Friday, April 29, 2011

he made me blushing


irma bukanlah penggemar gadget.

Jadi saat teman-teman pada memperbaharui handphone mereka dengan Blackberry atau smartphone lainnya, irma tetap bertahan dengan handphone lama yang cuma bisa buat nelpon dan smsan.  Dan dengerin radio.  Itu fitur yang penting bagi irma.

Tapi karena kemampuannya terbatas begitu jadi handphone irma nggak bisa terima MMS dengan ukuran file photo yang besar.  Seperti kemarin waktu Wahyudi mengirim empat MMS ke handphone irma.  Ia mengirim photo Melati yang katanya mirip sekali dengan irma.

"Yaaaa ... handphonenya Yudi kan smartphone, handphonenya irma asalbisatelpon," sms irma.  Dalam hati irma menambahkan, ngapain sih ngirim MMS kan nanti juga bisa kasih lihat di rumah.

Nggak berapa lama masuk sms Wahyudi yang bikin pipi irma memerah.  "Hehehe, kalau orangnya udah smart, ngapain juga pake handphone yang smart."

He eh, (menurut dia) aku cerdas ya ???





Thursday, April 7, 2011

bulimia


Seperti bayi-bayi lainnya Melati pun suka memasukkan tangan ke dalam mulut.

Tapi seringkali bukan sekedar jari yang dia emut.  Melainkan sekepalan tangan masuk ke dalam mulutnya.  Kadang-kadang malah masuknya dalaaam sekali sampai ke pangkal tenggorokan sehingga ia tersedak dan muntah.  Kalau udah gitu ia akan menangis dan minta mimik banyak-banyak.

Heran.  Kecil-kecil kok ya bulimia.


diprotes suami


Wahyudi suka sekali tempe.

Jadi hampir tiap hari irma masak tempe untuknya.  Diorek, dioseng, atau cuma digoreng aja.  Kemarin irma bikin tempe goreng untuk melengkapi ayam bumbu bali.

Sebelum makan malam Wahyudi sempat menghilang.  Rupanya ia ke rumah sebelah untuk memetik cabe di halamannya.  Tentunya dengan seizin pemilik rumah.

"irma nggak suka sambal ya ?" tanya Wahyudi saat ia mengulek cabe.
"Nggak," jawab irma.
"Tapi kan Mama suka sambal."
"Iya."
"Suamimu juga suka sambal."
"Jadi ... ??"
"Ya bikinin dong !"

Oh, begitu.  Ya deh, lain kali kalau masak tempe goreng lagi irma bikinin sambalnya.  Doooh ... padahal sebenarnya irma tuh paling males ngulek lho !



the last day


Secara resmi mulai tanggal 1 April 2011 irma bukan lagi karyawan  TRID.  Hari itu irma ke kantor untuk mengembalikan kunci loker.  Hari itu pula pertama kalinya irma ke kantor setelah cuti selama 4 bulan 6 hari.  Karena irma masih punya cuti tahunan sebanyak 25 hari maka irma bisa cuti selama itu setelah melahirkan.

"IRMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA .......... !"

Seorang rekan kerja berseru keras saat melihat irma memasuki kantor sore itu.  Langsung rekan-rekan lain pun menghampiri.  Weih, tumben-tumbenan para auditor lagi pada di kantor.  Bahkan seorang welding engineer yang jaraaaaaaang sekali di kantor, hari itu pun dia ada.  Cuma boss-boss besar aja yang nggak ada. 

Senangnya ketemu teman-teman.  Mereka pada menyalami dan memeluk irma.  Kecuali rekan-rekan cowok.  Mereka hanya menyalami saja.  Atau menepuk bahu.  Ya nggak mungkin lah mereka memeluk irma apalagi sampai cium pipi kiri pipi kanan secara irma nggak terbiasa lakukan itu dengan lawan jenis.

Selain irma tentu yang mencuri banyak perhatian adalah Melati.  Beberapa kali ia berpindah tangan dari satu rekan ke rekan lain.  Semua terkagum-kagum dengan rambutnya.  Dan sikapnya yang tidak panik saat mereka gendong.  Melati hanya memandangi mereka dengan matanya yang membulat, seolah merekam wajah-wajah mereka dalam ingatannya.

"Buuuuuuuu ... jangan resign deh Bu !  Dedeknya dibawa ke kantor aja, biar kita-kita yang njagain.  Banyak kok yang mau jadi baby sitternya.  Tapi Ibu jangan resign ya ?" pinta anak-anak admin. 

irma hanya tersenyum menanggapi permintaan mereka.  Tapi dalam hati irma terharu.  Weiiii ... nggak nyangka, mereka begitu mencintai irma.

Ada rekan-rekan yang menyesali keputusan irma untuk resign.  Namun banyak pula yang bersimpati dengan pilihan irma untuk mendampingi Melati di usia keemasannya.


... after 10 years 4 months being a TRID auditor, it is a high time for me to take a break ...



naik angkot


Rabu tanggal 30 Maret 2011.  Hanya tinggal hari itu dan besoknya waktu penyerahan SPT Orang Pribadi tahun 2010.  irma pun berangkat dari rumah untuk menunaikan kewajiban wajib pajak tersebut.

Dari rumah pake taksi ke RS Hermina Depok untuk mengambil akte lahirnya Melati.  Udah lama sih jadinya.  Tapi baru kali itu diambilnya karena kalau keluar rumah cuma buat satu tujuan aja rasanya males banget.  Beres ambil akte terus ke Margo City buat masukan SPT OP ke drop box yang dibuka di sana.

Dari Hermina ke Margo City naik angkot 04 jurusan Depok Timur - Pasar Minggu.

Sengaja pilih angkotnya yang sepi karena irma bawa bayi.  Dan yang penting, nggak ada orang yang ngerokok !  Beruntung banget nggak perlu lama nunggu angkot di seberang Hermina karena kemudian datang angkot 04 dengan penumpang cuma lima orang.  Perempuan semua lagi.  irma pilih tempat duduk yang nyaman biar Melati nggak terkena angin.

Penumpangnya sih sepi tapi supir angkotnya bawa mobil secara ajrut-ajrutan.  Beberapa kali ia menyalip kendaraan lain.  TOOOOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT ........  satu bis patas AC membunyikan klakson ketika disalip angkot tersebut.

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ........... !!!!!!" Melati menangis keras.  Oh, rupanya dia terkejut dengar suara klakson bis itu.  irma pun membujuk dan memeluknya lebih erat.  Alhamdulillah Melati segera tenang kembali.  Agar tidak terlalu keberisikan telinganya irma tutupi dengan selimut.  Nggak pake topi abisnya Melati nggak suka jika kepalanya tertutup.

Turun di depan Detos.  Naik tangga penyeberangan menuju Margo City di seberangnya.  Yah, mobil yang melayani ngangkut pengunjung mal ke lobby udah berangkat.  Jadi irma berjalan kaki menyusuri selasar.  Untung matahari tersembunyi di balik awan jadi hari nggak begitu panas.

Beres urusan SPT OP irma dan Melati lalu pulang pake taksi.  Dalam perjalanan irma sms Wahyudi, cerita hari itu pertama kalinya Melati naik angkot.

"Ohoiii ... mantapp !!" komentarnya.

Iya sih, tapi emaknya yang stress.



bon appetite


Nggak tau kenapa, sejak hamil irma nggak bisa menikmati masakan yang bukan bikinan sendiri.  Padahal dulu waktu kost di Pejaten, tiap minggu pasti irma ke restoran pizza di Warung Buncit.  irma memang suka sekali makan pizza.  Dan restoran itu selain pizzanya enak, tempatnya pun nyaman dan pelayannya ramah.

Tapi sejak hamil, pizza yang biasanya enak itu terasa nggak enak di mulut.  Bukan cuma pizza tapi juga jajanan lainnya.  Akhirnya irma jadi lebih suka masak sendiri meskipun cuma masakan sederhana aja seperti sayur bayam dan tempe goreng.

Ternyata setelah melahirkan tetap aja irma nggak bisa menikmati jajanan.  Kalau diajak makan keluar irma cuma senang suasana ngumpul rame-ramenya aja, ketemu teman-teman.  Tapi makanannya, bweeehh ... formalitas doang.

Jadi sampai sekarang tetap aja lebih suka masak sendiri.  Begitu juga waktu sakit minggu kemarin.  Bukannya pesan makanan lewat jasa layan antar, lagi demam begitu irma tetap ke dapur.  Masak nasi, merebus daging, ngulek bumbu, bikin daging masak bali.  Setelah siap irma pun bersantap sendiri.

Begitu suapan pertama masuk mulut, aaaammm ... rasa manis, pedas, dan asam memenuhi mulut.  Nikmat sekali.  Makan pake nasi hangat, irma sampai tambah beberapa kali.  Kalau istilahnya teman kantor, "Saking nikmatnya makan sampai mertua lewat pun nggak kelihatan."  Iya lah, secara mertua lewat di balik punggung.

Cepat sembuh ya ir.


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?  (QS Ar Rahman, ayat ini diulang-ulang di setiap ayat ganjil mulai dari ayat ke 13 hingga akhir surat)





suster jutek


Paling sebel deh sama orang sakit yang nggak berusaha untuk sembuh.

Yang dimaksud nggak berusaha untuk sembuh tuh, nggak mau istirahat padahal badannya dah ambruk.  Nggak mau ke dokter padahal sakitnya makin parah.  Atau kalaupun ke dokter, saran dokter seperti minum obat nggak dituruti.  Lebih sebel lagi, kalau orang yang sakit itu kemudian mengeluh karena sakitnya.

Demikian pula yang irma rasakan kepada Wahyudi beberapa minggu yang lalu waktu ia demam dan batuk-batuk.

Diajakin ke dokter, nggak mau.  Maunya tidur aja.  Ok, baiklah.  Tapi setelah seharian tidur dan ternyata demamnya makin tinggi, irma pun memaksanya untuk ke dokter.  Setelah diancam nggak boleh dekat-dekat Melati, baru akhirnya Wahyudi mau ke dokter.

Diagnosa dokter, Wahyudi sakit radang tenggorokan.  Dikasih antibiotik buat empat hari dan obat demam plus obat batuk.  Sampai rumah, irma tongkrongin dia untuk meminum obat.  Harus digituin karena sering kali Wahyudi lupa minum obat.

Besoknya panas badannya mulai turun.  Tapi di hari keempat yang merupakan hari terakhir minum antibiotik, panasnya naik lagi.  Sampai lebih dari 39 derajat Celcius.  Pengalaman irma, kalau demam kembali setelah beberapa hari ini harus dicurigai jangan-jangan demam berdarah.  irma pun mengajak Wahyudi untuk ke dokter lagi.

Dan Wahyudi pun menolak (lagi).

"Nggak ah, paling ini karena aku kecapean aja," kilahnya.  Kecapean apa ?  Cape kebanyakan tidur ngkali.  Lha sejak ke dokter tiga hari yang lalu kerjanya cuma tiduuuuuuurrrr aja.  Sampai irma harus membangunkannya hanya untuk minum air putih.  Yang namanya demam dan batuk kan harus banyak minum air putih.

Karena Wahyudi bersikukuh nggak mau ke dokter irma pun mengomel.  "Kamu tuh ya, cobalah berpikir demi anak kamu.  Nggak usah berpikir demi diri kamu sendiri apalagi demi aku.  Mau seperti Pak Michael ?  (Pak Michael adalah CEO Astra Group yang tahun lalu meninggal di Singapore karena demam berdarah).  Karena dia mengabaikan sakitnya makanya dia sampai telat ditangani dan akhirnya meninggal.  Mau kamu seperti itu ?  Apa kamu nggak mau melihat Melati tumbuh dan berkembang hingga ia dewasa ??!"

Mungkin karena diancam seperti itu akhirnya Wahyudi mau juga ke dokter lagi.

Tepat seperti dugaan irma, dokter pun mencurigai kemungkinan demam berdarah.  Atau tifus.  Tes darah pun dilakukan.  Hasilnya, trombosit normal, leukosit tinggi menunjukkan ada infeksi, dan tes widal mengindikasikan gejala tifus.  Jenis antibiotik yang lain diberikan untuk mengobatinya.

Pffff ... irma menghela napas lega.  Untung cepat ketahuan jadi segera diberikan obat yang tepat.  Coba kalau nggak.  Mau, demam terus-terusan ???

Sampai rumah, giliran irma si suster jutek yang batuk-batuk.  Doooh ... kasihan Melati.  Ia dikelilingi dua green monster.  Abis papa dan mamanya selalu pakai masker hijau saat di dekatnya.