aku percaya bahwa perjumpaan terakhir hendaknya dihiasi dengan senyum
bukan amarah dan wajah merengut
karena kita tak tau apakah masih ada kesempatan kita tuk bertemu lagi …
(dikutip dari satu e-mail yang diforward seorang teman)
Manda adalah salah seorang yang turut memandikan jenazah Papa. Malam sebelumnya Manda datang dari Palembang. Ada keinginan Manda untuk berkunjung ke rumah, ketemu Mama dan Papa. Tapi rasa malas mendera. Padahal dari mess tempatnya menginap ke rumah Mama dan Papa begitu dekat. Esok paginya Manda menyesal. Andai malam itu Manda tidak turuti rasa malasnya, ia masih sempat bertemu Papa sebelum meninggal. Sesal yang terus Manda bawa, dan ceritakan kepada irma dan kedua kakak tiap kali bertemu. Manda dekat sekali dengan Papa, bukan karena kebetulan Papa adalah dosennya waktu kuliah di Bandung dulu sehingga Manda dapat banyak memanfaatkan fasilitas kampus, termasuk kemudahan pembayaran uang kuliah. Tapi juga karena selama kuliah Manda tinggal bersama Mama dan Papa. Manda adalah adik laki-laki Mama.
Umi adalah kakak Mama. Sejak kena serangan jantung beberapa tahun yang lalu, anak-anaknya tidak memperkenankan Umi pergi jalan sendiri. Kalau bukan anaknya, cucunya yang menemani. Empat orang cucu Umi udah duduk di bangku kuliah. Bergantian mereka menemani Umi pergi. Bahkan ke arisan keluarga yang sering irma hindari pun Umi datang. Apalagi kalau ada yang sakit. Biar jauh dan malam hari pun Umi tetap paksakan diri untuk pergi. Kak Eli – anaknya Umi – pernah bilang, ‘Kita nggak tau apa besok Umi masih ada hari.’
Dua kejadian di atas menyadarkan irma untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dan tegur sapa. Boleh saja ada konflik atau selisih pendapat, tapi hendaknya pertemuan itu diakhiri dalam suasana menyenangkan. Jangan tinggalkan pertemuan dengan perasaan kesal atau marah. Agar tidak menyesal nanti di kemudian hari. Seperti yang Kak Eli bilang, ‘… kita nggak tau apa besok masih ada hari …’
Tomorrow, God knows just where I'll be
Tomorrow, who knows just what's in store for me
Anything can happen, but we only have one more day together, yeah
Just one more day forever, so
Love me like there's no tomorrow
Hold me in your arms, tell me you mean it
This is our last goodbye and very soon it will be over
But today just love me like there's no tomorrow
(‘Love me like there’s no tomorrow’ – Freddie Mercury)
Bener Irma...
ReplyDeleteya.. seharusnya begitu, Ma..
ReplyDeletewalau harus senyum kecut karena dimrengutin :)
ya kalau kecut dikasih gula aja biar manis, atau madu, hihihi :D
ReplyDeleteyup harus begitu..:D
ReplyDeletekasih eskrim coklat & strawberry :)
ReplyDeleteih ih nanti dijilat-jilat :D
ReplyDeletebener..
ReplyDeletemakanya jangan suka merajuk ;)
ReplyDelete