Pemandu Museum

 

Kemarin audit client lama.  Pertama kali ketemu dia waktu audit pabrik yang di Surabaya.  Tiga hari kita bareng-bareng terus.  Ya di pabrik, ya di hotel, ya waktu makan.  Jadi akrab deh.  kebetulan orangnya juga asik banget diajak ngobrol.

 

Saat ngobrol dengannya client tersebut mengeluh dia bingung mau bawa anaknya jalan ke mana di akhir pekan.  Bosen banget jalannya cuma dari mall ke mall.  Lalu partner audit irma nyeletuk, ‘Kenapa nggak ke museum aja Bu ?  Kalau perlu referensi, Ibu Irma ini tau museum-museum mana aja yang menarik untuk dikunjungi.’  Ia pun terkejut, ‘Haa, ada museum di sini ??’

 

Jangan salahkan dia kalau nggak tau ada museum di Indonesia.  Meski seumur-umur tinggal di Jakarta, dia nggak tau yang namanya Museum Sejarah Jakarta atau yang dulu lebih dikenal dengan Museum Fatahilah.  Padahal rumahnya di Tanjung Priok.  Ternyata sejak kecil ia selalu diantar ke mana-mana dengan mobil.  Lingkungan pergaulannya hanya seputar rumah dan sekolah.  Bahkan saat kuliah di Depok pun ia tetap diantar jemput oleh supir.  Dalam hati irma bilang, ‘Kasihaaan deh lo !’

 

Karena partner audit irma udah bilang kalau irma banyak tau tentang museum, jadilah irma bercerita tentang museum-museum yang pernah irma kunjungi.  Museum yang paling irma sukai adalah Museum Geologi Bandung dan Museum Nasional atau yang lebih ngetop dengan sebutan Museum Gajah.  Ada satu lagi sih museum favorit irma, yaitu Museum Situs Sangiran di Karanganyar.  Tapi itu jauh banget lah buat ‘pemula’  yang belum pernah ke museum di Indonesia.  Ntar dia malah jadi males ke museum karena lokasinya jauh banget.

 

Pas banget waktu audit itu irma bawa laptop.  Biasanya irma males nggemblok laptop (kantor) buat audit.  Bukan males sih, tapi berat banget.  ya berat laptopnya, ya berat tanggung jawabnya.  Sampai sekarang kantor tidak mau menanggung asuransi untuk piranti kerja termasuk laptop.  Jadi kalau ada apa-apa sama laptop, auditor yang harus tanggung jawab.  Seorang rekan auditor pernah harus mengganti laptop kantor yang hilang di hotel.  Sedih banget, nggak bisa beli tapi musti kudu bisa ngganti.  Hiks L

 

Karena waktu itu irma bawa laptop jadi irma bisa tunjukkan foto-foto waktu irma berkunjung ke museum.  Juga tulisan yang irma buat sepulang dari museum seperti cerita tentang arca-arca di Museum Nasional dan aneka koleksi Museum Geologi Bandung.  Karena di Museum Geologi Bandung ada foto dan cerita tentang fosil hewan purba, jadi irma tunjukkan pula foto-foto fosil di Museum Situs Sangiran : fosil gading stegodon dengan diameter 3,5 m, fosil tengkorak kerbau purba yang tanduknya melengkung dan jauuuuhhh lebih besar daripada tengkorak-tengkorak kerbau yang irma lihat di tongkonan - rumah adat Toraja – di desa Kete’ Kesu, juga tengkorak Phytecanthropus erectus.

 

Bukan cuma sekedar nunjukin foto, irma juga bercerita tentang museum-museum tersebut.  Walhasil, client seneng banget.  Ia tertarik untuk berkunjung ke sana.  Ia minta tulisan irma untuk ia tunjukkan kepada anaknya.  Juga bahan referensi saat mereka ke museum.  Kalau jadi.

 

Nah, kemarin waktu ketemu lagi client itu cerita kalau dia udah pernah ajak anaknya ke Museum Geologi Bandung.  Wuih, anaknya senang sekali !  Mereka sampai menyewa seorang guide eksklusif untuk memandu mereka bertiga keliling museum hingga ke blusuk-blusuknya.  Bahkan mereka juga menonton film tentang geologi di auditorium yang baru.  Pokoknya asik deh.  anaknya sampai enggan beranjak pulang.

 

Sejak saat itu anaknya jadi kerajingan selalu ingin ke museum.  Tiap akhir pekan ia minta ditemani ke museum.  Masalahnya, ibunya kehilangan nomor telpon irma.  Jadi dia kebingungan cari museum mana lagi yang patut dikunjungi.  Makanya kemarin saat ketemu irma dia langsung bilang, ‘Bu Irma, saya minta daftar museum dong !’

 

Haa, daftar ??  Ada banyak museum di Jakarta.  Irma juga belum kunjungi semua.  Di Taman Mini tuh, kan ada banyak museum.  Tapi tiap kali ke sana paling irma cuma sempat kunjungi satu museum atau satu anjungan.  Abis gitu, ngadem di Keong Mas sambil nonton film theatre Imax.  Makanya sampai sekarang belum tamat tuh irma meng-eksplore Taman Mini.  Namanya sih Taman Mini, tapi koleksi dan areanya maxi.

 

Jadi waktu makan siang kemarin irma cerita tentang museum-museum di Jakarta.  Museum Tekstil di Tanah Abang yang setiap tiga bulan mengganti koleksi yang dipamerkan, bangunan baru Museum Gajah yang displaynya lebih menarik daripada cara display peninggalan Batavia Genoschaap di gedung yang lama (tapi tetap menarik sih, mengingat koleksinya yang ribuan gitu), Museum Wayang di Kota yang bukan cuma majang aneka wayang tapi juga ada pementasannya entah itu wayang kulit atau wayang golek, dan yang paling gres adalah Museum Bank Indonesia di sebelah Museum Bank Mandiri. 

 

‘Apa yang bisa dilihat di Museum Bank Indonesia ?’ tanya client.  Banyak.  Di sana kita bisa lihat sejarah uang dan transaksi perbankan khususnya di Indonesia.  Ada uang zaman Majapahit yang terbuat dari emas, ada uang kain yang ditenun putri-putri raja untuk mencegah pemalsuan (hihihi, ternyata uang palsu udah ada sejak zaman dulu ), dan di sana kita bisa ‘menangkap’ uang.  Uang yang tertangkap akan bercerita tentang dirinya.  Jadi penasaran kan ???

 

Sepertinya client suka dengan penjelasan irma.  Di benaknya sudah terbayang akan ke mana ia ajak anaknya saat libur akhir pekan.  Kenapa nggak join ikutan acaranya komunitas pencinta museum aja ?  Kan ada Adep dengan Sahabat Museum nya dan Udjo dari Historia.  Tapi tau peserta acara kedua komunitas tersebut buanyakkk banget – kadang sampai ratusan – client itu jadi nggak tertarik.  Rupanya dia nggak suka berada dalam rombongan yang ramai hiruk pikuk dan lebih suka dengar penjelasan yang detil terperinci.  Apalagi kalau guidenya eksklusif.

 

Guide eksklusif ya.  Ngggg ……… gimana kalau irma aja yang jadi guidenya ??