi pagi mereka balik dari klinik.  Sampai rumah majikan yang perempuan sudah menunggu.  Mereka dipecat.  Dan disuruh keluar dari rumah majikannya saat itu juga. 

"Ok deh, kebetulan saya juga nanti mau keluar.  Tunggu aja ya," jawab Wahyudi.  Hari itu Wahyudi mau ke dokter hewan untuk vaksinasi Maggie, kucing kami.

"Ngg ... boleh menunggu di sini Pak ?  Kami nggak berani nunggu di rumah, nanti Ibu marah lagi," pintanya lagi.

Jadi pembantu yang tadi malam pingsan itu duduk menunggu di rumah kami.  Mukanya pucat sekali.  Sementara itu temannya berkeliling untuk pamitan dengan teman-temannya sesama PRT. 

Setengah jam kemudian Wahyudi berangkat bersama kedua PRT tersebut.  Wahyudi antarkan mereka sampai ketemu angkot menuju Kampung Rambutan.  Setelah itu baru ia ke dokter hewan.

Sampai rumah Wahyudi langsung komentar, "Heran, dari kemarin ngurusin pembantu melulu.  Emang job desc nya Pak RT termasuk ngurusin itu ya ??  Padahal kita sendiri nggak punya pembantu."

Huehehehe.  Masih mending.  Ketua RT yang dulu sempat dibuat pusing sama ulah seorang tamu perempuan yang mengamuk di salah satu rumah warga.  Rupanya itu rumah suaminya yang menikah lagi tanpa sepengetahuannya.  Ia datang ke sana untuk melabrak sang suami beserta istri mudanya.  Whadoooooh ............






Wednesday, March 16, 2011

yang bikin hidup lebih berasa


Waktu kapan gitu ya, sama temen-temen ngomongin iklan rokok yang slogannya "Bikin hidup lebih hidup".  Trus kita jadi ngebahas apa sih yang bikin hidup ini jadi terasa lebih.

Macam-macam jawabnya. 

Ada yang bilang rokok, kopi, saat memberi pada yang kekurangan, atau aktifitas yang memicu adrenalin seperti rafting dan downhill cycling.  Ketika mereka menoleh pada irma dan bertanya, "Kalo elo ir, apa yang bikin hidup lo berasa lebih ?".  Jawab irma,

Ketika aku menyusui bayiku

Saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya.  Saat lidahnya mengecap puting, dan air susu dari diriku terasa mengalir ke dalam mulutnya.  Matanya yang kecil mengintip dari balik payudara, menatap langsung ke mataku.  Kadang ia bergumam seolah berkata padaku, "Oh, it's so good Mom, it's really really good." 

Kini ia semakin besar.  Seringkali saat menyusu begitu tangan mungilnya menyentuh wajahku.  Gerakan motoriknya belum terlalu halus tapi ia berusaha membelaiku.  Kadang aku meneteskan air mata.  Bukan karena sakit tapi karena haru dan bersyukur.  Betapa beruntungnya aku mendapat kesempatan untuk menyusuinya.


Oh nak, sungguh kau merupakan penghibur hati.






Monday, March 7, 2011

hadiah ulang tahun


Tadi pagi Wahyudi kehilangan kunci mobil.  Dia tuh, memang pelupa banget.  Seringkali lupa di mana menaruh barang.  Kehilangan kunci mobil ini bukan yang pertama kali.  Udah sering irma ingatkan untuk selalu menaruhnya di tempat yang tetap, yaitu di kotak tempat ia menaruh dompet dan handphone.  Tapi selaluuuuuuu aja lupa.  Akhirnya jadi ritual rutin kalau mau pergi nyari-nyari kunci mobil dulu.

Biasanya kunci tersebut ditemukan di saku seragam kerja, atau di dalam tas.  Tapi kali ini kunci itu nggak ada di sana.  Akhirnya penjuru rumah ditelusuri, mungkin keselip di rak buku.  Bahkan dudukan toilet pun diangkat mana tau kuncinya terjatuh ke sana.

Tapi hasilnya nihil.

"Mungkin masih di mobil," Wahyudi beranjak ke carport.  Astaghfirullah, ternyata mobil nggak dikunci !  Pintunya mudah dibuka tanpa bunyi alarm.  irma menggeleng-gelengkan kepala.  Dooohhh ... teledor sekali sihh !

Di dalam mobil pun nggak ditemukan kunci.

Wahyudi terduduk lesu.  "Minum dulu deh," ia mengambil teh manis hangat yang irma siapkan.  Lalu sambil mengunyah-kunyah roti ia berusaha mengingat-ingat di mana semalam ia letakkan kunci mobil.

irma berjalan ke kamar, berusaha mencari kunci mobil di sana.  Jadi ingat percakapan dengan seorang supir di kantor.  Dia bilang, "Kalau mau pergi, dompet sering lupa (dibawa) kan ?  Handphone juga begitu.  Tapi kalau sepatu, nggak lupa kan ?  Makanya saya taruh dompet dan handphone di atas sepatu."

Teringat percakapan itu irma pun melirik ke rak sepatu di hadapan pintu kamar.  Dan .... benar !  Kunci mobil itu tergeletak di dalam safety shoes yang kemarin Wahyudi pakai ke pabrik.  Tertawa-tawa irma ambil kunci itu lalu kasihkan kepada Wahyudi.

"Hah, ketemu di mana ?"
"Di mana coba ?"
"Di kamar ?  Tadi aku cari-cari di sana nggak ada."
"Di dalam sepatu !  Di safety shoes !"
"Hah, kok bisa ?"
"Yey, nggak tau.  Kan Yudi yang narok, bukan irma."

Wahyudi menggaruk-garuk kepala.

irma berkata, "Itu, tandanya kamu udah makin tua.  Makin pelupa.  Kan kamu 42 tahun hari ini.  Selamat ulang tahun ya."

Lalu irma memeluknya.

Wahyudi terlihat malu.  Entah karena irma peluk atau karena irma ledek.

"He eh, makasih ya.  Duh, dapat kado ulang tahunnya kok kehilangan kunci begini," katanya.


Selamat ulang tahun Wahyudi.

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari ku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."  (QS Maryam : 33)



ibu buruk, anak cantik

Kemarin ke pernikahannya Kak Putri.  Inilah pertama kalinya Lenasati Melati menghadiri acara keluarga besar Sulun St. Malenggang.  Ketemu banyak nenek dan tante-tante.  Semua pada pengen melihat dia dari dekat.  Beberapa kali ia di "hand over", berpindah dari satu tangan ke tangan lain.  Banyak yang pengen nggendong dia.  Termasuk seorang tantenya irma dari Medan yang sampai sekarang belum juga dikarunia anak.  Padahal usianya dah lebih dari 40 tahun.

"Mudah-mudahan aku ketularan, dapat anak semanis ini pula," katanya sambil menimang-nimang Melati.  Amin.

Melati sendiri sepertinya menikmati di "hand over".  Ia sama sekali tidak menangis ataupun panik.  Sikapnya manis sekali.  Ia hanya memutar kepalanya mencari irma.  Tau irma ada di dekatnya ia pun duduk tenang dalam gendongan.  Matanya menatap yang menggendong ia, seolah-olah berusaha merekam dalam ingatannya.

"Mirip irma sekali ya.  Beginilah si irma waktu kecil dulu," begitu kata sanak saudara.

irma dan Wahyudi terkekeh.  Minggu lalu waktu kami kumpul bersama keluarganya Wahyudi, semua bilang Melati itu Wahyudi banget.  Benar-benar mirip Wahyudi waktu kecil.  Sekarang di keluarga irma dibilangnya mirip irma.

Tapi ada satu komentar yang bikin irma terbahak-bahak.  Komentarnya Ibu Yati, tante irma yang dari Palembang.  Ketika menggendong Melati ia berkata dengan dialek Lahatnya, "Aih, budak ini cantik nian.  Padahal irmanya, cantik pun idak.  Wahyudinya pun biaso.  Kok bisa kamu berdua punya anak cantik begini ??"

Hahaha, mungkin itu yang namanya perbaikan keturunan.

 

... isn't she lovely, made of love ...  (dari lagunya Stevie Wonder)

 

 

Sunday, January 23, 2011

teu nyaho


Beberapa waktu yang lalu Wahyudi minta bantuan salah seorang petugas keamanan komplek.  Ketika Wahyudi menanyakan sesuatu, jawabnya,

"Teu nyaho !"

"Duh, rasanya sakit hatiiii sekali dijawab pake bahasa kasar begitu.  Tapi kayaknya orang-orang sini bahasa Sundanya kasar ya ?" cerita Wahyudi.  Bahkan Wahyudi yang bukan orang Sunda pun tau kata-kata itu termasuk tingkatan bahasa yang kasar.

Hmm, jadi ingat pelajaran bahasa Sunda waktu SMP dulu.  Guru irma bilang bahasa Sunda yang paling halus adalah bahasa Sunda yang di Bandung.  Masa' sih ??  Perasaan yang sering irma dengar orang-orang di Bandung bercakap-cakap nggak jauh beda dengan si gukguk yang suka bunyi kaing, kaing, kaing.  Abisnya, kata "Anjing" dipakai sebagai kata ganti orang kedua.

"Ka dieu, anjing !"
"Anjing, maneh teh !
"Hei anjing, pang meulikeun rokok geura !"

... dan masih banyak lagi contoh penggunaan nama hewan berbunyi kaing, kaing, kaing itu dalam percakapan sehari-hari.

Herannya, yang dipanggil kok mau aja ?

Jadi irma mengerutkan kening waktu guru SMP irma itu bilang bahasa Sunda yang paling halus itu ada di Bandung.  Jangan-jangan yang beliau maksud bahasa Sunda yang paling halus ada di Bandung pada masa Wiranatakusumah II, bupati Bandung yang mendirikan kota Bandung 200 tahun yang lalu.  Bukan sekarang.



Thursday, January 20, 2011

our baby girl



kenalkan, ini Lenasati Melati Yuwono.

Lahir tanggal 26 November 2010, pukul 20.26 melalui persalinan caesarean section yang mendadak harus segera dilakukan padahal niat ke rumah sakit hari itu cuma untuk kontrol aja.

Banyak yang bertanya, artinya apa ?

Hmmm ... aku tidak akan menerangkan artinya tapi aku akan ceritakan kenapa kami memberinya nama itu.

Sejak awal kehamilan irma dan Wahyudi sepakat bahwa kami tidak akan memberi nama anak kami dengan nama-nama Arab yang banyaaaaaaakkk sekali dipakai sekarang ini.  Kami ingin berikan nama Indonesia secara dia orang Indonesia, iya tho ??

Namanya merupakan gabungan dari nama pemberian irma dan Wahyudi.  Lenasati, itu irma yang bikin.  Lena adalah nama almarhumah neneknya irma yang pernah hadir dalam mimpi dan kasih tau irma akan segera hamil.  Hasil selancarannya Wahyudi di internet, Lena artinya the bright one.  Tapi ada juga yang bilang singa betina, hahaha.  Sedangkan Sati diambil dari gelar yang Mamaknya irma berikan kepada Wahyudi waktu kami menikah.  Yaitu Sutan Sati.

Melati adalah kembang kesukaan Wahyudi.  Jika pohon melati di halaman rumah berbunga Wahyudi suka memetik kuntumnya dan ditaruh di kamar biar wangi.  Waktu irma hamil Wahyudi bilang kalau anaknya perempuan ia akan kasih nama Melati.  Dipadukan jadi Lenasati Melati.  Ditambahkan Yuwono yang diambil dari nama belakangnya Wahyudi. 

Lenasati Melati Yuwono

Makna yang terkandung dalam nama tersebut adalah harapan kami semoga ia menjadi perempuan yang terampil dan mandiri seperti Nenek Lena, dan mengharumkan keluarga Yuwono.

Panggilannya ?

Nah, ini yang kemudian bikin irma sedih.  Mama bilang anaknya irma boleh pake nama Nenek Lena tapi janganlah ia dipanggil "Lena".  Takutnya nanti orang akan menambahkan kata "si" di depannya.  Di keluarga Mama, penggunaan kata "si" di depan nama menunjukkan ketidaksopanan.  "Nanti Nenek Lena di sana sedih kalau namanya dipanggil-panggil pake 'si'," Mama menunjuk ke atas. "Sodara-sodaranya Mama pun bisa marah."  arrrrggghhhhh ............... !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jadi nama panggilan (resmi)nya Melati.  Tapi sama keluarganya Wahyudi disingkat jadi Mel.  Ih, sebel.  Mel itu nama sepedanya irma, tau !

irma sendiri lebih suka memanggilnya Lenasati.  Lebih manis dan nggak ada yang nyamain.  Lagipula, nama Lenasati itu kan irma yang bikin, hehehe.