Bak ! Buk ! Bak ! Buk ! Itu suara yang akhir-akhir ini sering terdengar di kantor irma. Apaan sih ? Tenang... itu bukan suara orang berantem. Bukan juga suara kitab tebal jatuh. Biasanya itu suara buku yang dilempar. Kadang-kadang juga gagang telpon yang dibanting. Yang jadi sasaran adalah kecoa.
Kecoa ?? Iya, kecoa. K-E-C-O-A. Entah kenapa akhir-akhir ini banyak banget kecoa berkeliaran di kantor. Kecil-kecil. Paling besar cuma sebesar uang logam Rp 25. Awalnya mereka cuma berkeliaran di bawah meja. Tapi sekarang pada berani lari-lari melintasi komputer. Begitu lihat ada kecoa muncul, biasanya teman irma langsung timpuk pakai buku atau berkas audit yang lagi dipegang. Pernah ada teman yang mau telpon. Ternyata di gagangnya - tepatnya di bagian yang menghadap mulut pembicara - udah nangkring seekor kecoa. Kumisnya bergerak-gerak seolah-olah menggoda. Huaaaa... telpon itu langsung dilempar dan kecoanya terbang.
Kok banyak kecoa sih ?? Kan karpet kantor divakum setiap hari. Ada yang bilang karena instalasi AC di kantor yang udah kotor, jadi banyak kecoa bersarang di sana. Tapi kalau irma bilang sih, salah kita juga. Sapa suruh makan di kantor ? Yang namanya serangga itu kan suka berkumpul di tempat-tempat yang banyak makanan, atau sisa-sisa makanan. Dan ternyata kecoa itu juga suka minum kopi lho ! Pak Anwar tuh yang sering marah-marah karena di dalam gelas kopinya ada kecoa berenang-renang. Haha anggap aja tambahan zat aditif C Pak, jadi tambah enak. C = coro. Coro itu bahasa Jawa nya kecoa.
Hiii... ada kecoa melintasi laptop irma. Dibunuh ?? Nggak ah, nggak tega. Disentil aja ke lantai. Kecoa itu lalu lari terbirit-birit. Irma sama kecoa itu udah kayak temenan. Di kamar mandi juga sering ketemu. Malah pernah waktu audit kebun teh di Ciwidey, pas ambil berkas audit dari tas, dari situ keluar seekor kecoa. Walah, jangan-jangan itu kecoa yang di kantor ya ? Ikut irma jalan jauh gitu, kasihan dia jadi terpisah dari keluarganya. Mana di Ciwidey dingin lagi.
Irma pernah usul sama teman-teman kantor, kalau ketemu kecoa jangan dibunuh. Tangkap aja, dikumpulin terus dikasih sama tukang jual ikan buat makan arawana. 'Kalau gitu irma aja yang nangkep dan ngumpulin kecoanya,' seorang teman bergidik dengar usul irma. 'Atau gimana kalau tukang ikannya yang ke sini ngambilin kecoa ?' Hehe, mau nggak ya ?
Di, Wahyudi ... kamu kan punya arawana. Mau nggak dikasi kecoa dari kantor irma ??
hahaha..., emang gimana sih AW marah.., paling ngedumel...hehehe
ReplyDeletehehe iya, kecoa nya yang didumelin
ReplyDelete