‘Car free day nya sampai jam berapa ya ? Lupa lagi.’
irma ketawa baca sms Wahyudi tersebut. Cowok ganteng itu memang pelupa. Tapi dia selalu ingat kalau irma suka sekali bersepeda. Makanya waktu irma kasih tau bakalan ada car free day di Kuningan
Tentu. Mau sekali. Maka di Minggu pagi tanggal 12 Oktober 2008 itu Wahyudi datang ke tempat kost irma. Naik taksi dari Bekasi. Karena sejak bulan puasa kemarin dia sama sekali nggak gowes, jadi dia nggak yakin kalau dia sanggup nyepedah bolak-balik Bekasi – Jakarta.
‘Ayo Tom, kita jalan-jalan,’ Wahyudi menyapa Tom saat masuk ke dalam kamar irma. Untuk nyepedah kali ini Wahyudi pake Tom, sedangkan irma pake Mel. He eh, inilah enaknya punya dua sepeda. Jadi kalau Wahyudi mau pake nyepedah di Jakarta, dia bisa pinjam salah satu sepeda irma. Juga kita jadi bisa nyepedah bareng di sini.
Jam delapan pagi kita berangkat dari Pejaten. Nyusurin jalur irma dan Tom berangkat kerja. Di persimpangan Kuningan – Gatot Subroto terlihat polisi menjaga jalan masuk ke Kuningan yang ditutup. Terpasang spanduk yang menerangkan kalau jalan HR Rasuna Said hari itu ditutup untuk kendaraan bermotor mulai jam 06.00 sampai 14.00. Bapak-bapak polisi tersebut menghalau mobil dan motor yang coba-coba menerabas penutup jalan.
irma, Mel, Wahyudi dan Tom memasuki jalur cepat Kuningan yang sepi. Geeee ……… enak sekali meluncur dengan aman di
Swiingg swiiiinngg swiiiiiiiinngggggg ……… kita meluncur sepanjang jalur cepat Kuningan. irma sempat sms Ela, kasih tau kalau kita lagi main sepeda di Kuningan. Tapi rupanya nona yang satu itu lagi di Cibubur. Ya sudah kita nggak jadi singgah ke apartemennya yang di belakang Setiabudi One.
Di sepanjang Kuningan kita bertemu dengan beberapa penyepedah. Ada off-roader turun gunung, anak-anak yang rame bersepeda BMX, sepasang orang tua dan putranya, dan mbak-mbak yang pake Dahon pink ornamen kembang-kembang. Stiker bike-to-work menghiasi frame sepedanya. ‘Kakak, sepedanya bagus,’ sapa irma. Ia meringis. Sepertinya ia tersenyum di balik scarfnya. Yah, kok nggak dibuka sih.
Tapi pemandangan yang paling irma suka pagi itu di Kuningan adalah seorang anak lelaki yang membantu adik perempuannya belajar naik sepeda. Ia memegangi sepeda sementara adiknya mengayuh pedal. irma lihat si adik mengenakan pelindung lutut. Bagus, sejak kecil sudah dibiasakan memperhatikan keselamatan. Alangkah baiknya kalau ia pun mengenakan helm.
Menjelang Pasar Festival terlihat keramaian di jalur sebelah kanan. Oh rupanya ada kompetisi futsal. irma berhenti sebentar untuk menonton. Sementara Wahyudi tertinggal jauh di belakang. Ia asik memotret-motret.
irma lanjut gowes lagi. Seseorang menyapa irma dari belakang. Seorang lelaki di atas sepeda bike-to-work warna kuning terang.
Di jembatan Latuharhari kita berpisah. Bapak itu terus melaju bersama anaknya. Sementara irma berhenti di tepi jalan menanti Wahyudi. Nggak berapa lama ia datang. Lalu kita berputar arah, kali ini gowes di sisi satu lagi. Karena jalan sepi jadi irma bisa nyepedah zig-zag. Sambil nyanyi-nyanyi karena irma merasa senang. Wahyudi bersama Tom di belakang irma dan Mel. Ketika ia mengarahkan kameranya ke irma, irma kira ia memotret. irma meniru gaya Adek Diella kalau diphoto : mengacungkan dua jari, seperti gaya-gaya di anime Jepang. Nggak taunya ternyata Wahyudi bukan memotret. Ia merekam irma bersepeda .
Menjelang Pasar Festival kita nyepedah melambat, biar bisa sambil lihat-lihat stand-stand yang berjejer.
Lagi menyimak pembawa acara bacakan soal kuis, tiba-tiba datang serombongan onthelist (pengendara sepeda onthel alias sepeda kuno). ‘Bel, bel, bel !’ seru seorang di antara mereka. Lalu ramailah terdengar suara bel-bel sepeda mereka. Oh rupanya begitu cara mereka menyampaikan salam. Ada yang belnya bunyi kring kring (bunyi standar bel sepeda), ada yang bunyi toet toet, ada pula yang pake bel andong berbunyi ting ! ting !
Para onthelist ini adalah KOBA – Komunitas Onthel Batavia – yang rutin ngumpul di Gedong Joang ’45. Pembawa acara menyapa rombongan ini. Tau nggak, ada seorang ibu di rombongan onthelist ini yang usianya 67 tahun ! Dia masih kuat bersepeda. Makanya pembawa acara pun bilang, ‘Bersepeda lah, biar tetap sehat di hari tua.’ Nggak tau apakah si pembawa acara itu juga suka bersepeda.
Rombongan KOBA ini memberikan masukan mengenai pelaksanaan car free day yang sekarang dilaksanakan tiap minggu di ruas-ruas jalan yang berbeda di
Usai menyampaikan kritik dan saran tersebut, rombongan KOBA melaju kembali. Lagi-lagi mereka membunyikan bel sepedanya. Kring, kring, toet, toet, ting, ting. Nggak berapa lama mereka nggak lagi terlihat di ruas jalan Kuningan. irma dan Wahyudi lanjut gowes. Kayaknya kita udah puas main sepeda di sini. Tujuan berikutnya adalah ke Kemang Timur, survey tempat client yang akan irma audit hari Senin besok.
Saat melaju di depan Depkes irma lihat sepasang janur kuning dipasang di gerbangnya. ‘Duh, kasihan tuh. Ngadain pesta pas lagi car free day gini. Bisa-bisa tamunya pada nggak datang karena mobil dan motor nggak bisa masuk,’ seru irma. ‘Oh iya ya, dia harus sewa ojek sepeda untuk mengangkut tamu-tamunya dari
Di samping halte busway depan Menara Karya kita berhenti. Wahyudi ingin memotret irma – beserta sepedanya – berlatarbelakangkan gedung tempat irma ngantor tersebut. Tapi sepeda irma kan ada dua. Biar adil jadi kedua-duanya ikut diphoto. Karena sudut pengambilan gambar dari situ kurang bagus jadi kita bergeser ke depan hotel Gran Melia. Wahyudi juga memotret Tom sedang parkir sendirian dengan latar belakang Menara Karya. Bagus lho photonya. Wahyudi bilang photo itu sekarang jadi wallpaper desktop di meja kerjanya di pabrik. Keren !
Puas photo-photo kita lanjut gowes lagi. Dari Kuningan Timur kita belok kanan ke jalan Tendean. Terus masuk jalan Bangka. Sampai ke Kemang Raya. Lalu belok kiri masuk Kemang Utara. Teruuuuuuuussss gowes di sana. Hingga akhirnya ketemu jalan Kemang Timur. Cari, cari, cari, cari, cari, nah itu akhirnya ketemu lokasi client yang diaudit besok. Abis gitu kita lanjut gowes menyusuri jalan Kemang Timur. Tembusnya di persimpangan jalan Ampera dengan Pejaten Barat.
Di persimpangan Pejaten Barat irma berhenti untuk beli koran dan menunggu Wahyudi. Hehehe, karena pake Tom jadi Wahyudi nggak bisa ngebut. Baru kali ini nyepedah bareng dia irma nggak ketinggalan. Karena selama ini kalau kita sama-sama nyepedah pake MTB, selaluuuuuuuuuu irma tertinggal jauh di belakang. Abis Wahyudi sukanya ngebut sihh ! Sedangkan irma paling takut gowes kenceng-kenceng.
Akhirnya Wahyudi sampai juga. ‘Laper nih, mau makan siomay nggak ?’ tanyanya. Emang ada siomay di mana ? ‘Tuuuhh,’ Wahyudi menunjuk kedai di balik punggung irma. Oh ternyata tepat di pojok persimpangan Pejaten Barat dan Ampera itu ada rumah makan kecil yang menjual siomay. Wuiiiiiiii …… pas bener. Satu lagi yang menggembirakan irma, ternyata di situ juga jual es sekoteng ! Persis sama dengan es sekoteng di Bandung yang terkenal itu, es sekoteng Bungsu. Tertulis di spanduknya memang rumah makan itu cabang dari es sekoteng Bungsu Pak Oyen. Waaaaaaaaaaaaaa …… senangnya ! Jadi tau lain kali kalau pengen minum es sekoteng tinggal ke sini aja. Kan deket banget dari rumah. Bisa pake sepeda atau naik angkot.
Puas makan siomay dan minum es sekoteng kita kembali ke tempat kost irma di Pejaten. Jam setengah dua belas kita memarkir Mel dan Tom depan kamar irma. Wahyudi langsung nggeletak di tempat tidur irma dan ………… tidur ! Begitu ia rebahkan kepalanya di atas bantal, nggak berapa lama kemudian terdengar dengkurannya. Ya sudah, irma mandi aja. Abis mandi irma pun nggeletak di lantai di samping tempat tidur, beralaskan sleeping bag biar nggak masuk angin.
Jam satu siang Wahyudi bangun. Sesudah ia mandi lalu kita membuka laptop. Siang hingga sore itu kita nggak ke mana-mana lagi. Mendekam di kamar irma aja melihat-lihat photo. Bukan cuma photo car free day tadi tapi juga photo-photo perjalanan kita ke
Senang sekali hari itu. Semuanya begitu menyenangkan. Meski sempat ada kepanikan kok kenapa rekaman video irma nyepedah di Kuningan tadi nggak bisa ditampilkan di laptop irma. Padahal kalau di laptopnya Wahyudi bisa. Wahyudi bilang, ‘Laptopnya jujur. Dia nggak mau mutar DVD bajakan, nggak mau pake software bajakan. Belinya pake uang halal sih ya.’ Ya nggak tau juga, yang beliin laptop ini kan,Wahyudi.
Dan sorenya ketika Wahyudi berkata, ‘ir, bikinin kopi dong.’ irma tau ada lagi satu kesukaan kita yang akan melengkapi kesenangan hari itu : menikmati secangkir kopi.
kencan yg menyenangkan!! :)
ReplyDeletewadhuh, jadi inget masa lalu .....
ReplyDeletebeli tandem teh irma.. biar makin nempell.. seperti ogi dan atta di bandung... pasangan bertandem ria..
ReplyDeleteMbak Irma, aku juga ke Kuningan. Tapi jam 8 udah gowes balik ke rumah (berangkat jam 6.15).
ReplyDeleteMenyenangkan sekali yaa... Semoga jadi rutinitas bulanan kayak di Sudirman deh.
owww. so sweeeeet ^__^
ReplyDelete