Sunday, November 20, 2011
makanan rumah sakit nggak enak ?
Dulu ya waktu bapaknya Wahyudi dirawat di rumah sakit beliau bilang, "Makanan (di) rumah sakit nggak ada yang enak."
irma nggak pernah menanggapi pernyataan beliau tersebut dengan serius. Dalam benak irma, itu cuma karena beliau sedang sakit saja maka di lidah beliau makanan terasa tidak enak. Karena beberapa kali dirawat di rumah sakit irma nggak pernah ada masalah dengan makanan di sana. Tiap kali dihidangkan pasti habis irma makan. Tapi irma memang punya prinsip tidak boleh menyia-nyiakan makanan. Masih banyak orang yang nggak beruntung karena nggak bisa makan. Jadi kalau irma diberi makanan, ya harus dihabiskan. Itu namanya menghargai makanan. Kecuali kalau makanannya nggak halal atau nggak bagus untuk kesehatan.
Tapi sekarang irma jadi berpikir mungkin pernyataan bapaknya Wahyudi itu benar juga. Ini berdasarkan pengamatan irma ketika Melati dirawat di rumah sakit.
Sejak Kamis malam lalu Melati dirawat di rumah sakit karena dia dehidrasi. Beberapa hari sebelumnya ia diare sampai 6 kali selama 20 jam. Dibawa ke dokter, dikasih obat, diarenya berkurang. Tapi kemudian ia muntah-muntah. Bawa ke IGD, ternyata ia sudah kekurangan banyak cairan. Walhasil diinfus deh.
Minggu pagi ini dokter membolehkan Melati pulang. Senangnya. Kondisinya sudah jauh lebih baik. Tapi ia sulit sekali untuk makan. Paling cuma tiga sendok makan.
Ternyata, itu kalau di rumah sakit.
Karena waktu di rumah ia lahap sekali makan. Meski cuma kentang dan telur rebus. Atau nasi tim wortel dan tahu. Terheran-heran irma cerita ke Wahyudi. "Betul barangkali ya yang dibilang Bapak, makanan di rumah sakit nggak enak. Itu Melati lebih suka makanan di rumah."
Wahyudi tertawa terbahak-bahak. "Ya iyalah, dia lebih suka masakan mamanya yang dibuat dengan penuh cinta."
Oh, begitu. Melati lebih suka masakan Mama ya ??
... semoga sehat terus ya nak, nggak sakit lagi ...
Wednesday, November 9, 2011
insensitif
... menjadi seorang ibu itu benar-benar menguras energi dan menguji kesabaran ...
Menjelang tengah malam dan Melati masih belum mau tidur. irma udah ngantuuuuukk sekali. Tapi Melati masih asik bermain-main. irma melirik Wahyudi yang udah tidur sejak tadi. Kalau besoknya kerja dia nggak bisa ikutan begadang begini.
Akhirnya irma nyerah dan merebahkan diri di kasur. "Melati, main sendiri ya. Mama mau tidur," irma bilang.
Udah biasa Melati ditinggal main sendiri begitu. Biasanya kalau udah mau tidur dia akan naik ke kasur dan membaringkan diri di samping irma.
Beberapa waktu kemudian terdengar Melati menangis. irma bangun lalu menyusuinya. Cuma beberapa hisap aja kemudian dia main lagi. irma pun tidur kembali. Sebelum memejamkan mata irma sempat melirik jam di dinding. Pukul 1 pagi.
Nggak berapa lama kemudian Melati nangis lagi. Disusui lagi, cuma beberapa hisap lagi. Oh mungkin dia ngantuk tapi nggak bisa tidur karena kecapekan main. irma lalu membuai-buainya. Tapi Melati malah berontak minta turun dari gendongan.
Terserah deh, kata irma dalam hati. irma lalu tidur lagi.
Kemudian Melati nangis lagi. Kali ini ia menarik-narik rambut irma. Bukan cuma itu, dia juga memukul-mukul kepala irma. Apaan sihh ?? irma jadi kesal.
"Melati maunya apa sihh ?? Dimimik'i nggak mau. Dibuai-buai juga nggak mau. Jadi maunya apa ? Mama ngantuk nihh," irma berkata kepadanya seolah-olah ia orang dewasa yang mengerti perkataan irma.
Di hadapan irma Melati cengengesan. Ih, bikin kesal aja. irma lalu tiduran. Kepala irma tutupi dengan bantal. Melati menarik bantal itu. Lalu ia memukul-mukul wajah irma lagi sambil menangis. Karena kesal, irma menyentil tangannya. Melati berhenti menangis. Ia malah tertawa cekikikan. Mungkin dikiranya irma mengajak ia main.
irma tiduran lagi. Tapi Melati terus-menerus menangis dan menariki rambut irma. Akhirnya irma pun bangkit terduduk.
"Dooooh ... kamu kenapa sihhhh ??????!!!" kesal irma berkata.
Baru terpikir oleh irma untuk memeriksa popoknya. Oh, rupanya dia pupup ! Banyak sekali. Dan sepertinya sudah sejak tadi waktu irma tertidur. Pantas ia jadi rewel. Kan nggak nyaman dia dengan popok kotor begitu.
irma lalu membawa Melati ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Balik ke kamar, pakaikan popok baru sekalian mengganti bajunya. Selesai itu Melati naik ke pangkuan. Tersenyum lalu memeluk irma.
Hiks, jadi terharu. Juga menyesal karena tadi irma nggak sensitif dengan kebutuhan Melati. Dia cuma ingin mengenakan pakaian bersih.
irma balas memeluk Melati. Mendekapnya, mencium keningnya seraya mengucapkan permintaan maaf. Badan irma bergoyang-goyang membuai Melati. Nggak berapa lama ia tertidur dalam pelukan irma.
Melati, maaf ya Mama tidak peka kepadamu.
Saturday, September 17, 2011
tanda cinta dari Melati

"Melati sekarang suka memeluk ya,"
Demikian kata Wahyudi beberapa hari yang lalu. Yapp, bener banget. Dan irma yang sehari-hari mendampinginya paling sering dapat pelukannya.
Saat merangkak dan lihat irma atau Wahyudi duduk dekatnya, Lenasati Melati bergegas menghampiri. Lalu ia akan mengangkat badan dan berdiri bertumpu pada bahu kami. Satu tangan bertumpu, tangan satu lagi melambai-lambai. Lalu ia berseru riang seolah senang berhasil berdiri sendiri.
Namun seringkali ia bukan bertumpu pada kami. Tapi menabrakkan dirinya ke dada lalu kedua tangannya melingkari tubuh kami. Kepalanya bersandar di dada. Badannya ngelendot. Weee ... ini anak mulai manja.
Paling sering adegan tubruk dan peluk ini ia lakukan saat irma sedang menyuapinya. Walhasil baju irma di bagian dada jadi kotor kena mulutnya yang belepotan makanan. Sekarang nggak ada baju harian irma tanpa bercak makanan Melati. Bercak kuning bekas wortel, bercak hijau bekas bayam, dan bercak coklat bekas kacang merah.
Ya sudahlah, anggap saja bercak itu tanda cinta dari Melati. Kelak saat melihat bercak itu lagi irma akan mengingat saat-saat Melati memeluk irma ketika makan. Seolah ia ingin ungkapkan, "Terima kasih Mama, makannya enak."
Sunday, September 11, 2011
bantal kesukaan

irma punya satu bantal kesukaan. Warna coklat gambar beruang pake syal dikelilingi kristal-kristal salju. Bahannya lembut, empuk, dan ukurannya pas buat dipeluk. Pokoknya enak banget deh. Bantal itu dulu irma beli di satu toko buku jaringan internasional yang udah nggak ada lagi di Indonesia. Menurut labelnya bantal itu buatan Jerman. Tumben-tumbenan. Biasanya yang masuk ke Indonesia bikinan Cina. Mungkin karena buatan Jerman itu maka harganya mahal. Bukan cuma mahal. Tapi mahal bangett. Heran kenapa dulu kok ya irma mau beli. Eh ternyata nggak rugi karena ternyata bantal itu nyaman sekali.
Sejak menikah bantal coklat tersebut jadi rebutan dengan Wahyudi. Dia juga suka dengan bantal itu. Berhubung tenaganya lebih kuat jadi lebih sering Yudi yang menang saat rebutan bantal. Tinggal irma gigit jari melihat Yudi tidur dengan enaknya memeluk bantal coklat. Sementara irma harus cukup puas dengan bantal lain yang nggak seenak bantal itu.
Tapi sejak ada Lenasati Melati, Yudi nggak bisa lagi menikmati bantal coklat tersebut sesering dulu.
Karena, Melati merasa itu bantal miliknya. Saat Yudi tengah enak-enaknya menikmati bantal tersebut dengan kejam Melati merenggut bantal dari pelukannya. Gantian sekarang Yudi yang gigit jari. Sedangkan irma tertawa terbahak-bahak melihatnya.
Melati senang sekali dengan bantal coklat itu. Seraya berbaring telentang, bantal ia mainkan dengan kedua tangan dan kakinya. Mulutnya berceloteh riang. Bantal coklat itu juga yang ia pakai saat pertama kali mengajak irma main cilukba. Wajahnya ia tutupi dengan bantal, tiba-tiba bantal ia sampingkan lalu ia tertawa pada irma. Lucu sekali.
Seringkali saat sedang menyusu pada irma, dengan tangan kecilnya Melati mengangsurkan bantal coklat itu kepada irma. Matanya menatap irma seolah-olah ia ingin bilang, "Mama, pakai ini biar bahu Mama nggak sakit."
Ah, jadi terharu. Melati tidak izinkan Wahyudi pakai bantal coklat yang enak itu tapi ia tawarkan bantal tersebut kepada irma. Terima kasih nak, kau selamatkan bantal kesukaan Mama dari terkaman Papa.
Friday, May 27, 2011
MELATI JATUH !

Saat kami baru memiliki bayi banyak orang menyarankan kami untuk menurunkan kasur ke lantai agar jika bayi jatuh maka jatuhnya tidaklah terlalu dalam. Tapi kami terlalu sibuk memikirkan akan dikemanakan dipannya jika kasur diturunkan ke lantai. Tanpa terasa Lenasati Melati telah berusia 6 bulan dan makin aktif bergerak. Guling sana guling sini. Posisi kasur masih juga tinggi.
Tadi malam entah kenapa Melati susah sekali ditidurkan. Ia ingin bermain-main terus meski matanya mulai sayu tanda mengantuk. irma lalu menyusuinya sambil tiduran. Biasanya kalau disusui dengan posisi begitu tidak lama kemudian ia tertidur.
Ternyata yang tertidur justru irma. Hingga akhirnya irma melompat terbangun karena dikejutkan oleh suara, "BRUKKK !!!"
Sungguh, itu adalah suara paling mengerikan yang pernah irma dengar. Karena berikutnya terdengar lengking tangis Melati. Oh tidak, ia terjatuh ! Posisinya telentang di bawah tempat tidur. Segera irma menggendongnya, berlari keluar kamar seraya meraung, "YUDIIIIIIIIIIIIIIII ................ MELATI JATUUUUUUUUHHHH !!!!"
Detik berikutnya Wahyudi memeluk kami berdua. Melati masih menangis menjerit-jerit. irma pun meratap, "Maaf, aku ketiduran. Seharusnya aku jaga dia jangan sampai jatuh. Maaf, maaf, maaf ..."
Wahyudi mengambil Melati dari gendongan irma. "Sudah, kamu minum aja dulu. Tenangkan diri kamu. Jangan menyalahkan diri kamu begitu. Aku juga salah. Seharusnya sejak dulu aku turunkan kasur ini tanpa harus berpikir dipannya dikemanakan," ia mendorong irma berjalan ke meja makan.
Di meja makan irma duduk terpekur ingat cerita ibu rumah sebelah. "Dulu waktu anak saya jatuh dari tempat tidur, kaki-kaki tempat tidurnya langsung saya potong !" Ngerti kenapa ia bisa sampai bertindak demikian karena saat itu yang ingin irma lakukan adalah mengambil kapak dan memotong-motong dipan kami menjadi kayu bakar. Biar musnah ia menjadi abu.
Nak, maafkan ibumu teledor menjagamu. Sini, biarkan aku memelukmu. Aku peluk engkau hingga rasa sakit itu hilang dan pergi. Akan aku lakukan apa saja agar kau terlindungi dan tidak lagi kesakitan. Maafkan aku nak, maaf.
Saturday, May 21, 2011
ASI is cool
Waktu itu ya lagi makan-makan di restoran Sunda dalam rangka ulang tahun bapaknya Wahyudi, iparnya Wahyudi bertanya kepada irma,
"Melati udah dikasi susu formula ?"
irma mengerutkan kening. Susu formula ? Ngapain juga pake susu formula. "Kan Melati minum ASI, bukan susu formula," jawab irma.
"Tapi nanti kalau mamanya kerja gimana ?" tanyanya lagi.
Ya tetap ASI lah. Emang nggak pernah tau yang namanya ASIP, ASI Perah ?
Kakak ipar itu tercengang. Menurut dia ASIP tuh nggak praktis banget. "Kenapa nggak susu formula aja sihh ?" keukeuh dia bertanya.
irma balik nanya, "Kenapa nggak ASI aja ? ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Nggak ada yang bisa menandinginya."
Kami terus berdebat tentang pro kontra susu formula. irma tetap pada pendirian irma untuk memberikan ASI kepada Melati. Nggak ada masalah kok, ASI irma ada dan mencukupi. Perdebatan kami terhenti karena Melati merengek minta mimik. irma pun berjalan ke sudut restoran. Menempatkan kursi ke arah dinding, menutupi diri dengan pashmina, lalu menyusui Melati. Melati tidak kelihatan. Cuma terlihat kedua kakinya bergoyang-goyang tanda ia senang.
Dan sang ipar pun kembali tercengang melihat irma bisa dengan cueknya menyusui di tempat umum seperti itu. Terdengar gumamannya, "Ih, padahal pendidikannya tinggi begitu."
Memangnya kenapa kalau aku berpendidikan tinggi ? Apakah karena aku seorang sarjana maka aku harus mengorbankan kepentingan anakku untuk memperoleh nutrisi terbaik ? Ih, nggak lah yaw !
Hei man, ASI is cool !
(terjemahannya dalam bahasa Sunda : Hei Ujang, ASI teh tiis !)
Thursday, April 7, 2011
bulimia

Seperti bayi-bayi lainnya Melati pun suka memasukkan tangan ke dalam mulut.
Tapi seringkali bukan sekedar jari yang dia emut. Melainkan sekepalan tangan masuk ke dalam mulutnya. Kadang-kadang malah masuknya dalaaam sekali sampai ke pangkal tenggorokan sehingga ia tersedak dan muntah. Kalau udah gitu ia akan menangis dan minta mimik banyak-banyak.
Heran. Kecil-kecil kok ya bulimia.
naik angkot
Rabu tanggal 30 Maret 2011. Hanya tinggal hari itu dan besoknya waktu penyerahan SPT Orang Pribadi tahun 2010. irma pun berangkat dari rumah untuk menunaikan kewajiban wajib pajak tersebut.
Dari rumah pake taksi ke RS Hermina Depok untuk mengambil akte lahirnya Melati. Udah lama sih jadinya. Tapi baru kali itu diambilnya karena kalau keluar rumah cuma buat satu tujuan aja rasanya males banget. Beres ambil akte terus ke Margo City buat masukan SPT OP ke drop box yang dibuka di sana.
Dari Hermina ke Margo City naik angkot 04 jurusan Depok Timur - Pasar Minggu.
Sengaja pilih angkotnya yang sepi karena irma bawa bayi. Dan yang penting, nggak ada orang yang ngerokok ! Beruntung banget nggak perlu lama nunggu angkot di seberang Hermina karena kemudian datang angkot 04 dengan penumpang cuma lima orang. Perempuan semua lagi. irma pilih tempat duduk yang nyaman biar Melati nggak terkena angin.
Penumpangnya sih sepi tapi supir angkotnya bawa mobil secara ajrut-ajrutan. Beberapa kali ia menyalip kendaraan lain. TOOOOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT ........ satu bis patas AC membunyikan klakson ketika disalip angkot tersebut.
"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ........... !!!!!!" Melati menangis keras. Oh, rupanya dia terkejut dengar suara klakson bis itu. irma pun membujuk dan memeluknya lebih erat. Alhamdulillah Melati segera tenang kembali. Agar tidak terlalu keberisikan telinganya irma tutupi dengan selimut. Nggak pake topi abisnya Melati nggak suka jika kepalanya tertutup.
Turun di depan Detos. Naik tangga penyeberangan menuju Margo City di seberangnya. Yah, mobil yang melayani ngangkut pengunjung mal ke lobby udah berangkat. Jadi irma berjalan kaki menyusuri selasar. Untung matahari tersembunyi di balik awan jadi hari nggak begitu panas.
Beres urusan SPT OP irma dan Melati lalu pulang pake taksi. Dalam perjalanan irma sms Wahyudi, cerita hari itu pertama kalinya Melati naik angkot.
"Ohoiii ... mantapp !!" komentarnya.
Iya sih, tapi emaknya yang stress.
Friday, March 25, 2011
four months
Hari ini Melati 4 bulan lho.
Rencananya hari ini kami akan jalan-jalan. Mau lihat pameran celengan di Bentara Budaya. Sebelumnya ke kantor pajak dulu buat serahkan laporan SPT orang pribadi.
Tapi ........ Sutan Sati sedang sakit ! Demamnya masih cukup tinggi. Tenggorokannya pun masih sakit. Badannya luluh lantak. Nyeri-nyeri semua.
Hiks, batal deh jalan-jalannya.
Tuesday, March 22, 2011
Melati chubby chubby
Wajar jika bayi yang baru lahir kemudian mengalami penurunan berat badan. Tapi kata dokter, yang normal susutnya hanya sekitar 5 - 10% dalam satu minggu. Setelah itu berat badannya akan naik lagi.
Tapi tidak dengan Lenasati Melati. Sewaktu lahir beratnya 3,71 kg. Besar ya. Tapi di hari ketiga menjelang pulang dari rumah sakit beratnya susut jadi 3,35 kg. Udah lebih dari 10%. Dokter spesialis anak yang selama ini mengobservasinya mewanti-wanti kalau beratnya turun terus maka ia harus diberi tambahan susu formula.
Susu formula ?? Aaaaarggghhhh .............. TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK !!!!
Inginnya irma Melati dapatkan ASI eksklusif minimal selama 6 bulan. Banyak referensi yang mengatakan ASI jauh lebih baik daripada susu formula. Terutama untuk daya tahan tubuh. irma sendiri mengamati sewaktu Obie - kucing kami - hilang dan meninggalkan empat anak kucing yang masih menyusu, kondisi mereka langsung menurun meski kami telah berusaha memberinya susu formula pengganti susu induknya. Memang, tidak ada yang sebagus air susu ibu.
Jadi kalau ASI irma tidak bermasalah kenapa juga harus pakai tambahan susu formula ? Ibu bidan dari klinik laktasi sudah memeriksa dan ia bilang ASI irma cukup banyak. Jadi wanti-wanti dokter untuk menggunakan tambahan susu formula irma abaikan. Melati tetap irma susui dengan ASI. Ia sendiri seolah tidak kenyang-kenyang. Hampir setiap dua jam ia minta mimik. Malam hari pun begitu. Meski terkantuk-kantuk irma tetap bangun dan menyusuinya. Demi anak apapun akan dijalani oleh ibu.
Seminggu kemudian kontrol lagi ke dokter spesialis anak. Dooohhh ... beratnya makin turun jadi 3,2 kg ! Rasanya irma pengen nangis. Ke mana saja ASI yang selama ini ia minum ? Lebih sedih lagi waktu dokternya berujar, "Ibu sebenarnya ASInya ada nggak sihh ??!!" Ih, rasanya pengen nabok. Wahyudi yang biasanya lebih sabar daripada irma pun jadi emosional. Dia lihat sendiri perjuangan irma untuk memberi ASI buat Melati.
"Udah, nggak usah didenger apa kata dokter itu ! Yang penting anak kita sehat," Wahyudi menghibur irma.
Memang tidak ada tanda-tanda sakit pada Melati. Temperatur badannya normal. Perkembangannya pun baik. Cuma berat badannya aja yang kok susah sekali naik. Bahkan hingga usia 1 bulan pun belum juga kembali ke berat badan saat lahir. irma sampai berpikir apa timbangannya salah ? Menurut irma untuk mengikuti perkembangan pertambahan berat badannya seharusnya hanya digunakan satu timbangan sebagai acuan. Yaitu timbangan yang dipakai sewaktu menimbang Melati saat baru lahir. Ini kan tiap kali nimbang pakai timbangan yang berbeda-beda (doooh ... sampai segitunya pikiran irma. dasar auditor !)
Hingga akhirnya suatu waktu kami ke dokter spesialis anak di rumah sakit dekat rumah. Sebenarnya kebetulan aja kami menjumpai dokter itu. Waktu itu sudah beberapa hari Melati tidak buang air besar. Hari itu hari Minggu, tidak ada dokter spesialis anak yang praktek di rumah sakit tempat Melati dilahirkan (dan juga tempat biasa ia diperiksa dokter spesialis anak yang nyebelin itu). Sewaktu browsing di internet, ternyata di rumah sakit dekat rumah kami ada dokter spesialis anak yang praktek di hari Minggu.
Maka kami pun ke rumah sakit itu. Enak, kalau hari Minggu gitu kliniknya sepi. Kalau hari lain apalagi hari Sabtu, wuihh ... rame banget ! Gimana nggak rame, yang diperiksa satu anak tapi yang nganter ibu, bapak, aa, teteh, kakek, nenek, tante, ... persis kayak satu iklan mobil di tahun '90an.
Ternyata, dokter spesialis anak yang ini lebih enak diajak diskusi. Dia bilang bayi umur 0 - 6 bulan memang belum sempurna pencernaannya. Jadi bisa aja ada kandungan ASI yang tidak bisa ia cerna. Makanya berat badannya nggak nambah-nambah.
Dokter tersebut mengangguk-angguk sewaktu tau irma hanya kasih ASI untuk Melati. "Teruskan aja ASInya Bu, bayinya jangan dikasih susu formula. Tapi ibu jangan minum susu sapi dan produk turunannya. Juga lemak tinggi seperti coklat, keju, dan alpukat," sarannya. Huee ... ternyata coklat termasuk makanan yang harus irma hindari. Padahal tiap hari irma makan roti coklat buat sarapan dan cemilan sore.
Saran dokter tersebut irma turuti. Selain berpantang susu sapi dan produk turunannya beserta coklat, keju, dan alpukat, irma juga nggak makan ikan laut, telur, dan kacang tanah karena bahan-bahan itu bikin pipi Melati berbintik-bintik merah. Jadi bye bye itu pizza, gado-gado, eskrim, coklat, kerupuk udang, ... hwaduhh enak-enak itu semua, hiks. Apa boleh buat, demi anak. Nanti kalau Melati udah 6 bulan baru cobain makan yang enak-enak itu lagi. Mana tau pencernaannya udah makin baik.
Satu bulan kemudian kami ke dokter itu lagi untuk imunisasi Melati. Kami memutuskan nggak ke dokter yang nyebelin lagi, abis selain ngomongnya nggak enak dia juga selalu telat. irma sempat harap-harap cemas sewaktu Melati akan ditimbang. Dan ternyata .... target dari dokter agar berat badannya naik 20 gram/hari terlampaui ! Horeeeeeee ...............
Senangnya. Sekarang Melati makin berat. Pipinya tembem dan bersih tanpa bintik-bintik merah. Benar-benar menggemaskan. Meski tangan irma yang pernah cedera kadang-kadang kesakitan kalau menggendong dia, tapi irma senang. Nggendong dia sambil menciumi pipinya, dan berseru, "Melati chubby chubby ! Melati chubby chubby !"
Dan Melati pun tersenyum. Kalau lihat senyumnya, hilang deh keinginan mencicipi yang enak-enak tapi irma lagi nggak boleh makan itu. Dalam hati irma bilang, "Inget ir, demi anak, demi anak. Apa yang kamu makan, itu berpengaruh sama Melati."
Wednesday, March 16, 2011
yang bikin hidup lebih berasa
Waktu kapan gitu ya, sama temen-temen ngomongin iklan rokok yang slogannya "Bikin hidup lebih hidup". Trus kita jadi ngebahas apa sih yang bikin hidup ini jadi terasa lebih.
Macam-macam jawabnya.
Ada yang bilang rokok, kopi, saat memberi pada yang kekurangan, atau aktifitas yang memicu adrenalin seperti rafting dan downhill cycling. Ketika mereka menoleh pada irma dan bertanya, "Kalo elo ir, apa yang bikin hidup lo berasa lebih ?". Jawab irma,
Ketika aku menyusui bayiku
Saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya. Saat lidahnya mengecap puting, dan air susu dari diriku terasa mengalir ke dalam mulutnya. Matanya yang kecil mengintip dari balik payudara, menatap langsung ke mataku. Kadang ia bergumam seolah berkata padaku, "Oh, it's so good Mom, it's really really good."
Kini ia semakin besar. Seringkali saat menyusu begitu tangan mungilnya menyentuh wajahku. Gerakan motoriknya belum terlalu halus tapi ia berusaha membelaiku. Kadang aku meneteskan air mata. Bukan karena sakit tapi karena haru dan bersyukur. Betapa beruntungnya aku mendapat kesempatan untuk menyusuinya.
Oh nak, sungguh kau merupakan penghibur hati.
Monday, March 7, 2011
ibu buruk, anak cantik
Kemarin ke pernikahannya Kak Putri. Inilah pertama kalinya Lenasati Melati menghadiri acara keluarga besar Sulun St. Malenggang. Ketemu banyak nenek dan tante-tante. Semua pada pengen melihat dia dari dekat. Beberapa kali ia di "hand over", berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Banyak yang pengen nggendong dia. Termasuk seorang tantenya irma dari Medan yang sampai sekarang belum juga dikarunia anak. Padahal usianya dah lebih dari 40 tahun.
"Mudah-mudahan aku ketularan, dapat anak semanis ini pula," katanya sambil menimang-nimang Melati. Amin.
Melati sendiri sepertinya menikmati di "hand over". Ia sama sekali tidak menangis ataupun panik. Sikapnya manis sekali. Ia hanya memutar kepalanya mencari irma. Tau irma ada di dekatnya ia pun duduk tenang dalam gendongan. Matanya menatap yang menggendong ia, seolah-olah berusaha merekam dalam ingatannya.
"Mirip irma sekali ya. Beginilah si irma waktu kecil dulu," begitu kata sanak saudara.
irma dan Wahyudi terkekeh. Minggu lalu waktu kami kumpul bersama keluarganya Wahyudi, semua bilang Melati itu Wahyudi banget. Benar-benar mirip Wahyudi waktu kecil. Sekarang di keluarga irma dibilangnya mirip irma.
Tapi ada satu komentar yang bikin irma terbahak-bahak. Komentarnya Ibu Yati, tante irma yang dari Palembang. Ketika menggendong Melati ia berkata dengan dialek Lahatnya, "Aih, budak ini cantik nian. Padahal irmanya, cantik pun idak. Wahyudinya pun biaso. Kok bisa kamu berdua punya anak cantik begini ??"
Hahaha, mungkin itu yang namanya perbaikan keturunan.
... isn't she lovely, made of love ... (dari lagunya Stevie Wonder)
Thursday, January 20, 2011
our baby girl
kenalkan, ini Lenasati Melati Yuwono.
Lahir tanggal 26 November 2010, pukul 20.26 melalui persalinan caesarean section yang mendadak harus segera dilakukan padahal niat ke rumah sakit hari itu cuma untuk kontrol aja.
Banyak yang bertanya, artinya apa ?
Hmmm ... aku tidak akan menerangkan artinya tapi aku akan ceritakan kenapa kami memberinya nama itu.
Sejak awal kehamilan irma dan Wahyudi sepakat bahwa kami tidak akan memberi nama anak kami dengan nama-nama Arab yang banyaaaaaaakkk sekali dipakai sekarang ini. Kami ingin berikan nama Indonesia secara dia orang Indonesia, iya tho ??
Namanya merupakan gabungan dari nama pemberian irma dan Wahyudi. Lenasati, itu irma yang bikin. Lena adalah nama almarhumah neneknya irma yang pernah hadir dalam mimpi dan kasih tau irma akan segera hamil. Hasil selancarannya Wahyudi di internet, Lena artinya the bright one. Tapi ada juga yang bilang singa betina, hahaha. Sedangkan Sati diambil dari gelar yang Mamaknya irma berikan kepada Wahyudi waktu kami menikah. Yaitu Sutan Sati.
Melati adalah kembang kesukaan Wahyudi. Jika pohon melati di halaman rumah berbunga Wahyudi suka memetik kuntumnya dan ditaruh di kamar biar wangi. Waktu irma hamil Wahyudi bilang kalau anaknya perempuan ia akan kasih nama Melati. Dipadukan jadi Lenasati Melati. Ditambahkan Yuwono yang diambil dari nama belakangnya Wahyudi.
Lenasati Melati Yuwono
Makna yang terkandung dalam nama tersebut adalah harapan kami semoga ia menjadi perempuan yang terampil dan mandiri seperti Nenek Lena, dan mengharumkan keluarga Yuwono.
Panggilannya ?
Nah, ini yang kemudian bikin irma sedih. Mama bilang anaknya irma boleh pake nama Nenek Lena tapi janganlah ia dipanggil "Lena". Takutnya nanti orang akan menambahkan kata "si" di depannya. Di keluarga Mama, penggunaan kata "si" di depan nama menunjukkan ketidaksopanan. "Nanti Nenek Lena di sana sedih kalau namanya dipanggil-panggil pake 'si'," Mama menunjuk ke atas. "Sodara-sodaranya Mama pun bisa marah." arrrrggghhhhh ............... !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jadi nama panggilan (resmi)nya Melati. Tapi sama keluarganya Wahyudi disingkat jadi Mel. Ih, sebel. Mel itu nama sepedanya irma, tau !
irma sendiri lebih suka memanggilnya Lenasati. Lebih manis dan nggak ada yang nyamain. Lagipula, nama Lenasati itu kan irma yang bikin, hehehe.