Weekend kemarin irma dan Wahyudi ikutan trip ke Pulau Tidung yang diadain komunitas Penulis Pengelana. Para panitianya irma kenal waktu ikutan Susur Pantai Garut yang diadain milis Nattrek Indonesia tahun lalu. Tau tipikal jalan-jalan mereka adalah blusuk-blusuk ke sawah, sungai, gunung, pantai, gua, dan tempat-tempat wisata alami lainnya, makanya irma dan Wahyudi nggak mau bawa barang banyak-banyak. Asal cukup untuk perjalanan itu aja. Yang penting piranti keselamatan harus dibawa.
Maka kita pun terbengong-bengong saat seorang peserta bilang, "Ini nggak ada porternya nih ?" waktu nunggu kapal berangkat dari pelabuhan Muara Angke. Porter ?? Wadugh, ini anak salah tempat deh, gitu irma bilang dalam hati. Lihat bawaannya dan penampilannya yang nggak nyambung dengan para peserta lain, irma khawatir dalam perjalanan nanti dia bakalan bikin susah peserta lain.
Dan ternyata kekhawatiran irma terbukti. Saat dengar dia merengek kepada peserta lain, "Bawain dong ..." , pengen rasanya irma bilang, "Ih, bawa sendiri ! Emang sapa lo ? Model ? Seleb ? Udah tau ini trip ala backpacking malah bawa barang seabreg-abreg kayak mo session pemotretan !"
Thanks God, irma masih bisa menahan mulut irma sehingga kata-kata tersebut tidak sampai terucap. Hanya di dalam hati aja. Yah, sebenarnya nggak salah dia juga sih abisnya di penjelasan trip ini dibilangnya, "... jangan lupa bawa baju yang ngejreng untuk photo-photo di pantai ..." Tapi seharusnya ditambahin, "... boleh bawa barang banyak-banyak tapi harus bawa sendiri. Atau kalau nggak mau bawa sendiri, ya ajak porter pribadi lah ..."
Kekesalan irma padanya makin memuncak waktu di Pulau Tidung Kecil dengar peserta tersebut berkata, "... udah biarin aja tasnya di situ. Biar nanti dibawain sama (ia menyebut nama salah satu panitia) ..." irma langsung balik kanan dan mengajak Wahyudi beranjak pergi dari sana. Kalau sebel sama seseorang irma memilih untuk menjauh darinya. Daripada irma berdiam di sana dan berkata-kata keji kepadanya. Dalam perjalanan menyusuri pantai kembali ke tempat parkir sepeda, irma dan Wahyudi membahas peserta yang nyebelin itu. Kelakuannya mengingatkan kami akan seorang teman yang dikenal dalam PTD yang diadain Sahabat Museum beberapa tahun yang lalu. Kelakuan yang sama-sama nyebelinnya.
"Huh, seharusnya orang kayak gitu tuh ikutan trip bareng Jeng Tiwi ya, biar Ibu Kumendan itu kasih pembelajaran bagaimana seharusnya bersikap dalam perjalanan," irma teringat seorang teman yang terkenal tegas mendidik orang. "Atau ikut tripnya Deedee," irma ingat seorang teman yang pinter banget ngadepin orang-orang nyebelin seperti itu. "Atau Bung Adolf," irma ingat trip Ciwidey yang tepat waktu di setiap session.
"He eh, mungkin dia pernah ikutan trip mereka (Tiwi, Deedee, Adolf). Tapi trus dia kena reject, makanya nggak pernah ikutan mereka lagi. Kalau lihat dari kelakuannya sih, dia maunya mengandalkan orang lain," komentar Wahyudi. "Udah lah, nggak usah dipikirin orang kayak gitu sih. Masih banyak orang lain yang lebih bagus budi pekertinya."
Iya ya. Selalu ada orang nyebelin dalam setiap komunitas. Tapi lebih banyak lagi orang yang menyenangkan dan berlaku manis. Orang-orang seperti itu nggak pernah nggak punya teman.