Wednesday, September 27, 2006

just married !

Hari Senin kemarin seorang teman yang baru nikah udah mulai ngantor lagi.  Setelah 10 hari cuti untuk persiapan pernikahan dan bulan madu ke Lombok.  Teman-teman pada ngerubungin dia.  'Gimana, enak nggak ?' to the point seorang staff Marketing bertanya padanya.  Yang ditanya cuma senyum-senyum aja.  Dia malah nanya kabar yang lain, 'Kok kamu jadi item sih ?'  'Alah, bilang aja lu yang baru balik bulan madu !' yang ditanya sewot menjawab.


Trus tadi waktu dia mau pulang, teman-teman nahan dia karena mau diajak hang-out dulu ke manaaa gitu.  'Eh, istri gue udah nungguin. Gue janji sama dia ...' just married man tadi menolak.  Bukannya dikasih pulang, dia malah ditarik duduk sama yang lain.  'Ah alasan aja deh lu ! Jijik deh gue dengernya,' temannya bilang.


Hehe, jijik ... atau loe ngiri ?

Arwana

Hari Sabtu kemarin makan di Bakmi Golek Rawamangun.  Duduk dekat akuarium.  Lihat ikan arwana bolak-balik berenang hilir mudik.  Jadi ingat waktu SMP dulu ada teman irma yang suka ikan arwana.  Namanya Wien.  Sebenarnya itu bukan peliharaan dia.  Tapi kepunyaan bapaknya.  Karena bapaknya tugas kerja di Kalimantan dan pulang ke Bandung 2 bulan sekali, jadi Wien yang ngurusin.


Wien bilang arwananya suka dikasih makan serangga hidup.  Kecoa, kelabang.  'Iya, kalau dikasih kelabang dia jadi agresif. Tapi sisiknya jadi bagus kemerahan,' komentar Wahyudi waktu irma cerita arwana Wien dikasih makan kelabang.  Wahyudi penggemar ikan.  Pernah pelihara arwana juga.  Tapi karena sibuk dengan kerjaan di pabrik jadi arwananya terbengkalai dan mati.  Sampai sekarang dia belum pelihara ikan lagi.  Makanya kalau jalan-jalan dan ketemu ikan hias, dia senang sekali.


Hm, kelabang kan masih saudaraan sama kaki seribu ya ?  Bisa dong kaki seribu yang suka nongkrong di kamar mandi kamar kost irma dikasihin ke arwana.  'Iya bisa,' jawab Wahyudi.  Jadi ... penyelesaian masalah kaki seribu di kamar mandi, pelihara arwana aja gitu ?? 


Yah ... sama ibu kost nggak boleh tuh pelihara hewan apapun termasuk ikan arwana

Tuesday, September 26, 2006

menulis

Seperti biasa tadi pagi berangkat ke kantor sambil dengar radio.  Penyiarnya ngutip kata-kata bijak dari seorang penulis.


'... Jika anda ingin dikenang setelah meninggal, tulislah sesuatu yang berguna.  Jika anda tidak bisa menulis, berbuatlah sesuatu yang berguna untuk ditulis (oleh orang lain) ...'


Jadi, sudahkah anda menulis hari ini ??

Monday, September 25, 2006

I love this Monday !

Kemarin boss bule pergi presentasi.  Makanya seharian bisa on-line terus.  Sampai bisa berbalas MP sama djendral kantjil buatan Bandung.  Jam 4 sore waktu irma lagi beres-beres meja, boss lewat.  Dia baru balik dari tempat client.


'Finish ?' tanyanya.


'Yes Sir, I'm finish for today.'


'Good. So you can get home before darkness,' boss senyum.


Hehe, do'i tau nggak yaa ... kalau yang irma maksud dengan '.. finish for today ..' tuh finish chatting, browsing, surfing, ... pokoknya segala yang -ing -ing dengan internet (ya jelas bukan kaing kaing kaing lah)


Dan maksud irma buru-buru pulang bukan biar Maghrib udah di rumah.  Tapi karena irma mau ... nomat 'the Devil Wears Prada' !


 

Sunday, September 24, 2006

3G

Minggu lalu XL launching layanan 3G.  Trus tadi teman kantor ada yang udah upgrade handphonenya ke 3G.  Yang lain pada ngerubutin waktu dia peragain video streaming.  Ni orang emang gadget mania banget.  Dulu dia juga yang pertama kali pake PDA di kantor.  Padahal boss besar masih pake communicator urdu alias yang seri pertama keluar. 


Ih, bagus ya.  Ih, mau dong.  Gitu komentar teman-teman irma melihat demo 3G.  Sementara irma terbengong-bengong melihat kehebohan itu.


Ma, beli henpon tri ji yuk Ma, ajak seorang teman.  Nggak ah.  Soalnya kalau buat gue 3G itu : Gagap, Gaptek, Grrrrr .........

Rumah

Kemarin Wahyudi ngajak lihat pameran rumah.  Jangan ge-er dulu.  Dia ngajak gini bukan berarti dalam waktu dekat kita akan melangkah ke tahap selanjutnya dalam hubungan kita.  Tiap kali ada pameran begini selalu kita pergi ke sana.  Tapi ya itu, cuma lihat-lihat, ngumpulin brosur, pulang, dan nggak pernah dibahas lagi.


Selama ini kalau ditanya sama pihak keluarga irma, 'Kapan nih ... ?'  Wahyudi selalu bilang, dia belum tau dia akan tinggal di mana kalau sudah menikah nanti.  Selama itu belum pasti, ya kita begini-begini aja.


Hmm, mungkin dia belum menemukan 'rumah' nya.  Kalau irma sih, irma kayak siput.  Rumahnya dibawa-bawa mulu, digendong di punggung.  Ke mana-mana irma selalu bawa perlengkapan darurat buat menginap.  Makanya irma selalu nggemblok tas gede.


Jadi kemarin pun waktu lihat pameran rumah, ya irma cuma lihat-lihat aja.  Sekalian numpang ngadem sambil ngabuburit nunggu buka puasa.  Jangan berpikir lebih jauh.  Berharap juga jangan.  Kalau nggak mau kecewa lagi kemudian.


 

Baralek Gadang

Prosesi pernikahan adat Solok Selatan - Sungai Pagu, dikutip dari majalah Mahligai, edisi perdana 2006.


 


Maantan Siriah Tanyo


Keluarga calon mempelai pria mengirimkan utusannya yang disebut Juru Baso mengantar sirih kepada keluarga calon mempelai perempuan.  Kalau sirihnya diterima berarti pinangannya diterima.  Makanya sebelum prosesi ini, keluarga calon mempelai pria udah cari tau dulu apakah anak gadis yang mau dipinang sudah ada yang punya atau belum (kalau ditolak pas prosesi ini kan, maaluu …)  Perlu diketahui juga apakah anak gadis itu mau dinikahkan dengan anak lelaki mereka.  Setelah sirih diterima, keluarga calon mempelai perempuan lalu memberi tahu Mamak/Datuk bahwa anak gadisnya telah dipinang orang.


 


Maantan Bali


Beriring-iring rombongan keluarga calon mempelai pria menjunjung hantaran yang terdiri dari beras, gula, telur, minyak kelapa, pisang, sirih pinang dan uang dalam jumlah yang disepakati.  Ini menunjukkan keluarga calon mempelai pria turut membantu dalam pelaksanaan pesta pernikahan yang akan dilaksanakan oleh keluarga calon mempelai perempuan.  Selain itu juga ada hantaran istimewa dari bako calon pengantin pria yang terdiri dari sebutir tunas kelapa (hihihi, kayak anak Pramuka J ), pisang raja, kacang panjang, telur bebek dan sirih pinang lengkap.  Bako itu saudara dari pihak keluarga ayah mempelai.


Prosesi ini disebut Maantan Bali jika dilaksanakan mulai dari rumah calon mempelai pria.  Kalau dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan disebut Mananti Bali.


 


Malam Bainai


Malam malam baiko yo Mamak


Malam malam bainai yo sayang


Anak Daro yo Mamak, jo Marapulai




Biasanya seminggu menjelang pernikahan, pada petang sampai malam hari dilaksanakan Malam Bainai.  Calon pengantin perempuan berbusana adat lengkap duduk di pelaminan.  Lalu satu per satu berurutan mulai dari ibunya, calon ibu mertua, sesepuh dan tamu kehormatan, bako, bibi dan sahabat dan teman yang dipilih memberi tumbukan daun inai atau pacar pada kuku-kuku calon pengantin perempuan.  Jumlah pemberi inai paling banyak 9 orang.  Sambil dipasangi inai, calon pengantin perempuan mendapat nasehat, petatah-petitih dan petuah dalam menempuh hidup berumah tangga.  Oi upik, berbaktilah pada suami …


Pada Malam Bainai inilah untuk pertama kalinya seorang perempuan berdandan (dulu, sekarang sih … nggak janji deh ! ).  Biasanya saudara, kerabat dan teman-teman calon pengantin perempuan yang masih melajang disuruh hadir dalam prosesi Malam Bainai.  Hiks hik, kasihaaan, nanti mereka malah jadi ngiri dan mupeng.  Gue kapan ya ??  Selama ini irma kalau disuruh datang ke Malam Bainai malah kabur tuh …


  


Minum minum dan Balatak Tando


Satu malam sebelum pernikahan, calon pengantin pria dan teman-temannya datang ke rumah calon pengantin perempuan.  Ia berpakaian adat lengkap dan membawa tando berupa keris atau kalung datuk.  Tando ini diberikan kepada calon pengantin perempuan.  Setelah akad nikah, tando akan dikembalikan lagi kepada pengantin pria.  Maksudnya apa ya ???


 


Akad Nikah


‘Saya terima nikahnya    binti    dengan mas kawin    uuum, tunai atau ngutang ya ???’  


Pada umumnya akad nikah dilaksanakan pada Jumat siang dan tanpa dihadiri mempelai perempuan.  Pengantin perempuan yang disebut Anak Daro duduk diam (sambil harap-harap cemas) di rumahnya mengenakan busana adat lengkap dengan suntiang di kepala.  Barek oy … !


 


Manjalang


Pasumandannyo banyak yo Mamak


Manantiang nantiang piriang yo sayang


Sambalnyo lamak yo Mamak


   (baris terakhir lupa syairnya oy ! )


Jumat sore setelah acara akad nikah, Anak Daro dan rombongannya yang terdiri dari pasumandan (istri saudara-saudara mempelai), bako, anak pisang (anak dari paman mempelai), dan para tetua adat berpakaian lengkap jalan beriring-iringan menuju rumah pengantin pria.  Anggota rombongan ini perempuan semua.  Mereka membawa hantaran aneka macam makanan siap saji yang ditata indah dalam dulang-dulang.  Payung dan makanan yang diantar menyimbolkan pengayoman, penghidupan bagi rumah tangga yang akan dibina Anak Daro.  Prosesi ini disebut juga Maantan Limpiang atau Makan Limpiang.  Di beberapa nagari di Minangkabau disebut sebagai Mahanta Nasi.


Di rumah pengantin pria rombongan disambut secara adat oleh Ninik Mamak dalam pesukuan mempelai pria dan tetangga sekitar.  Sirih carano dan tari gelombang dan pasambahan pun ditampilkan (aargh, irma udah lupa cara narinya ! ).  Setelah menyantap hidangan yang dibawa, Anak Daro dan rombongannya pulang ke rumah tanpa pengantin pria.  Haaa, jadi tadi ke sana ngapain ??? Cuma buat nganterin makanan doang ??!


 


Maantan Marapulai


Malam malam kaduo yo Mamak


Malam malam bajapuik yo sayang


Marapulai tibo yo Mamak


Anak daro takuik


Setelah Anak Daro dan rombongannya pulang, Ninik Mamak memberi nasehat kepada Marapulai.  Marapulai adalah sebutan untuk mempelai pria dalam bahasa Minang.  Setelah pemberian nasehat usai, Marapulai diiringi tujuh orang saudara atau teman-temannya berjalan beriring-iringan sambil membawa obor ke rumah Anak Daro. 


Rombongan pengantar akan menginap di rumah Anak Daro.  Keesokan harinya rombongan ini pulang bersama Marapulai kembali ke rumah.  Malamnya Marapulai diantar lagi ke rumah Anak Daro, tapi jumlah rombongannya berkurang 1 orang.  Besok paginya rombongan dan Marapulai pulang lagi ke rumah orang tuanya.  Trus malamnya ke rumah Anak Daro lagi dengan jumlah anggota rombongan makin berkurang satu orang dari hari sebelumnya.


Acara Maantan Marapulai ini berlangsung terus sampai jumlah pengantarnya tinggal 1 orang dan akhirnya habis sehingga Marapulai berangkat sendiri ke rumah Anak Daro.  Selanjutnya ia akan tinggal di sana.  Pada budaya Minang, tinggal di rumah mertua merupakan kewajiban bagi Marapulai. Sebagai pengantin baru, Anak Daro dan Marapulai akan tinggal di kamar bilik paling kiri dalam Rumah Gadang.  Trus, kapan dong mereka pindah ke rumah mereka sendiri ??


 


Manikam Jajak


Seminggu setelah akad nikah, pada umumnya hari Jumat sore, kedua pengantin pergi ke rumah orang tua serta Ninik Mamak Marapulai dengan membawa makanan.  Tujuannya adalah agar pengantin perempuan menghormati dan memuliakan orang tua dan Ninik Mamak pengantin pria sebagaimana layaknya orang tua dan Ninik Mamaknya sendiri.


 


Ribet banget ya ??  Perasaan kalau di keluarga irma cuma :


-          Hantaran makanan (Ibu Atun nih, yang jagonya bikin Nasi Kuning Singgang Ayam)


-          Malam Bainai


-          Akad Nikah (ya iyalah, ini sih musti kudu ! )


-          Balantuang Kaniang 


Setelah ijab kabul Anak Daro dan Marapulai berdiri berhadapan lalu kepala mereka didekatkan hingga keningnya saling beradu.  (JEDUGG !   hehe, tapi nggak keras-keras amat deng ! cukup asal saling kena aja )  Konon, inilah pertama kalinya mereka saling bersentuhan.


Dengan catatan, itupun kalau kedua pengantinnya sesama orang Minang !


 


Batam, 21 September 2006


gini nih hasilnya, kalau bengong sendirian tugas di luar kota