Ulang Tahun irma
irma agustina
Irma bisa bilang ulang tahun irma kali ini adalah salah satu dari ulang tahun irma yang paling berkesan. Tidak banyak ulang tahun yang memberikan kesan begitu dalam dan irma ingat selalu. Irma bisa bilang ulang tahun yang paling berkesan adalah saat yang ke 6, 10, 16, tahun lalu dan yang sekarang.
Irma bilang ulang tahun yang ke 10 sangat berkesan karena baru kali itu irma ngadain pesta di rumah. Bukan pesta yang besar karena irma hanya mengundang teman-teman sekelas dan beberapa orang anak tetangga. Irma bukan anak yang populer waktu kecil dan dulu yang namanya pulang sekolah itu ya langsung pulang. Irma nggak ikut les atau kegiatan macam-macam meskipun waktu itu sebenarnya irma ingin sekali ikut les balet atau kelas senam tapi Mama nggak kasih. Mama bilang kalau ikutan balet atau senam nanti betis irma jadi gede, nggak bagus. Padahal tanpa ikutan kedua kegiatan itu pun sekarang kaki irma tetap gede. Mungkin memang sudah dari sananya begitu ya, jadi yah terima aja. Sekarang irma mengerti kenapa dulu irma nggak bisa ikut les macam-macam karena memang uangnya nggak ada. Udah syukur dulu irma bisa minta beliin buku apa aja pasti Papa dan Mama selalu usahakan irma dapat.
Juga tentang pesta ulang tahun. Siapapun tau yang namanya pesta butuh duit. Di keluarga irma nggak pernah tuh ada ulang tahun dipestain. Kecuali waktu masih taman kanak-kanak. Waktu irma ulang tahun Mama akan mendandani irma dengan baju bagus jadi hari itu irma boleh ke sekolah tanpa baju seragam. Trus Mama bawa kue tart dan di kelas ibu guru dan teman-teman akan bernyanyi untuk irma. Irma berdiri di tengah-tengah lingkaran dengan kue tart di hadapan. Setelah nyanyian selesai, ‘… selamat panjang umur dan bahagia …’ , irma akan meniup lilin. Dari foto irma tau Mama selalu turut meniup lilin. Biasanya irma marah karena irma tau sebenarnya tanpa dibantu pun irma bisa memadamkannya.
Irma ingat menjelang ulang tahun ke 6, ulang tahun terakhir di Taman Kanak-kanak. Karena dua kali ulang tahun sebelumnya tanpa pemberitahuan – Mama selalu tiba-tiba datang ke sekolah bawa kue tart – jauh-jauh hari ibu guru menanyakan ulang tahun irma kali ini mau ada acara apa. Waktu itu lagi ngetrend kalau ulang tahun ada pertunjukan sulap atau badut. Jadi ibu guru menyangka irma akan manggil tukang sulap atau badut juga. Kalau memang iya nanti ibu guru akan panggilkan tukang sulapnya, atau badutnya. Tapi irma bilang irma nggak mau sulap, irma nggak mau badut, irma mau diputar FILM ! Karena irma suka sekali kalau sekolah putar film dan rasanya sudah lamaaa sekali tidak ada pemutaran film. Biasanya pemutaran film diadakan menjelang libur kenaikan kelas. Karena ulang tahun irma di bulan Mei berarti sudah hampir setahun tidak diputar film. Lalu ibu guru bilang dia akan bicara dengan Mama dan beberapa hari kemudian Mama bilang ke irma ulang tahun nanti di sekolah akan diputar film !
Menjelang 12 Mei 1979 irma ikut Mama belanja baju baru untuk ulang tahun. Irma suka warna merah tapi kali itu Mama belikan baju kuning. Mama juga belikan irma sepatu kaca seperti yang Ira Maya Sopha kenakan dalam film Cinderella. Irma pernah nonton filmnya sama Mama di bioskop di Kosambi, pasar terbesar di Bandung waktu itu. Irma tetap berpikir itu sepatu kaca meskipun teman-teman bilang itu sepatu plastik.
Sehari sebelum ulang tahun Mama masih bawa irma belanja (emang dari dulu irma tuh anak Mama, dibawa-bawa terus ke mana-mana). Menjelang malam di salah satu toko langganan Mama di alun-alun Mama mau belikan irma kaus kaki yang cocok dengan baju barunya. Tapi waktu Mama buka dompet ternyata uangnya kurang. Mama sampai merogoh-rogoh seluruh sudut tas mencari uang yang terselip tapi memang sudah tidak ada lagi. Irma ingat ekspresi wajah Mama sepertinya beliau sedih tidak bisa belikan irma kaus kaki yang bagus. Akhirnya Mama belikan kaus kaki lain yang lebih murah. Warnanya kuning sama seperti baju baru irma. Menurut irma kaus kaki itu juga cantik tapi Mama bilang yang satu lagi itu lebih cantik, warna putih dengan renda-renda.
Di hari ulang tahun irma pergi ke sekolah diantar Babang – kakak sepupu, keponakan Papa – naik motor honda bebek tahun 1975. Irma duduk di depan. Irma pakai baju baru, sepatu baru, kaus kaki baru dan pita rambut juga baru. Sampai di sekolah sudah ada 3 orang teman menunggu di depan pagar. Lalu mereka gandeng tangan irma dan kita sama-sama masuk kelas.
Hari itu tidak ada kue tart yang harus irma tiup lilinnya. Tapi sebelum masuk aula setiap anak dapat kantung plastik isi kue, permen dan coklat. Semua murid berkumpul di aula. Irma maksud semua adalah SELURUH murid TK Pertiwi, bukan hanya teman sekelas saja. Seluruhnya ada 4 kelas di TK Pertiwi dan semuanya hari itu nonton film di aula. Asiiikk hari itu kita tidak belajar.
Semua sudah masuk dalam aula. Lampu aula dipadamkan dan nggak berapa lama kemudian di layar proyektor mulai tampak gambar. Layarnya besaaar sekali menutupi panggung yang biasanya dipakai pertunjukan nyanyi atau nari. Ada empat film yang diputar tapi irma hanya ingat tiga. Satu fim Superman, satu film Batman dan Robin, dan satu lagi film Aurora si Putri Tidur. Irma ingat adegan waktu sang Pangeran naik ke kamar putri di atas menara. Pangeran membungkuk, mencium bibir Putri Aurora. Lalu Putri Aurora bangun dan menatap Pangeran. Waktu itu irma bilang dalam hati, kalau sudah besar nanti irma ingin jadi seperti Putri Aurora. Irma juga ingin dicium Pangeran Tampan jadi saat bangun tidur irma bisa menatap mata Pangeran. Tapi irma nggak mau tidur lama-lama sampai seratus tahun seperti Putri Aurora. Rugi bener irma nggak bisa jalan-jalan kalau tidur selama itu. Tidurnya semalam aja lah ..
Lalu irma masuk SD dan tidak pernah ada lagi perayaan ulang tahun di sekolah. Sampai waktu kelas 4 irma ingin ngadain pesta di rumah karena biasanya teman-teman kalau ulang tahun mereka undang irma ke pestanya di rumah mereka. Irma tau keluarga irma bukan orang kaya malah irma sering lihat Mama pusing kepalanya tiap bulan harus cukup-cukupin uang yang Papa kasih. Waktu irma bilang irma ingin bikin pesta ulang tahun irma kira mereka tidak akan kabulkan. Tapi ternyata boleh. Jadi irma undang teman-teman sekelas untuk ke rumah. Dua orang tetangga anak teman Papa pun diundang meskipun irma tidak terlalu kenal dengan mereka. Kan sudah dibilangin irma bukan orang yang populer. Tiap pulang sekolah langsung ngendon di rumah baca buku. Waktu kelas 4 itu irma lagi senang-senangnya baca Lima Sekawan.
Hari itu Sabtu siang, 12 Mei 1983. Ulang tahun irma yang ke 10 jatuh tepat di hari kelahirannya. Dari majalah Bobo irma pernah baca anak yang lahir hari Sabtu harus bekerja keras dalam hidupnya. Contohnya adalah cerita seorang anak laki-laki umur sekitar 12 tahun yang harus selalu bekerja keras menghidupi ibu dan adik-adiknya. Dia anak paling besar sedangkan ayahnya sudah meninggal. Karena harus bekerja begitu dia jadi tidak bisa sekolah. Baca cerita itu irma jadi berpikir apakah irma juga harus selalu bekerja keras seperti dia.
Siang itu teman-teman irma datang. Tidak semua yang diundang bisa datang. Mungkin karena rumah irma jauh di atas bukit. Waktu itu kendaraan umum masih jarang sampai ke Dago. Siapa juga yang sengaja mau jalan-jalan ke hutan gitu. Jadi hanya yang orang tuanya punya kendaraan aja yang bisa datang. Irma ingat ada Rike – teman irma dari Ciateul yang jago lari dan rambut panjang dikepang – juga seorang teman yang tidak terlalu akrab tapi dia datang bersama adik-adiknya dan tetangga yang juga teman sekelas irma dari rumahnya di pinggir kali Cikapundung. Dulu irma kira dia bukan orang berada. Karena sehari-hari di kelas dia begitu sederhana. Tapi justru dia satu-satunya yang datang diantar mobil. Kakeknya yang ngantar. Sepanjang siang itu Kakeknya mengobrol dengan Papa dalam bahasa Sunda.
Pesta irma tidak ada acara apa-apa. Malah mungkin garink banget. Abis tiup lilin di atas kue tart putih bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun Irma Agustina’, kita makan siang. Abis makan siang kita asik ngobrol sendiri-sendiri. Rike cerita kalau hari itu dia pake stocking di balik roknya jadi irma ingin lihat stockingnya itu sepanjang apa. Lalu Diana – tetangga, anak temannya Papa – dan teman yang dari pinggir kali Cikapundung bernyanyi ‘Memandang Alam’. Trus Papa coba cairkan suasana dengan games tebak-tebakan angka yang bikin teman-teman tercengang-cengang kenapa Papa selalu berhasil menebak angka yang mereka pilih. Asal tau aja nih, Papa tuh suka banget ngutak-ngutik angka sampai pernah menang buntut tiga kali berturut-turut. Abis gitu bandar buntutnya entah kapok entah bangkrut pokoknya dia nggak nerusin lagi usaha judi buntutnya. Sebenarnya Papa cuma iseng masang buntut karena bandarnya itu juragan laundry langganan Mama di Jl. Sabang. Cuma tiga kali itu Papa pasang buntut dan abis gitu nggak pernah pasang lagi.
‘Siapa yang lahirnya di Jerman ?’ tanya Papa waktu kita udah garink nggak tau lagi mau ngapain. Kita saling berpandangan. Diana tersipu-sipu. Saat itu irma baru tau anak teman Papa itu lahir di Bonn, Jerman. Waktu itu irma pikir uh dia hebat banget lahir di Jerman, dari kecil udah di luar negri. Padahal dia lahir di Jerman karena orang tuanya nerusin kuliah di sana. Dan sebenarnya juga dia nggak bisa bahasa Jerman karena di sana cuma numpang lahir doang jadi kenapa juga irma harus berpikir dia itu hebat ??
Selama teman-teman asik ngobrol sendiri-sendiri irma potret mereka dengan kamera irma yang baru, Fuji M-100. Itu adalah hadiah ulang tahun dari Papa. Irma masih ingat tiap kali pulang sekolah sama Mama lewat toko kamera Niaga di Jl. Braga, irma selalu memperhatikan kamera itu dipajang di etalase. Irma ingiiin sekali punya kamera itu. Harganya Rp 15.000,00. Tidak disangka-sangka Sabtu pagi di hari ulang tahun yang ke 10 Papa berikan kamera itu ! Sampai sekarang irma masih simpan kamera itu beserta kotak hitamnya yang berbunyi musik tiap kali dibuka.
‘Kok nggak pake blitz ?’ tanya teman yang dari pinggir kali Cikapundung. Emang harus pake ya ? Waktu itu irma nggak tau kalau foto dalam ruangan harus pake lampu blitz. Jadi kita pindah berfoto di halaman. Untung juga dia kasih tau itu karena kalau nggak, nggak akan ada satu pun foto yang jadi. Irma cukup shock waktu ambil hasil cetakan, ternyata dari 32 film yang jadi cuma 5 ! Hah, itu lah akibatnya kalau sok tau L
Irma bilang ulang tahun yang ke 10 adalah ulang tahun yang berkesan biarpun acaranya garink gitu, karena itu adalah ulang tahun terakhir bersama Papa. 8 September 1983 Papa meninggal dan sejak itu irma nggak pernah rayakan ulang tahun lagi. Sampai ulang tahun yang ke 16, itu pun nggak sengaja karena bertepatan dengan acara mentoring Karisma.
Sejak kelas 3 SMP irma ikutan mentoring Karisma, Keluarga Remaja Islam Salman ITB. Setiap minggu pagi jam 6 sampai jam 8 kumpul di Mesjid Salman atau Taman Ganesha, berdiskusi tentang ajaran Islam bersama kakak mentor. Satu kali dalam satu semester dilaksanakan mentoring di luar area Mesjid Salman. Istilahnya mentoring keluar. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kejenuhan. Biasanya mentoring keluar ini materi diskusinya bebas dan lebih santai. Menjelang habis semester II tahun ajaran 1988 – 1989 kelompok irma sama sekali belum melaksanakan mentoring keluar. Waktu kakak mentor tanyakan kelompok ini mau mentoring keluar di mana, entah kenapa irma ajukan usul bagaimana mentoringnya bareng dengan ulang tahun irma. Ternyata usul irma itu disetujui oleh kakak mentor dan teman-teman yang lain. Jadilah waktu pulang irma bilang ke Mama. Untung Mama nggak keberatan.
Lalu di hari itu Jumat siang 12 Mei 1989 teman-teman group mentoring datang ke rumah. Ada sekitar enam belas orang yang datang. Kita duduk bersila di atas tikar di depan TV. Setelah dibuka dengan bergantian membaca ayat suci Al-Qur’an, kakak mentor mengucapkan selamat ulang tahun kepada irma dan mengajak teman-teman yang lain untuk berdoa untuk irma. ‘Mungkin ada yang mau disampaikan sama Mama nya irma ?’ tanya kakak mentor sebelum kita berdoa. Mama yang berdiri di belakang meja makan cuma bilang kalau Mama sangat senang teman-temannya irma udah datang dan karena makanannya udah siap ayuk kita segera makan sama-sama. Mama udah bikin nasi kuning lengkap dengan ayam goreng dan telur dadar. Ada juga sayur lalap, sambel dan abon sapi.
‘Sebentar, saya mau bilang sesuatu,’ tiba-tiba temannya kakak mentor bicara. Dia ini bukan mentor pembimbing kelompok irma tapi dia suka ngobrol sama irma di sekretariat Karisma. Sebenarnya dia nggak diundang tapi dia datang diajak sama kakak mentor kelompok irma.
‘Kalau ada yang ulang tahun kita selalu memberikan selamat kepada yang berulang tahun. Padahal sebenarnya ada seseorang yang lebih berhak menerima ucapan selamat tersebut. Dia adalah IBU. Ibu yang melahirkan. Ibu yang menahan sakit selama mengandung. Ibu yang berjuang untuk melahirkan anaknya. Ibu yang menjerit saat melahirkan. Tapi setelah lahir, setelah anaknya besar, kita tidak pernah memberikan selamat kepada Ibu. Anaknya yang kita beri ucapan ‘Selamat Ulang Tahun, Semoga Panjang Umur’. Padahal tanpa Ibu, tidak akan ada yang berulang tahun. Kenapa kita tidak pernah memberikan selamat kepada Ibu ? Jadi ingatlah, saat kita berulang tahun, seharusnya kita memberikan ucapan selamat kepada Ibu.’
Kata-kata kakak mentor itu kenaaa banget di hati irma. Sejak saat itu tiap kali Mama ucapkan selamat ulang tahun kepada irma, irma selalu balikkan lagi kepada Mama, ‘Selamat juga buat Mama. Mama yang udah ngelahirin dan besarin irma …’ Sebenarnya masih banyak lagi yang pengen irma ucapin ke Mama tapi biasanya tenggorokan irma udah tersekat duluan karena menahan tangis.
Abis berdoa dan makan acara dilanjutkan dengan acara bebas. Nggak ada topik yang didiskusikan hari itu. Mungkin kata-kata kakak mentor tadi cukup jadi bahan renungan kita-kita. Irma lihat kakak mentor tadi matanya berkaca-kaca waktu dia ngomong itu. Mungkin dia juga ingat ibunya. Tapi kalau irma dan teman-teman sih biasa-biasa aja. Dasar emang waktu itu kita nggak pada sensitif perasaannya. Atau mungkin juga karena kita nggak jauh sama mama nya masing-masing. Kakak mentor itu kan anak kost. Ibu nya jauh di kampung nya di Jawa sana.
Jadi kita ngapain nih ? Karena di rumah irma banyak buku cerita jadi ada teman-teman pada asik baca buku. Udah kayak taman bacaan aja deh, banyak buku digelar. Waktu itu kita lagi suka-sukanya baca komik Asterix. Irma ingat karena di halaman pertama ada gambar prajurit Romawi lagi nyuci sambil nyanyi, kakak mentor minta seorang teman yang baru pulang latihan paduan suara untuk menyanyikannya. Di komik itu prajuritnya bernyanyi, ‘Marilah mencuci, yeah ! Yeah ! Yeah !’ jadi teman irma itu nyanyi pake lagunya Dara Puspita yang waktu itu lagi dipopulerkan lagi, ‘Marilah ke mari yeah yeah yeah …’ Gara-gara kejadian ini sekarang tiap kali irma nyuci Mama selalu nyanyi begitu, ‘… Mari lah mencuci yeah yeah yeah …’ trus irma akan menyambung dengan, ‘… marilah mencuci, bersama-sama, hilangkan noda dan kotoran …’ J
Nggak semua teman irma baca buku. Ada yang ngobrol sama kakak mentor, curhat tentang sekolah atau pergaulan. Lalu entah siapa yang memulai, ada yang ngajak main congklak. Di dekat rak buku situ memang tergeletak congklak. Ternyata main congklaknya seru, dan irma hampir selalu jadi pemenangnya, bikin lawan pecak banyak J (pecak = kekurangan kuwuk atau biji congklak)
Irma berkesan banget dengan ultah ke 16 karena permainan congklak itu. Nggak disangka ternyata permainan djadoel itu bikin teman-teman senang. Sampai susah mereka diajak pulang kakak mentor waktu Maghrib menjelang. Trus yang bikin irma senang, mereka menyukai permainan yang sama dengan kesukaan irma. Dari kecil irma selalu main congklak dengan Mama atau Papa.
Bukan cuma itu yang irma ingat dari ultah ke 16 tapi juga di hari Minggu setelah ultah itu di Salman irma bertemu dengan Kang Eddy, salah satu kakak mentor yang suka ngobrol dengan irma di sekretariat Karisma. Tau irma baru berulang tahun Kang Eddy berpesan agar irma membaca Al Qur’an surat Maryam ayat 33. Ternyata isinya adalah, ‘… dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, saat aku meninggal, dan di hari aku dibangkitkan hidup kembali …’ Itu adalah kata-kata Nabi Isa AS. Sejak saat itu tiap kali berulang tahun irma selalu membaca ayat ini. Dan kepada teman muslim yang berulang tahun juga selain memberikan ucapan selamat irma selalu sampaikan ayat ini.
Jadi sudah tiga ulang tahun yang memberikan kesan dalam pada irma. Yang keempat adalah tahun lalu. Hari Rabu pagi 12 Mei 2005. Menjelang jam 6 pagi Wahyudi telpon irma, ‘Hei, selamat ulang tahun.’ Di cuma bilang begitu tapi bikin irma berkesan banget abisnya selama ini tuh Di nggak pernah kasih perhatian khusus terhadap ulang tahun. Di keluarganya ulang tahun bukanlah sesuatu yang spesial dan perlu dirayakan. Jadi pernah di satu ulang tahun Pak Leo bertanya, ‘Makan-makan ke mana sama Wahyudi ?’ , irma sempat sedih karena memang nggak ada acara apa-apa dengannya. Hari itu berlalu begitu saja. Tapi di ulang tahun irma yang 32 tahun lalu, tiba-tiba Di mengucapkan selamat. Pagi-pagi lagi. Di orang kedua yang menelpon ucapkan selamat. Yang pertama adalah Mama. Selalu Mama yang pertama ucapkan selamat ulang tahun.
Ucapan selamat dari Di itu bikin irma terharu. Ternyata dia care juga sama ulang tahun. Dan tahun ini tiga hari menjelang ulang tahun Di sms, ‘Tgl 12 Ulang tahun, mau hadiah apa ?’ Irma nggak tau mau minta hadiah apa. Irma cuma ingin Di tetap sayang sama irma seperti selama ini J Just love me more and more, itu tulis irma di blog http://eskrim.multiply.com sehingga Deedee bersuit-suit.
Dan hari ini irma berulang tahun ke 33. Sejak sehari sebelumnya di milis B2W Indonesia ada birthday reminder akan ulang tahun irma. Karena itu sejak kemarin di milis ini irma sudah terima ucapan selamat ulang tahun dari Skull Commander, Tiza di Makassar, Nirwana, Agus Wahyudi, Inu, @de Soe, Romy NEC dan Ardy@milis. Dan karena beberapa hari yang lalu Om Alfa sudah mengusulkan hari ini B2W fullmoon gathering, Om Benny ngajakan pada saat gathering ini juga sekalian ngerayain ultah irma.
Pagi ini irma bangun jam 5. Nggak berapa lama kemudian Mama telpon. Kasih ucap selamat ulang tahun sekalian bangunin sholat Subuh. Lalu jam 6.15 irma berangkat ke kantor bersama Mel, sepeda irma yang berwarna merah-silver-hitam. Sampai kantor irma lihat di handphone udah masuk sms ucapkan met ultah dari Bu Isna dan anak-anaknya – Abang Kiddie & Adik Diella, Niken, Mama Oen, Teh Inna dan kedua anaknya – Mas Rizqi dan Adik May. Nggak berapa lama masuk sms ucapan met ultah dari Pak Leo di Medan. Waktu irma buka imel Ela di Papua sudah kirimkan ucapan met ultah atas nama Trio Power Puff Girl gadungan (Ela, Tety, Nani). Kemudian berturut-turut imel ucapan ultah dari Oma Anna, Mama Oen kasih mmuah mmuah, Mas Fahmi teman tidurnya Di selama PTD Makassar – Tana Toraja, Papa Oen yang nganterin gambar kue ultah dari Mama Oen yang kelupaan, Risca yang kasih ucapan Bon Anniversaire !, Deedee yang minta undangan nikah irma dan Wahyudi (ummm kapan ya ??), Om Jo yang pernah nganterin pulang tengah malam abis B2W melayat alm. Om Anton Ori, Harry Vibian yang katanya pagi ini mau temenin B2W sampai Mesjid Sunda Kalapa, Ninta yang peluk cium irma jitak Wahyudi, Syamsul yang nggak bisa ikut gathering nanti sore karena kudu lembur, Om BeWork yang nggak pernah irma tau, Om Tekad yang hari Senin kemarin bareng-bareng nggoes ke Kelapa Gading, Om Joko Poernomo yang kasih ucapan Selamat Ulang Tahun ke 17, Ika kirim gambar karangan bunga cantik banget dari Victor’s family, Tiwi mantan Kopassus, Bangko yang nggak yakin irma udah 33 tahun, Om Benny Mamoedi yang kemarin nggak mau kasih ucapan duluan karena nggak mau bikin irma tua lebih dulu, Om Toto yang nggak irma sangka bakalan kasih ucapan juga, Sunu yang udah 2 hari ini lihat irma di flyover Pramuka tapi irma nya cuek aja, Deni yayank nya Nani yang ternyata B2Wer juga, dan Reza yang sering lihat irma melintas depan rumahnya di Jl. Balai Pustaka.
Irma nggak nyangka sebanyak itu yang kasih ucapan selamat. Bahkan pada saat irma nulis di blog hari ini irma ultah ke 33, banyak juga yang menanggapi dan kasih selamat. Lytha, Maya peri loko nan brisik, Olive, Afung, Aryo, dan Kelingking (who are you anyway ?? you’re still a mistery for me). Biarpun udah kirim imel Deedee, Bangko dan Mama Oen tetap reply dan kasih ucapan selamat di blog irma itu.
Senangnya, mereka semua ingat irma J Tapi apaaa coba yang begitu menyenangkan, selain telpon dari seorang kawan lama ucapkan selamat ?? Menjelang jam sepuluh pagi handphone irma berbunyi. Telpon dari Novadi yang udah lamaaaa nggak kontak irma. ‘Kayaknya hari ini ada yang ulang tahun ya,’ katanya. Well, tiap hari memang ada yang ulang tahun. ‘Tapi yang hari ini ulang tahun someone special,’ Novadi bikin irma tertawa. Lalu Vadi tanya film apa aja yang udah irma tonton. Kita sama-sama suka nonton tapi karena sekarang udah berkeluarga Vadi jadi agak jarang nonton. Mungkin juga kesibukannya di production house bikin dia susah ke bioskop. ‘Kamu sedang apa ? Nggak keluar (negri) lagi ?’ tanyanya. Nggak. TÜV yang di luar udah nggak kekurangan auditor lagi. Dalam negri aja irma udah jarang audit. Sekarang irma lagi nulis, tapi bukan tentang kerjaan. ‘Kamu nulis novel ya ? Kalau udah jadi boleh dong kirim sini, nanti ta’ bikin jadi film,’ Vadi bilang. Hahaha Vadi, kamu ingat aja. Tapi novel irma belum juga rampung, selalu tertunda. Sekarang irma lagi asik nulis catatan perjalanan.
Tapi kadang ulang tahun nggak selalu menyenangkan. Hampir di tiap ulang tahun irma adaaa aja kejadian. Ulang tahun irma selalu bertepatan dengan ujian kenaikan kelas, atau kelulusan. Dan biasanya pas irma ultah ujiannya matematika. Waktu irma kelas 2 SMP, irma sakit tifus saat berulang tahun. Sedihnya. Yang lain makan nasi kuning buatan Mama, irma makan bubur saring L Trus di tahun 1998, ulang tahun irma ditandai dengan tertembaknya empat orang mahasiswa di kampus Trisakti. Kemudian terjadi kerusuhan massa di mana-mana. Jakarta penuh api. Dua hari kemudian Soeharto lengser dari kursi kepresidenan.
Dan hari ini, menjelang detik-detik kelahiran irma di jam 15.53, tiba-tiba gedung Hero tempat kantor irma berguncang keras. Cukup lama hampir dua menit. Kita semua panik. Setelah itu internet connection di kantor down. Baca internet via handphone irma baru tau kalau pusat gempa di Selat Sunda. Tadinya semua orang di kantor mengira Merapi meletus. Sudah beberapa hari ini gunung berapi teraktif di dunia itu meningkat aktifitasnya bahkan penduduk di desa-desa sekitarnya telah dievakuasi.
Setelah Maghrib irma bergegas ke Putt Putt Senayan. Sempat tertahan macet saat mau putar di Pancoran juga lampu merah Kuningan. Untung saat melewati jembatan Semanggi lancar-lancar aja. Demikian juga saat melewati samping Jakarta Convention Center. Satpam Hilton menyapa ramah waktu irma katakan permisi numpang lewat.
Bunderan kolam depan Putt Putt Golf tempat B2Wer kumpul kelihatan sepi. Cuma beberapa sepeda parkir di sana. Mungkin karena hujan deras sejak sore tadi jadi banyak yang urung ikutan gathering. Irma arahkan Mel naik bunderan dengan hati-hati. Bunderan berlapis keramik itu biasanya licin sehabis hujan. Sepeda irma pernah terpeleset karena irma buru-buru ngerem habis.
‘Naaa… yang ulang tahun datang !’ seru Nirwana melihat irma datang. ‘Selamat malam semua,’ irma menghampiri mereka. Om Alfa dan Edwin menyongsong, sepeda irma mereka ambil. Irma kira mau mereka bantu parkirin tapi Nirwana bilang hati-hati aja mau mereka ceburin. Oh tidak ! Kalau gitu irma tongkrongin mereka dulu. Setelah pasti Mel terparkir dengan baik baru irma gabung dengan yang lain.
Pertama-tama Nirwana yang kasih salam, pake sun pipi kiri pipi kanan biarpun sebelumnya irma protes karena irma masih keringatan (tapi kan Nirwana juga keringatan yah, jadi sama aja). Abis gitu Om Benny Mamoedi yang kali itu keren banget pake kemeja kotak-kotak nyalamin. ‘Hai irma ! Selamat ulang tahun ya. Saya Benny,’ katanya. Trus Romy NEC, Harun dari Priok, Edwin, Om Alfa, Reza, ummm… siapa lagi ya ? Lumayan banyak sih tapi irma nggak hapal nama-namanya. Irma cari-cari B2Wer yang searah pulangnya dan lega waktu lihat ada Adiet chimpanze. Adiet pulang ke Pramuka, lumayan ada teman pulang bareng biarpun cuma separuh jalan.
Jadi, jalan kita sekarang ? Oh nggak, kata Nirwana nunggu Inu dulu. Inu Febiana yang di milis sering disangka perempuan karena namanya. Inu pernah kasih tau arti namanya. Inu = anjing (Jepang), Febi, dari kata phobia = takut, Ana = saya (Arab). Jadi Inu Febiana artinya ‘Anjing takut saya’. Hahaha, maksa banget nggak sih ?? Tapi lucu juga. ‘Belum ketemu orangnya ya ? Orangnya lucu juga,’ kata Nirwana.
Nggak berapa lama datang Meru. Lalu Iie yang begitu datang langsung bikin heboh dengan celotehannya. Trus Inu yang ditunggu-tunggu pun datang. Hujan-hujanan dia dari Bogor. Pake sandal jepit. Bawa gembolan berlapis bag cover kuning. ‘Ayo, jalan !’ ajaknya, tau kali dia yang kita tunggu-tunggu. Ntar dong, istirahat dulu bentar. Nggak capek apa nggoes dari Bogor ? Oh kiranya Inu pake kereta.
‘Oy foto dulu oy !’ Om Alfa ngajak berkumpul di dekat tiang lampu. Siapa yang bawa kamera ? irma bawa, Aki Supri juga bawa. Tadi irma sempat nyangka Aki Supri tuh biker yang nyusul irma waktu macet di lampu merah Kuningan. ‘Gue ngapain lewat Gatot Subroto ? Gue tinggal lurus aja dari CSW !’ sanggah Aki Supri. Oh maaf, ternyata irma salah. Abis mirip sih dengan yang nyalip irma tadi.
Ternyata para biker tuh nggak kalah dengan Batmus. Pada banci foto ! Begitu kamera diarahkan mereka langsung bergaya. Gayanya pun aneh-aneh pula. Hm, kenapa ya irma selalu tercebur dalam komunitas yang begitu doyan tampil ??
Selesai foto kita berdoa agar perjalanan kita aman, lancar dan selamat. Abis doa kita saling tumpuk tangan dalam lingkaran. Om Alfa membuka gathering B2W kali ini, ‘Semoga kita bisa melihat full moon di balik awan itu.’ Setelah itu, aaaauuuuuuuuuuuu …. pada melolong deh !
Om Devin yang ditunjuk Om Alfa untuk buka jalan bersepeda di depan. Keluar dari Pintu 5 Senayan, kita langsung masuk jalur cepat Jalan Sudirman. Beriring-iringan kita menyusuri Sudirman, lewat bawah jembatan Semanggi, Sudirman lagi, mutar Bunderan HI, Thamrin, hingga monumen Arjuna Wiwaha. Di Jl. Thamrin ada iring-iringan protokol VIP lewat sambil bunyikan sirine. Tadinya kita terus aja melaju abisnya kita kan jalan di paling pinggir jadi sebenarnya nggak akan mengganggu mereka. Tapi menjelang monumen Arjuna Wiwaha kita diteriakin iring-iringan itu, ‘Sepeda minggir ! Sepeda minggir !’ Gara-gara teriakan itu kita jadi berhenti di pojok Monas seberang monumen. Ya bingung, ya sebel tapi kita juga ketawa-ketawa dengan kejadian tadi. ‘Aduh, naik sepeda di Jakarta kok ya susah amat ya ? Tapi lumayan lah tadi sepeda disebut-sebut,’ komentar Om Alfa.
Lagi berhenti di pojokan gitu kita baru sadar Adiet dan Mario nggak ada di rombongan. Ke mana mereka ya ? Tapi mereka tau kok tujuan akhir kita adalah TIM jadi diputuskan kita lanjut ke Cikini. Karena terhalang di lampu merah dekat Gambir irma jadi agak tertinggal dengan yang lain. Tapi irma masih tetap bisa melihat mereka. Setelah dari patung Pak Tani ada biker yang ‘menuntun’ jalan irma. ‘Ambil kanan ! Ambil kiri !’ gitu arahannya tiap kali dia lihat irma kesulitan dengan kendaraan di depan yang tiba-tiba melambat atau berhenti. Waktu pulang irma baru tau biker itu namanya Ary.
Sampai di TIM. Langsung menuju deretan warung makan. Sepeda kita parkir di dekat warung Bengawan. Nirwana sama Om Alfa ribet banget saling nyenderin sepedanya. ‘irma, ini ulang tahun yang ke empat puluh berapa ?’ tanya Om Devin. Hahaha, cuma om ini nih yang nyangka irma kepala empat. Emang pantes ya Om ??
Lagi kita sibuk-sibuk parkir sepeda gitu datang Adiet dan Mario. Ke mana aja sih kalian ? ‘Kan katanya TMII,’ Mario bilang. Di milis beberapa hari yang lalu Om Alfa memang salah nulis tujuan akhir gathering ini. Seharusnya TIM tapi dia tulis TMII. Tapi rupanya Adiet dan Mario bukan nyasar ke TMII. Tadi di jalan ban sepeda Mario pecah. Jadi Adiet bantu ganti ban dulu. Hehe, Adiet spesialis bantuan ganti ban. Waktu sepeda irma ban nya pecah juga kan Adiet yang ke rumah lalu bantu pasangin ban baru J
Meja-meja disatukan. Bikesmoker segera menyulut rokok. Heran deh, udah bagus sehat bersepeda begitu kok ya malah dirusak paru-parunya dengan asap tembakau L Yang kayak gini nih yang bikin irma males kumpul dengan para biker.
‘Kita serahkan menu kepada irma,’ kata Om Alfa lihat irma udah pegang kertas dan bolpen. Ya nggak gitu dong. Pilih aja masing-masing sesuai kesukaannya. Biar irma yang nanti nulis pesanannya. Pilihannya ada nasi goreng kambing, nasi goreng ayam, soto ayam, sate ayam. Minumannya ada jus, ada teh botol, ada soft drink tapi hampir semua pada mesen es teh manis.
Selesai kasih pesanan ke pelayannya, irma duduk diam aja di tengah-tengah. Sayap yang kiri – Inu, Nirwana, Ary, Mario, Meru – bahas tentang pernikahan. Sayap yang kanan – Om Devin, Om Alfa, Adiet, sapa lagi ya ?? – bahas tentang ‘… punya anak 3 tapi anak sulung semua …’ ‘Oh ya di sayap kanan bahas tentang berbagi suami,’ komentar Iie waktu irma cerita topik bahasan mereka. Iie yang hari ini juga ultah bingung mau gabung pembicaraan yang mana. ‘Aku boleh ikut bicara nggak ?’ ia mengacungkan tangannya waktu Inu dan Ary seru bahas tentang kapan menikah. Omongan Iie tenggelam di antara yang lain. Tapi kemudian seru Inu, ‘Ie ! Nikah yuk !’ Ditantangin gitu Iie malah speechless.
Diapit antara dua kubu yang seru ngobrol dengan topiknya masing-masing, irma nggak tertarik untuk turut dengan pembicaraan manapun juga. Irma asik dengan pikiran irma sendiri. Mengingat tahun-tahun yang telah irma lalui. Apa yang telah irma alami selama ini membentuk irma menjadi yang sekarang. Yang paling berat irma rasakan adalah saat Ari memutuskan untuk pergi. Bisa dikatakan itu adalah saat terburuk dalam hidup irma. Kalau nggak ada teman-teman yang selalu temani dan menghibur irma mungkin irma akan tetap terpuruk. Makasih sekali kepada Eko yang selalu dampingi irma di saat-saat itu. Tapi irma pikir kejadian itu juga yang memperbaiki hubungan irma dengan Mama hingga menjadi lebih baik seperti sekarang. Memang selalu ada hikmah di balik musibah.
Dan sekarang bisa dikatakan irma menghadapi hidup lebih tenang. Irma sudah sampai pada pemahaman bahwa bukan kekayaan materi yang utama dalam hidup ini. Hm yah, uang memang penting tapi bukan berarti kita diperbudak olehnya, menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang. Jadi Pak Tri, maaf maaf saja ya jika irma menolak posisi branch manager representative office Bandung. Karena irma memang nggak mau menempati posisi itu dan irma nggak mau poci-poci. Maaf aja Pak, irma lebih suka di posisi sekarang. Kalaupun ada posisi lain yang irma inginkan, irma cuma ingin jadi certifier. Karena irma tau irma bisa lakukan itu, karena irma tau di situ irma bisa tegakkan aturan yang benar. Tapi kan manajemen kantor lebih suka orang lain yang jadi certifier. Yah sudah irma mau bilang apa meskipun sempat irma kecewa berat. Jadi kalau sekarang Pak Eric yang ditunjuk untuk jadi 2nd certifier, ya sudah irma nurut aja.
Irma udah ngerti bahwa kekayaan jiwa lah yang utama. Apa yang sudah diberikan. Apa yang sudah dilakukan. Apa yang sudah dibuat. Bukan apa yang sudah diperoleh. Bukan apa yang belum dimiliki. Bukan apa yang sudah didapat. Alangkah kerdilnya jiwa ini jika hanya mengharapkan pemberian, dan bukannya memberikan.
Irma bersyukur sekali punya teman-teman yang begitu baik. Gabung dalam komunitas yang berpikiran positif. Bukan penampilan fisik yang diperhatikan. Tapi lebih kepada kepribadian dan perilaku kepada orang lain. Senang rasanya bisa memberi kepada mereka, meski sejauh ini cuma tulisan yang bisa irma bagi. Senang rasanya dengar mereka bertanya-tanya, ‘irma … mana lagi dong ceritanya ? ditunggu ya …’ Senang juga rasanya bila mereka suka akan tulisan irma. Terima kasih Tuhan, hanya berkat izinMu aku mampu tuk merangkai kata-kata menjadi satu jalinan cerita J
Irma juga bersyukur bahwa sekarang irma sudah ‘pasrah’ dan lebih tenang tentang hubungan irma dengan Wahyudi. Sejak kejadian 5 Desember 2005 lalu kita nggak pernah ngomongin tentang masa depan lagi. Dan irma nggak pernah mau menyinggung tentang itu duluan karena pengalaman irma tiap kali bahas itu kita selalu ribut dan hubungan jadi nggak enak. Sedih rasanya kalau ingat Februari lalu kita sempat nyaris udahan. Jadi sekarang irma jalanin aja apa adanya. Irma udah cukup senang Di selalu ada, selalu berusaha temani irma. Kalau memang kita berjodoh toh jalan kita ke sana akan dimudahkanNya juga. Kalau ada orang yang ngompor-ngomporin untuk cari yang lain atau nanya kapan nih … , nggak ada yang irma lakukan selain menulikan kedua telinga irma.
Malam sudah jam sembilan. Para pelayan warung Bengawan mulai merapi-rapikan meja. Sudah waktunya kita pulang. Irma ke kasir selesaikan pembayaran. Semuanya habis 198 ribu. Irma pastikan tambah-tambahan pesanan juga udah masuk dalam bon. ‘Wah, jadi nggak enak nih ditraktir tante irma,’ seru B2Wer waktu irma menolak uang mereka. Irma mengibaskan tangan, ‘Nggak pa-pa. Tante senang, tante bayar.’
Setelah mengucapkan makasih kita lalu bersiap-siap pulang. ‘Gimana nih, jadi nggak nganter ke rumah tante irma ?’ tanya Om Alfa. Om, rumah irma di Bandung. ‘Eits, jangan salah. Kenapa nggak ? iya nggak Rom ?’ balas Om Alfa. Heran deh, kok selalu Romy yang diledekin kalau tentang irma. Romy sendiri cuma nyengir.
Iie berseru teriakkan trayek pulangnya. ‘Ini Kampung Rambutan atau Cikini sih ?’ heran Om Alfa. Hahaha, Iie memang nggak habis-habis baterenya. Macam kelinci energizer yang terus memukul tambur, dung dung dung dung. ‘Gue kalo punya anak kayak lo Ie, bisa naik haji tiga kali gue,’ komentar Ary. Sampai pulang Iie masih nggak ngerti gimana caranya punya anak seperti dia bisa naik haji sampai tiga kali.
Belum ada tanda-tanda yang lain bergerak. Irma jalan duluan. Di dekat Stasiun Cikini Ary menyusul. Ary pulang ke Cipinang makanya tadi dia nawarin irma pulang bareng dia. Waktu belok jalan Diponegoro – depan bioskop Megaria – Adiet menyusul. Lalu berjajar tiga kita sepedaan. Senang rasanya, irma seperti didampingi oleh dua orang kakak laki-laki yang menjaga irma J
‘Gue sangka tadi dia kura-kura ninja,’ komentar Ary tentang irma. Kok kura-kura ninja ? ‘Tas nya gede banget !’ kata-kata Ary bikin irma dan Adiet ketawa. Hahaha, kalau kura-kura ninja berarti irma bawa pedang dong ? Tas irma gede gini kan karena bawa laptop. Trus dibungkus bag cover makanya jadi gede gitu. Tadi juga Aki Supri dan Inu juga ngomentarin gembolan irma itu. Aki Supri malah iseng narik ransel irma. Untung irma sigap segera seimbangkan diri jadi nggak jatuh terjengkang ke belakang.
Di perlintasan kereta api Jl. Pramuka kita berpisah dari Adiet. Abis gitu Ary dampingi irma sampai rumah. ‘Lampu merah berhenti atau terus ?’ tanya Ary saat kita sampai di lampu merah persimpangan Pramuka-Pemuda. Berhenti lah. ‘Bagus. Lampu merah itu kesempatan kita untuk istirahat,’ kata Ary. Waktu lampu berganti hijau Ary maju duluan, dia ngelindungin irma dari truk dan mobil yang masih melaju dari Jl. Pemuda. Makasih ya Ary, kamu baik deh. Gentleman J
Di jalan Ary cerita tentang usahanya bikin-bikin perlengkapan olah raga outdoor. Termasuk tas boncengan sepeda yang tadi dibeli Om Benny. Irma jadi tertarik pengen beli juga. Abisnya selama ini irma nggemblok ransel melulu punggung irma jadi panas. ‘Boleh ini masih ada dua lagi. Mau diambil sekarang ?’ tanya Ary waktu kita berbelok masuk Jl. Sunan Kalijaga. Iya, sekarang aja irma ambil.
Sampai di rumah Ary keluarkan tas boncengan sepeda itu. Irma berikan uangnya, 150 ribu. Makasih ya. ‘Main-main ke toko saya ya, ini nama anak saya yang ketiga,’ Ary menyodorkan kartu namanya. Nama tokonya : Rimba. Setelah mengucapkan salam Ary bergegas pulang.
Abis simpan Mel di garasi irma langsung masuk kamar. Berbaring nggeletak di atas karpet, irma sms Di kasih tau irma udah di rumah. irma tau (mungkin) Di nggak gitu suka dengan aktifitas irma bersepeda. Selama ini Di selalu diam nggak komentar apa-apa kalau irma bercerita tentang sepeda. Sikap dia ini yang sering bikin irma sedih. Tapi masih bagus Di nggak ngelarang. Di cuma bilang dia khawatir irma ketabrak atau kesamber kendaraan bermotor.
Berbaring menatap langit-langit kamar. Irma senang sekali dengan ulang tahun irma kali ini. Biarpun Di nggak temani irma – bahkan Di baru sms ucapkan met ultah siang hari setelah Jumatan – tapi banyak teman-teman yang bersama irma. Ucapan met ultah yang begitu banyak, telpon dari kawan lama, konvoi seru dengan teman-teman sepeda, dan sekarang irma udah dapat kado dari diri irma sendiri : tas boncengan sepeda. Alangkah sempurnanya hari ini. Terima kasih ya Tuhan, atas berkahMu kepadaku J
Jakarta, 15 Mei 2006
Senangnya selama dua hari kemarin Di terus bersama irma J
what a strory!
ReplyDeleteu know what, i almost dropped my tears after i read it! (hey! i'm a man. what's goin on with me?!?!?). hehehe.....
1st time reading u'r blog gal. nice blog 'n can't wait to read all of them!
keep writing 'n genjotz forever okay!
piss!!! kata armbuds!
Ir, mama oen terharu baca tulisan ini. Be strong and stronger, karena jalanmu masih panjang. Tempaan yang kamu alami di masa lalu dan sekarang, adalah bekal untuk melangkah kedepan. Tetaplah menjadi Irma yang selalu murah senyum dan tawa.... be strong and take courage .....
ReplyDeletesure, i'll always be writing and riding
ReplyDeletethank you :)
iya mama oen, irma sendiri juga pengen nangis waktu nulisnya
ReplyDeletemakasih atas petuahnya ya :)
oh iya lupa, waktu Jumat siang itu Adep nelpon dari Semarang dan bernyanyi :
ReplyDeleteMakan sekarang
makan sekarang
makan-makannya sekarang juga
sekaraaang juuuga, sekaraaang juga
Makan yang mahal
makan yang mahal
makan yang murah gue nggak level
makan yaaang maaahal, makan sekarang !
ampun nggak sih tu' anak :p
lovely post, thanks Irma :)
ReplyDeletekeep smiling Irma :-) and happy birthday
ReplyDeletekeep smiling Irma :-) and happy birthday
ReplyDeletethank you ami, tapi ultah irma kan bulan mei ??
ReplyDeletehahaha ... ngeliat namamu yang AGUSTINA, sempet kepikiran kalo lahir di bulan Agustus. hihihihi ...
ReplyDeletehe eh, percayalah kamu bukan yang pertama menyangka begitu. sejak dulu tiap kali aku sebut nama lengkapku, selalu orang bilang, "Lahirnya bulan Agustus ya ?" please deh, kayaknya yang bener sih dibikinnya di bulan Agustus ...
ReplyDeletehhehhee.. iyah, sadarnya setelah ngirim komen... wis, lebih baik daripada mei nanti lupa kan, hehehehe
ReplyDeletedasar pinter ngeles!!! hahahaha
ReplyDelete