Minggu tanggal 15 Juli 2007 nanti Adep ngadain pintong di Museum Gajah bareng Pak Dwi. Wah, pasti bakalan asik sekali. Apalagi di sana masih berlangsung Pameran Majapahit. Pak Dwi kan kalau bercerita tentang arca, artefak, dan peninggalan-peninggalan arkeologi seruuu banget ! Ingat aja dulu waktu pintong di sana, sampai tiga jam Pak Dwi nerangin aneka arca di Museum Gajah. Mulai dari arca Adhityawarman – arca paling gede di museum – arca Durgamahisasuramandiri yang perkasa, Dewi Shinta yang cantik, sampai arca kecil-kecil seperti Shiwa Mahadewa, Bima, dll. Link
Tapi ternyata di hari itu Wahyudi nggak bisa ikutan. Dia mau pergi ke Balaraja, hadiri acara keluarga tuk rayakan ulang tahun keponakannya. Ada rasa kecewa mendera di hati irma. Yah, aku jalan sendiri L
Yaaa ……… tapi mau gimana. Kita berdua memang berbeda dalam hal ini. Wahyudi selalu datang ke acara keluarga. Dia senang ketemu sanak saudara. Sebaliknya irma selalu menghindar acara keluarga. Males ditanya-tanya mulu, dengan pertanyaan yang sejak dulu selalu bikin irma naik pitam. Sebal rasanya dibanding-bandingkan. Kenapa mereka tidak pernah bisa menerima irma apa adanya ? Perasaan irma sendiri nggak pernah ngutak-ngutik urusan pribadi orang lain. Perasaan, irma nggak pernah mempermasalahkan jalan yang dipilih orang lain.
irma sering ngalamin kejadian nggak enak di acara keluarga. Makanya irma selalu menghindar. Memang itu bukan penyelesaian. Tapi irma nggak ingin merusak suasana dengan sikap irma yang tiba-tiba diam dan menjaga jarak saat hati mulai kesal akibat perlakuan mereka. Karena itu, irma lebih senang menyendiri. Karena itu, irma memilih menemui mereka bukan dalam kelompok besar. Kalau ditemui dalam kelompok kecil pun sikap mereka masih tidak menyenangkan juga, sudahlah irma menghindar ketemu mereka aja. Kalau untuk menjaga tali silaturahmi kan bisa dengan berbagai cara, nggak harus ketemu langsung. Ada telpon, e-mail, sms atau via multiply seperti ini.
Tapi Wahyudi beda dengan irma. irma harus hargai sikap dia. irma harus terima perbedaan ini dengan lapang dada. Jadi hari Minggu nanti irma harus jalan sendiri. irma harus terbiasa begitu.
.… I know I have no right to ask him to stay with me forever. Just think of good things he’s shared with me and maybe I'll feel better …
*hugs irma *
ReplyDeletegue jg begitu...
ReplyDeletekirain cuma gw doang ...
ReplyDelete...kita tak sendiri..
ReplyDelete*tagline Pure People, inget kaos gue yg gue pake BHW, Ma? hehehe*
:) you're not alone. banyak kok yang suka rada-rada gesreh ama keluarga besar, alasannya sama, mereka suka rese :)
ReplyDeletesama irma sepertiku. apalagi abis terbiasa ngekost dan ngurusin apa2 sendiri tiba2 aku bertemu dengan keluarga besar suami yang demen banget ngumpul dan punya banyak aturan. ya udah, pinter2nya kita menata hati..
ReplyDeleteato setelah berbasa basi, mojok sambil chat dan ngempi lewat hp hihihi
hihihi kalau aku baca buku. makanya selalu ada buku bacaan dalam tas, sebagai 'tameng' kalau udah berada dalam kondisi nggak nyaman gitu :D
ReplyDeleteaku juga pernah - apalagi 10 tahun pertama setelah nikah - selalu pertanyaan yang sama: 'kapan nih' - 'belum juga hamil ya' .... sakitttt rasanya - tapi sekarang udah KEBAL - sekarang 'anaktiri'-ku buanyak sekaleeee..... :)
ReplyDeleteternyata.. aku cuma anak tiri... *hiks*
ReplyDeletehuahahahahahahahahahaaaaaa ............ *ketawa sampe jatoh dari kursi*
ReplyDelete*grin*
ReplyDeletehihihihihi