Minggu, 23 Agustus 2009
Hari ini kami berdiam di rumah saja. Subuh setelah sahur dan sholat, Wahyudi tidur lagi. irma nyuci piring dan beres-beres dapur. Lalu berbenah ruang tamu. Menyibak tirai, membuka jendela. Udara segar berhembus masuk. Sejuk.
irma berjalan keluar. Rencananya pagi ini mau motong rumput halaman depan. Berantakan sekali. Belum pernah dipangkas sejak rumah ini jadi. Nggak enak dilihatnya. Nggak enak juga sama tetangga. Rumput tinggi dan semak belukar berpotensi jadi sarang ular. Sioux Indonesia pernah ke komplek ini, bantu warga menyisir halaman-halaman rumah karena beberapa kali ditemukan ular. Para snake handler itu lebih ahli dan tau ke mana sebaiknya ular-ular tersebut dipindahkan.
irma memotong rumput sendiri. Hari masih pagi. Lampu jalan baru padam. Sepi sekali. Orang-orang masih pada terlelap seusai sahur dan sholat Subuh. Tetangga sebelah yang biasanya bersepeda di Minggu pagi kali itu absen. Mungkin karena puasa jadi acara sepedanya untuk sementara dihentikan.
Jam setengah delapan Wahyudi bangun dan bergabung ke halaman depan. Bantu masukkan potongan rumput ke dalam karung. Banyak juga. Baru halaman depan aja udah satu karung. Kemudian Wahyudi memasang lampu taman. Setelah itu kita sama-sama membereskan bagian dalam. Lalu tidur. Terbangun saat Dzuhur. Lanjut beres-beres lagi. irma menyetrika, Wahyudi mencuci. Setelah Ashar irma ke dapur lagi, nyiapin makanan buat buka puasa. Wahyudi lanjut nyapu dan ngepel. Lalu ia ke minimarket dekat rumah beli bahan makanan untuk sahur besok.
Maghrib. Waktunya berbuka. Berdua kita menyeruput teh tubruk. Enak. Manis. Hangat. Nikmatnya orang berbuka puasa. Lalu bersiap sholat Maghrib. Tapi sebelumnya irma berjalan ke seberang jalan, memandang rumah terang disinari lampu. Cantik sekali. Halamannya sudah rapi. Memang baru ada rumput dan sebatang pohon mangga kecil. Tapi rumah itu tampak hangat. Itu rumah kami, tempat kami pulang dan hati berlabuh. It's our home. It's our pride.
Berjalan kembali ke rumah, irma menyenandungkan lagunya Sherina yang jadi OST Laskar Pelangi, "... rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan, oh aku bahagia ..."
... dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya kepadamu agar kamu berserah diri kepadaNya ... (QS An Nahl - 81)
alhamdulillah...
ReplyDeleteakhirnya masak juga, bu?
buka puasa en sahur makan apa Ir ?
ReplyDelete*pengen nyobain masakain Irma ;-)
ReplyDeleteliriknya sederhana tapi dalem ya...
tepatnya sih main anjang-anjangan :D
ReplyDeleterumahmu cantik Ir. orang jawa bilang 'cekli'. yang di depan itu 'anakmu' mel ya?
ReplyDeletebukan, itu pacarnya mel, si max, alias sepedanya wahyudi :D
ReplyDelete'cekli' itu artinya apa ya mam ?
lagi seneng2nya ngurus rumah ya Bu. Biasanya ngurus kos2an.... Kalo mo kerjaan tambahan, bolehlah ke semarang... RUmput juga mulai meninggi nie...
ReplyDeletehihihi, mbak intan sewa kambing aja buat makanin itu rumput :D
ReplyDelete'cekli' itu perpaduan antara indah, 'cute', manis, bagus, serasi ....
ReplyDeletekalo cengli?! :P
ReplyDeleteasik deh rumahnyaa.. kalo pagi msh berkabut gag?
iya tuh, pernah pagi-pagi berkabut. trus kalau malam ada suara jangkrik dan tokek.
ReplyDeletema oen, aku taunya cute itu bahasa jawa nya 'ceklenik'. ternyata ada juga 'cekli' ya.
wedew.. ngeri kalo sama tokek :P
ReplyDeletetp penasaran mau motret tokek :P
cuma kedengeran suaranya aja kok. penampakannya nggak pernah kelihatan di rumah.
ReplyDeletediasihbiasanyangumpetMa..
ReplyDeletekecuali tokek yang di cikepuh, ujung genteng. baru kali itu aku lihat tokek turun ke bale-bale. dia nangkepin laron yang terbang mengerumuni lampu petromak. baru kali itu aku lihat tokek dari dekat. serem banget tampangnya.
ReplyDeletehiya.. brintilan gitu kan...
ReplyDeletejgn sampe nempel deh ke badan
hebatnya tokek bisa nempel hehehehehe
jadi googling soal tokek..
ReplyDeletekatanya bisa jadi obat utk AIDS
tp ngeri aja kalo tokek segede gini.. gue jg kabur kaliii
iyaaaa ... serem banget itu tokek yang di atas :(( dulu di rumah tanteku di cilegon ada yang tokek yang selalu bertengger di dinding di atas pintu kamar setiap jam tujuh malam. panjang badannya sekitar 25 cm. kalau dia lagi bertengger di situ aku selalu takut untuk lewat di bawahnya. takut tiba-tiba dia jatuh seperti cicak. tapi bintik-bintik badannya bagus, warna ijo lumut. btw, apa efeknya kalau tokek nempel ke badan ? beracun kah ?
ReplyDeleteAFAIK, susah ngelepasnya, Ma :)
ReplyDeletehe eh, om nya irma pernah bilang, kalau tangan kita digigit tokek nggak bakalan putus sampai disambar gledek
ReplyDelete