Hari pertama, Sabtu 28 Januari 2006
Aduuuhh… siapa sih pagi-pagi buta begini udah kirim sms ? Berturut-turut dua sms lagi L
Bangun..bangun. this is your wake up message.. kalo nggak bales bs jd wake up call (dari Wahyudi)
Prends, sekarang jadi ga ke JOGJA ? (dari Ela)
From : “Wahyudi Yuwono” <0812YYYYYYY> Sent : 28/01/06 03:44:50 Bangun..bangun. this is your wake up message.. kalo nggak bales bs jd wake up call
From : “Ela” <0816XXXXXXX> Sent : 28/01/06 04:01:07 Yg mo ke YUKJO, silahken, ke SEMARANG, monggo, ke GAMBIR, sok atuh, ke TIDURAN, silahkan. POKOKNYA GW GA MAU TAU, SEMUANYA HRS KMPL JAM 6 DI TERM 1C bandara !
Yg mo ke YUKJO, silahken, ke SEMARANG, monggo, ke GAMBIR, sok atuh, ke TIDURAN, silahkan. POKOKNYA GW GA MAU TAU, SEMUANYA HRS KMPL JAM 6 DI TERM 1C bandara ! (dari Ela)
Waaaa…. Gawat !! Ela ngamuk ! irma langsung bangun dan segera mandi. Selesai mandi ternyata Wahyudi udah nunggu di depan rumah. Cepat sekali taksinya melaju dari Bekasi, apa nggak pake rem ya ?? Langsung irma masukin tas ke bagasi lalu kita menuju bandara. Hujan tiba-tiba deras di jalan tol tapi perjalanan tetap lancar dan jam lima pagi kita udah sampai di terminal 1C. Yeee… kepagian deh. Janjinya kan ketemuan jam 6. Hoaahem… tidur lagi ah …
Menjelang jam enam datang Ela dan Tety. Lalu Nani. Abis itu kita ngantri masuk ruang check-in. Alamak, ramai kali ! Long week end sih ya jadi banyak yang bepergian. Ada serombongan karyawan Lindeteves Trade Center mau outing ke Bali. Hm, kapan kita ke Bali ya ? Kemarin-kemarin Lytha kasih tau ada tiket penerbangan yang murah ke Bali. Tapi nyaman nggak ya ??
Beres urusan check-in dan masukin koper Ela dan irma ke bagasi, kita lalu masuk ruang tunggu C6. Wuih rame bener ! Selain penerbangan Mandala ke Yogya, di ruangan itu juga menunggu penumpang Adam Air penerbangan ke Padang dan Batam. ‘Adam Air, Padang, Padang,’ seru petugas berbaju hijau-jingga. Serasa lagi di terminal bis Rawamangun aja, ada yang pake teriak-teriak segala. Ground officer Adam Air yang tadi menghampiri kita yang duduk di pojok dekat pintu. ‘Padang ? Padang ?’ tanyanya. ‘Nggak. Nanti bulan Juli,’ jawab Ela. Huahahaha mana ngerti dia La kalo kita mau PTD ke Padang bulan Juli nanti. Lagian belum tentu Adep masih mau pake Adam Air setelah kejadian di PTD MMS September lalu J
Seharusnya pesawat Mandala yang akan kita tumpangi berangkat jam tujuh. Tapi entah karena alasan apa penerbangan diundur hingga jam delapan. Yah, tau gini tadi kan ngapain buru-buru ke bandara ya ? Eh tapi nggak pa-pa deng abisnya Tety jadi punya waktu lebih lama buat nikmati pemandangan bagus. Hehe di ruang tunggu yang sama ada cogan (cowok ganteng) lagi nunggu penerbangan Adam Air ke Batam. Tadinya mau difoto secara tele alias jarak jauh tapi kita udah keburu disuruh pindah ke C2.
Duduk di pesawat kursi no 27 A – E berturut-turut Nani, Tety, Ela, Wahyudi dan Irma. Wahyudi iseng nyobain mantel pink irma. ‘Pantas nggak ?’ tanyanya. Cowok pake pink ?? Manis bener kayak coklat berlumuran es krim strawberry, hihihi. Trio Power Puff Girl juga ketawa-ketawa ngeliatnya. Nggak berapa lama kapten pilot kasih tau kita untuk bersiap-siap. Tapi kok penumpang di belakang irma masih telpon-telponan sih ?? Kan udah dibilang dari tadi handphone harus dimatiin. Sebel deh L
Kayaknya kita berlima langsung tidur begitu pesawat lepas landas. Bangun-bangun di hadapan kita udah ada kotak plastik isi kue yang dibagiin mbak-mbak pramugari. Nggak berapa lama pesawat mendarat di bandara Adisucipto Yogya. Penerbangan Jakarta-Yogya memang cuma 50 menit. Baru naik udah siap-siap turun lagi pesawatnya. Jadi ngapain lepas seat belt ya.
Abis ambil bagasi Nani bergegas ke counter Mandala untuk konfirmasi ulang tiket balik ke Jakarta. Sementara itu Wahyudi kontak-kontak Mas Barid. Mas Barid ini sepupunya Luluk. Dia yang akan temani dan nganter-nganterin kita selama empat hari ini. Kemarin-kemarin waktu kasih tau Wahyudi untuk nego biaya sewa mobil dan pengemudinya ke Mas Barid, Wahyudi bilang Barid itu aslinya Brad Pitt. Tapi berhubung di Yogya jadinya Barid. Kan di Yogya itu banyak orang suka naik sepeda tuh. Jadi, Barid numpak pit = Brad Pitt. Hehe, maksa banget deh. Sejak itu kita berlima suka bilang Brad Pitt Yogya sebagai pengganti nama Mas Barid. (Barid numpak pit itu artinya Barid naik sepeda. Bahasa Jawa nih)
Tas-tas dimasukin ke bagasi mobil L300 nya Mas Barid. Ela udah ganti sepatunya dengan sandal gunung. Ok, semua udah siap dengan petualangan kita ? Cek, cek, kamera ? Batere cadangan ? Memory card ? Tripod ? Bolpen, blok note ? Oh ini kayaknya cuma irma aja ya, biasa bagian catat-mencatat, hihihi
Tujuan pertama adalah komplek Candi Prambanan yang terletak 17 km arah timur dari Yogya. Letaknya di tengah-tengah Yogya dan Solo sehingga bagian barat komplek ini masuk propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timurnya masuk propinsi Jawa Tengah. Komplek ini ditemukan pada tahun 1814 dan mulai dibangun kembali (maksudnya batu-batunya disusun lagi satu per satu) mulai tahun 1889. Ada 240 candi di dalam komplek ini namun belum semuanya selesai dipugar. Candi-candi utama terletak di pusat komplek. Lebih detilnya lihat denah berikut ya. (ups sorry, denahnya nggak bisa diattach di sini)
Ada 9 candi besar di pusat komplek. Yang paling besar adalah Candi Siwa. Ada 4 bilik dalam candi ini. Bilik yang menghadap timur berisi arca Siwa Mahadewa yang menggambarkan raja Balitung. Keturunan dan rakyat Balitung menganggap raja mereka adalah penjelmaan dewa Siwa. Dewa Siwa adalah perusak alam, tetapi di India dan Indonesia justru dia yang paling dikenal dan dipuja. Ibarat preman kali ya, daripada dimusuhi mendingan diakrabi biar nggak galak dan suka malak, hehehe.
Bilik yang menghadap selatan berisi arca Siwa Mahaguru berupa seorang pertapa tua berperut gendut. Arca ini menggambarkan pendeta, penasehat dan guru Raja Balitung. Di bilik menghadap barat terdapat arca Ganesha. Tau kan, Ganesha ini lambang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan (lambang sekolah irma nih J). Sebenarnya Ganesha adalah putra Dewa Siwa dari Dewi Uma. Tapi di sini Ganesha menggambarkan putra mahkota dan panglima perang Raja Balitung.
Di bilik terakhir yang menghadap utara ada arca yang paling terkenal di komplek Prambanan, yaitu Loro Jonggrang. Menurut mitos nih, Loro Jonggrang yang putri Prabu Boko dikutuk Bandung Bondowoso menjadi arca karena menipu Bandung. Jadi ceritanya begini, dulu di daerah Prambanan ini ada dua kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Prabu Boko ingin menguasai Pengging maka bersama patihnya Patih Gupolo menyerang kerajaan itu. Baik Prabu Boko dan Patih Gupolo keduanya berwujud raksasa. Ternyata Prabu Boko dapat dikalahkan oleh Bandung Bondowoso, putra Prabu Damar Moyo alias Raja Pengging. Lalu Patih Gupolo balik pulang ke Boko, lapor sama Loro Jonggrang bahwa ayahnya tewas. Bandung Bondowoso yang mengejar Patih Gupolo hingga Kraton Boko terkejut melihat Loro Jonggrang yang cantik jelita (wah, bapaknya raksasa yang suka makan manusia gitu kok ya bisa punya putri cantik ?? yah namanya juga mitos).
Terpesona (wah kayak lagunya Glen Fredly), Bandung bermaksud mempersunting Loro Jonggrang. ‘Ah tidak lah yaw, ayahku sudah kamu bunuh !’ gitu mungkin pikir Loro Jonggrang. Jadi untuk menolak tapi secara tidak langsung maka Loro Jonggrang mengajukan dua permintaan yang sepertinya tidak mungkin dipenuhi. Yaitu minta dibuatkan sumur Jala Tunda dan 1000 candi dalam satu malam. ‘Ah kecil, gue gitu loh, sakti mandraguna,’ gitu juga kali dalam benak Bandung.
Jadilah dibuat sumur Jala Tunda. Saat menunjukkan sumur itu eh Loro Jonggrang nyuruh Bandung masuk dalam sumur. Mas Bandung ini polos kali yah, dia nurut aja disuruh gitu. Padahal sampai di bawah sumurnya ditimbun batu oleh Patih Gupolo atas perintah Loro Jonggrang. ‘Nah mati deh lu di situ,’ gitu kali tebak Jonggrang. Ealah ternyata Mas Bandung ini semedi dan berhasil keluar dari sumur dengan selamat.
Marah nggak Bandung sama Jonggrang ? Marah lah. Tapi demi melihat kecantikan Jonggrang maka luluhlah hati Bandung. Malah dia segera memenuhi janji untuk membuat 1000 candi dalam semalam. Dengan bantuan jin-jin Bandung berhasil menyelesaikan 999 candi. Tinggal satu lagi kelar tapi jin-jin nya keburu kabur karena melihat pagi sudah tiba (weee… jin nya macam vampir kali ya nggak bisa kena cahaya, huehehehehe…). Padahal yang disangkanya pagi menjelang adalah jerami yang dibakar dan suara para gadis menumbuk padi. Terdengar ayam jago berkokok bergantian (hehe ayamnya juga ketipu tuh !). Loro Jonggrang lah yang menyuruh gadis-gadis itu menumbuk padi dan membakar jerami.
Baru lah Bandung Bondowoso sadar kalau Loro Jonggrang telah menipunya. Murka, marah, geram, dikutuknya Loro Jonggrang menjadi arca untuk melengkapi 1000 candi yang kurang satu. Sampai sekarang arca itu dapat kita lihat di Candi Siwa, tapi sayang hidungnya udah somplak L Arca ini menggambarkan permaisuri Raja Balitung yang dianggap penjelmaan Dewi Durga, dewi kematian yang juga istri Dewa Siwa. Arca ini menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian.
Perhatiin nggak, kenapa semua arca di Candi Siwa ini menggambarkan keluarga kerajaan Balitung ? Karena Prambanan dibangun oleh Raja Balitung dari dinasti Sanjaya pada abad ke 9 …
Di candi-candi yang lain juga terdapat arca. Arca Dewa Brahma berkepala 4 dan bertangan 4 dalam candi Brahma. Brahma adalah dewa pencipta. Di dalam candi Wisnu terdapat arca Dewa Wisnu, sang pemelihara, yang bertangan 4. Di dinding langkan sebelah dalam candi Wisnu terdapat relief cerita Kresna sebagai penjelmaan Wisnu. Irma dan Ela sempat melihat-lihat relief ini. ‘Inikah kamasutra ?’ tanya Ela saat melihat relief dua orang saling jungkir balik. Wah entah lah ya. Yang irma lihat di seberangnya relief orang sedang bertapa diapit dua orang perempuan. Mungkin ceritanya perempuan-perempuan ini penggoda iman ya, karena di relief berikutnya sang pertapa itu udah megang pentungan dan kedua perempuan itu kabur nggak disebelahnya lagi. Hehehe. Oh ya, di candi Siwa tadi juga terdapat relief Ramayana di dinding langkan sebelah dalam. Tau dong cerita Ramayana yang tersohor itu ?! ‘Wah kayaknya ada bagian yang disensor nih,’ celetuk Ela waktu kita lihat ada relief yang terpotong ceritanya dan diganti dengan batu polos. Hihihi, Ela bisa aja.
Di dalam candi lain yang lebih kecil hanya candi Nandi dan candi Garuda yang berisi arca. Di dalam candi Nandi ada Lembu Nandi yang sedang berbaring. Nandi ini juga yang menjadi pijakan Dewi Durga pada arca Loro Jonggrang. Sedangkan di dalam candi Garuda ada arca kecil berwujud garuda yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu.
HT di saku irma bunyi-bunyi. Nani dan Tety udah nunggu di pintu keluar. Konon Tety udah nyaris pingsan karena kelaparan. Eh iya dari turun pesawat tadi kita belum makan ya. Tapi keluar dari komplek utama Candi Prambanan kita bukannya makan, malah foto-foto di peace park berlatar belakang Prambanan. Trus jalan kaki ke Candi Lumbung. ‘Mungkin di sini perempuan-perempuan itu numbuk padi yang disuruh Loro Jonggrang itu ya,’ kata Ela, ‘makanya namanya candi Lumbung.’ Lumbung ? Wah berarti ada tikusnya dong. Woi, Candi Tikus sih di Trowulan sana ….
Dari candi Lumbung kita jalan lagi ke Candi Bubrah. Sesuai dengan namanya candi ini sudah bubrah alias rusak. Nggak banyak yang bisa kita lihat di sana. Abis itu kita ngejar-ngejar kereta yang lewat, numpang sampai Candi Sewu. Lumayan biar nggak terlalu capek. Malah kita diantar sampai pintu keluar setelah sebelumnya sempat ambil foto di Candi Sewu.
No comments:
Post a Comment