Tadi pagi Bu Tinah pamitan. Ini hari terakhir dia tinggal dan bekerja di tempat kost. 'Saya udah diberhentiin Mbak,' katanya sedih. Tapi kalau kata adiknya yang njemput dia pindahan tadi, keluarganya Bu Tinah yang mendorong Bu Tinah untuk berhenti jadi penjaga rumah kost. Daripada dibentak-bentak, dicela-cela dan dituduh-tuduh atas perbuatan yang nggak dia lakukan. Sampai sekarang anak-anak kamar atas masih menganggap Ibu Tinah yang ambil barang-barang mereka. Tadi pun waktu Ibu Tinah ngangkat-ngangkat barang buat pindahan, mereka masih berkata-kata keji sama Bu Tinah. Nggak enak banget deh perlakuan mereka. Masa' waktu Bu Tinah salaman sama ibunya mereka, mereka suruh mamanya itu untuk langsung cuci tangan ?! Emang, kalian nggak pernah ya diajarin untuk berperilaku santun sama orang tua ??
Sedih deh, Bu Tinah pergi. Waktu Bu Tinah pamitan dan dadah-dadah tadi, irma nangis. Ingat selama ini banyaaaak banget irma dibantuinnya. Nyuci, setrika, jagain kamar selama irma tugas keluar kota. Waktu irma sakit, dibikinin masakan. Jadi irma nggak perlu keluar rumah buat cari makan. Ingat malam-malam kita bareng-bareng ngangkut air dari depan ke kamar, biar besok pagi nya sebelum berangkat kerja irma bisa mandi tanpa kesusahan. Ingat juga Bu Tinah yang ngajarin irma mancing air, biar kita mandiri nggak tergantung sama tukang atau ngandalin aksi dari ibu kost.
Bu Tinah bilang, bukan dia yang ngambil. Dia juga nggak tau siapa yang maling. Tapi anak-anak kamar atas yang kehilangan barang itu tetap bilang harus dia yang bertanggung jawab. 'Kembaliin ! Ayo kembaliin !' gitu cecar mereka yang pernah irma dengar. Buset ! Keseringan nonton Buser ngkali ya, mereka sampai nggebrak-gebrak gitu waktu bertanya.
Selama puluhan tahun kerja jadi penjaga rumah, baru kali ini Bu Tinah kena kasus gini. Kasihan deh. Tapi irma juga nggak bisa bantu apa-apa. Cuma bisa berharap dan berdoa yang terbaik buat Bu Tinah. Dan tetap berpikiran baik tentang dia. Irma nggak bisa ikut-ikutan nuduh seperti anak-anak kamar atas. Terbiasa kerja sebagai auditor, irma nggak mudah percaya gitu aja tanpa bukti. Istilahnya di kerjaan irma, objective evidence. Bukti obyektif. Bukti nyata. Real.
Ya Allah, berikanlah kesabaran dan ketabahan buat Bu Tinah dalam menghadapi ujianMu. Tunjukkanlah yang benar itu nyata benarnya. Tampakkanlah yang tersembunyi dengan terang. Munculkan ia dari kegelapan. Semoga yang hilang, terganti dengan yang lebih baik. Hanya Engkau yang lebih tahu. Hanya Engkau yang Maha Mengetahui. Hanya Engkau yang memiliki kuasa. Kami lemah ya Allah, tanpa kuasaMu. Jauhkan kami dari fitnah dan perbuatan keji.
waduh.. kasihan banget.. sekarang cari pembantu jujur & rajin susah lho..
ReplyDeleteharusnya disimpan kontaknya, Ma..
iya tadi irma kasih kartu nama plus no telpon yang bisa dia hubungi. bu tinah juga kasih no telpon adiknya dan handphone anaknya buat irma kontak-kontak kalau ada perlu. tau nggak, tadi siang dia telpon ke handphone irma cuma buat bilang, 'Ir, baek-baek ya. Hati-hati di rumah ...'
ReplyDeletehuaaaaaaa ... gimana irma nggak nangis lagi ???
sapa tau nanti kamu perlu buat jaga 'rumah'-mu..... betul kata Dhani, sekarang ini sulit cari pembantu yang jujur dan setia kaya bu Tinah.
ReplyDeleteiya, mam.. mungkin nanti aku butuh kan bisa minta Irma..
ReplyDelete*lho skrg Irma penyalur juga?*
argh gubraks gubraks gubrakss
ReplyDelete