Tuesday, December 30, 2008

wedding rings

 

'irma, kita belum nyari cincin kawin ya.'

Waktu lamaran bulan November lalu irma dan Wahyudi tidak melakukan tukar cincin.  Nggak disangka ternyata kekurangan ini selalu disesali Teteh.  'Gimana sih, tunangan kok nggak pake tukar cincin,' katanya.  Ya gimana, waktu itu kan persiapannya mepet banget.  Masih syukur irma bisa pulang lebih cepat dari audit di Surabaya.

Dan sekarang Wahyudi ingatkan irma kalau kita belum punya cincin kawin.  Hanya tinggal 6 minggu lagi menuju pernikahan.  irma malah balik nanya, 'Harus pake cincin kawin ya Di ?'

Kenapa ya, harus pakai cincin kawin ?  Sebagai penanda sudah menikah ?  Untuk mengingatkan ada seseorang di rumah atau di manaaa gitu yang merupakan pendamping hidup ?  Untuk mengingatkan diri agar tidak selingkuh ?

Teman-teman irma ya - terutama cowok - banyak yang tidak mengenakan cincin kawinnya.  Macam-macam alasannya.  Ada yang bilang, 'Kekecilan.  Nggak muat lagi.  Gw dah gendut sekarang.'   Ada juga yang alasannya, 'Ya kalau pake cincin kawin gw nggak bisa nyari gebetan dong.'  Hah !

Kalau untuk menunjukkan kesetiaan, nggak harus selalu berupa pake cincin kawin kan ?  Orang pake cincin kawin tapi tetap aja ada yang selingkuh.  Ya selingkuh hati, selingkuh mata, selingkuh badan.  Jadi ngapain pake cincin kawin ?

Kesetiaan itu dalam hati.  Dinyatakan dalam sikap sehari-hari.  Kesetiaan itu, bagaimana kita menjaga hati kita agar selalu condong pada pasangan.  Mengingatnya.  Dan pulang kepadanya.

 

 

sekali lagi tentang mahar

 

'irma, kamu mau dikasih mas kawin apa ?'

Kembali Wahyudi ajukan pertanyaan itu.  Sebenarnya irma udah pernah bilang apa yang irma mau.  Perpustakaan di rumah kami .  'Iya irma, akan aku buatkan,' Wahyudi bilang.  Dia bahkan udah membolak-balik majalah interior nyari contoh perpustakaan keluarga yang bisa dicontek. 

Tapi kalau perpustakaan itu dijadikan mahar, Wahyudi bingung.  'irma, bagaimana caranya aku bawa perpustakaan itu sebagai bukti di hadapan Tuan Kadi bahwa itulah mas kawin untuk kamu ?'  Ya kecuali kalau akad nikah itu dilaksanakan di dalam perpustakaan tersebut.  Tapi kan, pernikahan kita nanti di Bandung.  Bukan di rumah kita.

Jadi syaratnya, mahar itu bisa dibawa dan ditunjukkan ke hadapan Tuan Kadi ya.  Kalau gitu, beri saja aku kamera baru, untuk mengganti kameraku yang geger otak sepulang dari Ujung Genteng.  Yihhhaaaa .............. !!

 

 

adat

 

Kemarin waktu rapat keluarga bahas persiapan pernikahan irma dan Wahyudi, ada pertanyaan dari pihak keluarga irma.  Yang nanya nih adiknya Mamanya irma, yang emang terkenal iseeeeenggg banget ngulikin urusan orang lain.  Pertanyaannya, 'Apakah ada permintaan dari keluarganya Yudi untuk menyisipkan prosesi adat Jawa ?'

Dan Wahyudi pun terbengong-bengong ditanya begitu.

Lalu adiknya Mama itu pun berikan penjelasan, 'Begini.  Dulu ada keponakan kami yang menikah dengan orang Jawa.  Keluarganya minta antara akad nikah dengan resepsi disisipkan prosesi panggih.'

Oh gitu.  Wahyudi pun mengangguk-angguk.  Lalu katanya, 'Nanti ya, saya tanyakan dulu sama Ibu dan Bapak.'

Adiknya Mama ngomong lagi, 'Mungkin mau pake sungkeman ?  Adat Padang juga ada sungkeman lho.'

Mulailah mulut irma usil komentar (abisnya dari awal irma menahan diri nggak ngomong apa-apa, ingat pesannya Mama Oen), 'Oh, irma baru tau.  Yang irma tau kalau adat Minang tuh ada balantuang kaniang.'

Dan keluarga Mama pun menoleh ke irma.  Semuanya.  SEMUA.

'Apa itu ?' seru mereka.

Lalu irma terangkan.  Balantuang kaniang adalah prosesi mendekatkan kening mempelai pria dengan mempelai wanita hingga saling beradu (tapi nggak keras-keras lho ya, ini kan bukan adu domba !).  Prosesi ini dilakukan setelah akad nikah.  Philosophinya adalah menyatukan kedua mempelai tersebut.  Yang semula dua, menjadi satu.

Langsung terdengar suara-suara protes di antara keluarga Mama.  'Apaan tuh ?  Nggak ada adat kayak gitu.'  Malah adiknya Mama tadi menunjuk ke kakaknya Mama, 'Nih, yang orang Padang aja nggak bilang gitu.'  Kakaknya Mama ini lumayan sering bolak-balik ke kampungnya Nenek di Tamtaman, Palembayan.

Sebel deh.  Dikiranya irma mengada-ada.  Padahal beneran prosesi itu ada.  irma pernah menyaksikannya beberapa kali.  Terutama saat irma masih aktif menari waktu kuliah dulu.  Kan seringnya nari di pesta-pesta pernikahan tuh.  I was a wedding dancer.

Bahkan teman-teman yang suka photography seringkali menantikan momen balantuang kaniang ini.  Berlatarkan pelaminan Minang yang umumnya keemasan, kedua mempelai yang sedang mendekatkan kening menjadi latar depan.  Cahaya diatur agar kedua mempelai membentuk siluet.  Bagus hasilnya.

Pada lembar panduan pernikahan adat Minang sisipan majalah Mahligai edisi 1 tahun 2006, prosesi balantuang kaniang ini pun ada disebut.  Jadi siapa bilang irma mengada-ada ?  Beneran kok emang itu bagian dari adat.  Mereka aja yang selama ini nggak tau.

Hah, jangan ngaku orang Minang kalau taunya cuma rendang dan kripik sanjay !

 

informasi tambahan mengenai balantuang kaniang dikutip dari http://bundokanduang.wordpress.com  :

Apa makna acara balantuang kaniang ? artinya mengadu kening. Pasangan pengantin baru itu dengan dipimpin oleh kaum ibu yang dituakan selaku pemimpin acara, saling menyentuhkan kening mereka satu sama lain. Mula-mula kedua mereka didudukkan saling berhadapan dan antara wajah keduanya dipisahkan dengan sebuah kipas. Kemudian kipas ini diturunkan pelan-pelan, sehingga mata mereka saling bertatapan. Setelah itu pemimpin acara akan saling mendorongkan kepala pengantin itu sehingga kening mereka saling bersentuhan. Makna acara ini selain mengungkapkan kemesraan pertama antara mereka dengan saling menyentuhkan bagian mulia pada wajah manusia (ingat ungkapan “malu tercoreng pada kening”), maka persentuhan kulit pertama ini juga bermakna bahwa sejak detik itu mereka sudah sah sebagai muhrim. Hal ini berarti pula bahwa persentuhan kulit antar mereka tidak lagi membatalkan wudhu atau air sembahyang masing-masing

 

seandainya

 

Lagi mikir nih.  Kalau seandainya rambutku dipotong pendeeeekk sekali, model jongen seperti dulu biasa aku punya rambut, di masa-masa aku senang, happy tanpa beban (nggak kayak sekarang, hah !) , gimana ya ??

huh, beneran aku lagi depresi.  saatnya nyepedah, nyantap eskrim, dan pasang musik classic rock keras-keras. 

... I love rock 'n roll ... (Joan Jett and the Blackhearts)

training days

 

Hari ini mulai training certifier .  Terus terang, nguantuuuukkk !  Abis trainingnya dalam bentuk membaca standar dan prosedur.  Whoaaaa ... irma berjuang keras menahan mata tetap melek.  Terutama setelah makan siang tadi.

Alhamdulillah selesai satu module.  Module berikutnya, penggunaan software dan database.  Yihhhaaaaaa ........ lumayan asik bisa langsung nyoba-nyoba.  Dasar irma, bukannya baca manual dulu malah langsung trial and error.  Hehehe, kebiasaan kalau make gadget pun begitu.  Males banget baca manualnya.  Mendingan praktek langsung.

Selesai module kedua.  Module ketiga.  Haaaa ......... dalam bahasa Jerman ????  Tolooooongggg ........ aku perlu penerjemah !  Ini nggak bisa cuma sekedar pake korek api buat ngganjel mata yang mengantuk !

hiks, orang pada berlibur aku malah terpuruk dalam training class

 

Monday, December 29, 2008

menyebalkan !

 

Hal yang paling menyebalkan dalam mempersiapkan pernikahan adalah pertemuan keluarga.  Awalnya irma masih diam dan mendengarkan - sesuai saran Mama Oen - saat mereka bilang harus begini, harus begitu, jangan begini, jangan begitu.  Lalu saat satu orang menyanggah, maka terbentuklah dua kubu.  Ada yang mendukung, ada yang menolak.  Ada pro, ada kontra.  Dan seperti yang diingatkan oleh teman-teman yang jauh lebih berpengalaman (lagi-lagi Mama Oen), irma tetap diam dan menyimak.

Tapi hati irma mulai meradang saat mereka mulai berbicara akan hal yang tidak bisa irma terima.  Kenapa aku harus pakai warna yang tidak aku sukai ?  Kenapa aku harus mengikuti selera mereka ?  Kenapa sih harus pakai seragam-seragaman segala ?  Tidakkah warna-warni itu indah ?  Bukankah warna dan pakaian merupakan cara orang mengungkapkan ekspresi.  Kenapa mereka TIDAK pernah tanyakan keinginanku ? 

Menyebalkan.  Ngerti sekarang kenapa temanku memutuskan untuk menikah tamasya .  Apa aku harus mengikuti jejaknya ?

Ugh, mendingan aku nyusurin track Ujung Genteng - Cikepuh lagi. 

 

 

Thursday, December 25, 2008

lagu membujuk

 

'... tapi kau jangan nakal, aku pasti kembali ...'

irma mengerutkan kening dengar lagu baru tersebut.  Ini lagu membujuk pacar yang lagi merajuk, atau anak kecil yang ngambek sihh ??

 

 

 

 

EoQ

 

Sejak dua tahun yang lalu kantor irma memberlakukan EoQ – Employee of Quarter.  Setiap tiga bulan akan dipilih karyawan teladan.  Semula kita bebas memilih.  Caranya kita mengirim sms ke PresDir berisi inisial nama karyawan pilihan.  Yang dapat sms terbanyak, dia yang dapat gelar EoQ.  Jadi seperti pemilihan Idol gitu.  Hadiahnya, uang 3 juta rupiah.  Lumayan.

 

Mulai tahun ini diberlakukan sistem baru.  Senior management akan menetapkan 10 nominator.  Dari sepuluh orang ini kita pilih dua orang yang menurut kita paling baik.  Kriteria pemilihannya adalah kejujuran, kedisiplinan terhadap peraturan perusahaan, kerja sama dengan karyawan lain, kepedulian terhadap kepentingan perusahaan dan sesama karyawan, dan keseriusan terhadap pekerjaan.  Dua nominator yang dapat pilihan terbanyak yang jadi EoQ.  Hadiahnya masing-masing 2 juta 500 ribu rupiah.

 

Kemarin senior management mengumumkan 10 orang nominator untuk EoQ periode 4 tahun 2008.  Nggak disangka-sangka, ada nama irma di antaranya.  Heran juga.  Abisnya selama ini irma nggak pernah masuk nominasi.  Jangan tanya kenapa.  Tapi teman-teman bilang sih, nominator dipilih berdasarkan ‘kata hati’ management.  Siapa yang mereka suka, itulah yang dipilih.  Sedangkan irma bukanlah termasuk karyawan yang disukai management.  Karena sikap irma yang agak-agak rebelious.

 

Dan tiba-tiba saja, sekarang irma masuk nominasi.  Mungkin karena  sikap satu client terhadap irma yang sempat mencengangkan PresDir .  Senangnya.  Meski belum tentu memenangkan EoQ, tapi irma cukup senang kali ini masuk nominasi.  Akhirnya masuk nominasi juga J

 

 

 

penganten ketinggalan

 

Kemarin malam aku mimpi pakai baju pengantin biru tosca.  Jalan melintasi halaman mesjid.  Aku terlambat.  Tuan Kadi telah selesai memimpin pelaksanaan ijab kabul.

 

Tadi malam aku mimpi pakai baju pengantin warna jingga.  Lengkap dengan suntiang dan songket keemasan.  Jalan menuruni tangga.  Para penari telah menyelesaikan prosesi tari pasambahan dan tari gelombang.  Tari penyambutan pengantin dalam adat Minang.  Aku terlambat lagi.

 

Nanti malam aku mimpi pakai baju pengantin warna apa ?  Merah ?  Kuning ?  Hijau ?  Ungu ?  Apakah aku akan terlambat lagi ?

 

Ugh, aku lagi stress kali ya.  Mimpinya aneh-aneh gitu.

 

 

Tuesday, December 23, 2008

kisah sedih menjelang Natal

‘… jam setengah enam Brownie sudah mati dengan tenang seperti tidur dan sekarang kami masih menggali kuburannya …’

 

irma membaca sms yang diforward Pak Leo tadi pagi dengan sedih.  Akhirnya Brownie pergi.  Padahal beberapa waktu lalu kondisinya membaik setelah diperkirakan ia akan mati.  Ia kehilangan semangat hidup.  Ia hanya bisa berbaring.  Bahkan beranjak untuk buang air pun ia tak bisa.  Makanya ia jadi kotor dan bau.  Tapi waktu Pak Leo pulang lalu kasih dia daging mentah dan susu, berangsur-angsur  Brownie sehat kembali .

 

Mungkin ini yang terbaik untuk Brownie.  Sudah lebih dari empat belas tahun ia memberi kesenangan kepada Pak Leo dan keluarga di Sei Denai.  irma ingat pertama kali ketemu Brownie, lima tahun yang lalu di Medan.  Kepalanya dimiringkannya, memperhatikan irma dengan curious.  Setelah itu ia mengikuti irma terus.  Bahkan saat irma makan siang ia duduk di bawah meja dengan tenang.  Nggak marah meski kaki kita mengelus-elusnya seolah-olah ia sebuah keset.

 

Rest in peace Brownie , I still remember how big and warm you were J

 

 

sedia ear plug kalau ke warnet

 

Kemarin irma seharian di rumah.  Baru berasa badan remek karena efek nyepedah di Ujung Genteng  waktu weekend.  Heran, padahal waktu hari Seninnya nggak apa-apa.  Malah masih bisa audit.  Meski perlu perjuangan berat menahan kantuk.

 

Ya sudah, istirahat aja.  Sambil ngedit photo-photo selama di Ujung Genteng.  Siangnya sekalian cari makan irma mampir ke warnet buat posting photo-photo tersebut di MP. 

Ternyata kalau siang gitu warnet rame banget.  Cuma tinggal satu komputer tersisa.  Letaknya di ruang belakang.  Ya sudah, pake yang itu saja.

 

’Tapi di sini rame Mbak,’ petugas warnet memperingatkan.

 

Saat irma memasuki ruangan belakang tersebut, barulah irma menyadari yang ia maksud.  Tepatnya itu adalah berisik.  Bukan rame.

 

Berisik karena ternyata di sana tempat main on-line game.  Speaker dipasang kenceeeeeengggg banget.  Jeleder !  Jlegerrrr !!  Suara tembak-tembakan menggelegar.  Anak-anak itu menghentak keyboard kencang-kencang seraya berseru, 'Mati lo !  Mati lo !’

 

Rupanya ruangan itu memang dikhususkan untuk main game.  Karena anak-anak itu kalau main selalu pasang speaker kenceng-kenceng jadi mereka ditempatkan di ruang belakang.  Biar nggak mengganggu pengguna komputer lain di ruang depan.  Biasanya emang irma pakenya komputer di ruang depan.

 

Ampun deh berisiknya.  Terang aja generasi sekarang terancam tuli.  Abis, berjam-jam telinganya dihantam suara keras begitu.  irma perhatikan kebisingan di ruangan itu jauh di atas 80 dB, batas kebisingan maksimum yang diperbolehkan Depnaker.  Heran, kenapa sih harus seberisik itu ??  Nggak sayang telinga ya ?!

 

Petugas warnet pun nggak berkutik menghadapi mereka.  Daripada kehilangan pelanggan jadi mereka sediakan ruangan khusus aja.  Pintu ke ruang belakang selalu tertutup.  Biar suara berisiknya nggak terdengar ke ruangan depan.

 

Hhhh ... kayaknya lain kali kalau ke warnet harus bawa ear plug deh.  Atau malah ear muff yang lebih kedap suara.

 

 

 

 

 

Thursday, December 18, 2008

balas dendam

 

‘… this is the six thirty report and this is irma agustina with the news.  First, the headlines …’

 

Pertama kali kenal pelajaran bahasa Inggris waktu SMP, irma langsung suka dengan bahasa itu.  Dengan mengerti bahasa Inggris seolah-olah dunia terbuka luas di hadapan irma.  irma jadi mengerti buku-buku yang selama ini waktu irma SD cuma bisa irma lihat gambar-gambarnya aja kalau nunggu Mama di British Council.  Bukan, bukan Mama yang ke British Council.  Tapi irma nunggu Mama jemput sepulang sekolah.  Daripada bengong di sekolah mendingan irma ke perpustakaan British Council yang ada dekat SD irma.

 

Merasa pelajaran bahasa Inggris di sekolah kurang, irma minta ke Mama agar irma bisa ikutan les.  Alhamdulillah, Mama mengizinkan.  Memang kedua orang tua irma nggak pernah pelit kalau untuk pendidikan.  Selalu yang terbaik yang diusahakan untuk anak-anaknya.  Demikian pula dengan les.

 

Karena ikut les jadi pengetahuan bahasa Inggris irma lebih unggul dibandingkan teman-teman di kelas.  Waktu irma kelas 2 SMP, guru bahasa Inggris mengikutsertakan irma dalam seleksi English News Contest.  irma berlatih meniru gaya pembaca berita bahasa Inggris di TVRI program 2.  Berulang kali di hadapan kaca irma berlatih, ‘… this is the six thirty report and this is irma agustina with the news.  First, the headlines …’  Sayang, irma nggak lolos seleksi.  Yang dipilih mewakili sekolah kami adalah siswi lain yang pernah tinggal di Australia.  Bahasa Inggrisnya nggak jauh beda dengan native speaker.

 

Kecewa, irma jadi makin giat belajar bahasa Inggris.  irma fokuskan pada membuat karangan, mungkin karena irma suka menulis.  Semester berikutnya irma ikutan seleksi lagi.  Kali ini untuk mengikuti English Speech Contest.  Horeeee ... irma lolos seleksi !  Anak pindahan dari Australia itu malah nggak lolos.  Ibu guru bahasa Inggris bilang, irma lebih memiliki karakter.  Gimana nggak, irma berpidato dengan gaya seorang orator.  Tanpa membaca teks dan mimik muka turut ‘bicara’.  Penuh ekspresi.  Menatap mata penonton satu per satu.  Menyihir mereka hingga akhir pidato. 

 

Dan … irma menang !  Juara 1 tingkat SMP se-kotamadya Bandung.  Senang sekali rasanya saat menerima piala yang tingginya mencapai pinggang.  Lebih bangga lagi saat irma diminta mengulang pidato karangan irma tersebut di hadapan Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat.  Lalu saat kepala sekolah mengacungkan piala tersebut waktu upacara bendera hari Senin pagi, tepuk tangan pun membahana dari seluruh penjuru lapangan basket.  OH senangnya !  Pengakuan ini lebih daripada yang pernah teman-teman berikan kepada anak pindahan Australia itu (mungkin karena dia nggak menang English News Contest).  Bahkan bapak kepala sekolah pun menepuk-nepuk bahu irma.  Padahal baru minggu sebelumnya ia memarahi irma karena irma melompat-lompat jejeritan di taman depan kantornya.

 

Senangnya, dendamku terbalas sudah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ngadep GMO

 

 

Tadi pagi irma dipanggil GMO.  Beberapa hari ini diminta menghadap management mulu ya.  Kemarin PresDir, sekarang GMO.  Masih ngebahas hal yang sama.  Tentang jabatan yang akan irma pegang mulai 1 Januari 2009 nanti.

 

GMO bilang, karena certifier yang akan mentraining irma akan cuti panjang di akhir tahun untuk mendampingi anaknya yang mau operasi amandel, maka terpaksa trainingnya dilaksanakan non stop tanggal 24 – 28 Desember nanti.  Jadi orang lain pada libur looooooong weekend, irma malah masuk training class.  ‘Maaf ya Bu, abisnya waktunya nggak ada lagi,’ katanya penuh sesal.

 

Ya sudah, mau gimana lagi.  Jalanin aja.  Tapi jadi hari libur irma yang tiga hari itu – libur Natal, Sabtu, dan Minggu - gimana ?  Diganti cuti kan ?

 

‘Bisa diganti cuti, atau dihitung lembur,’ kata GMO.  Lalu dia terkekeh, ’Kalau saya sih pilih dihitung lembur.  Dapatnya banyak lho, Bu.’

 

He eh, tau aja dia kalau irma lagi butuh uang (banyak) J

 

Lalu beliau sampaikan satu kabar lagi.  Dia bilang, ada undangan dari Komite Akreditasi Nasional untuk mengikuti pelatihan assesment ke Jepang.  Dan management memilih irma untuk mewakili kantor mengikuti pelatihan tersebut.

 

irma tercengang.  Wah, Jepang !  Serasa mimpi dengar berita itu.  

 

’Bisa kan Bu ?’ pertanyaan GMO menyadarkan irma.

 

Bisa.  Bisa.  Bisaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bangettt !  irma emang dah lama pengen ke Jepang lagi.  Tiap kali ke tempat client yang perusahaan Jepang dan merasakan atmosphere Jepang, selalu terasa kangen akan Jepang.  Ingat dulu tahun 1997 training ke sana.  Ingat dulu di Jepang pertama kali irma belajar naik sepeda.  Udah bisa lalu keterusan suka sampai sekarang.  Ingat juga di sana pernah bersepeda ngebut kenceeeeeeeeeng banget karena dikejar badai.  Juga ingat di Jepang pertama kalinya irma jatuh nyemplung masuk sawah karena nyoba bersepeda sambil megang payung.

 

Dan sekarang irma mo ke sana lagi !  Yihhaaaaa ... rasanya irma ingin melompat-lompat gembira.  Nggak percaya deh dengar kabar ini.  Padahal baru beberapa hari yang lalu irma bilang ke Wahyudi, ’Kapan ya, bisa ke Jepang lagi ??’

 

GMO masih lanjut bicara tentang kerjaan.  Tapi irma nggak gitu memperhatikan.  Pikiran irma masih dipenuhi dengan khayalan akan Jepang.  Kayak apa Jepang sekarang ya ?  Dulu aja waktu irma ke sana di tahun 1997, itu negara dah majuuuuu sekali.  Mungkin sekarang lebih.  Meski dengar-dengar negara itu pun terkena dampak krisis global ulah Amerika Serikat.

 

Handphone GMO bunyi.  Pembicaraan pun terhenti.  Selesai beliau menerima telpon irma menyorongkan form permohonan cuti.

 

‘Kapan Bu ?  Oh nanti siang.  Mau ke mana ?  Mau luluran ya, kan mo merit,’ GMO menandatangani form tersebut.  Halaaah, kabar irma mau nikah kayaknya udah jadi gossip nasional di kantor.

 

‘Nggak sih Pak, saya mau nyepedah ke Ujung Genteng,’ irma bilang.

’Haaa ???  Lho Ibu ini gimana, udah mo nikah kok ya masih kelayapan ??’

 

Eh, Bapak yang gimana.  Saya kan mau jalan-jalan.  Bukan kelayapan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tuesday, December 16, 2008

calon ibu

 

Hari Minggu kemarin irma dan Wahyudi jalan-jalan ke toko buku.  Ini toko buku baru buka beberapa bulan yang lalu.  Kita belum pernah ke sana sebelumnya.  Waktu kita ke sana toko ini terlihat sepi pembeli.  Entah emang selalu begitu atau karena sore itu hari hujan.  Tapi kalau nggak banyak pembeli gitu kita malah enak melihat-lihat.

 

Sayang, koleksi bukunya tidak banyak.  Tapi dia sedang ada program diskon.  irma mengerutkan kening saat membaca tulisan di kaca depan, ’Clearance Sale, up to 80%’  Maksudnya ini toko mau ditutup ?  Apakah ia tidak mencapai target penjualan ?  Alangkah sedihnya.

 

Kalau lagi ada diskon buku begitu Wahyudi semangat sekali beli.  Sedangkan irma saat itu sedang tidak bernapsu belanja.  Jadi irma duduk saja di salah satu kursi, membaca buku karya Asma Nadia.  Judulnya ’Catatan Hati Bunda’.  Buku tersebut berisi tulisan tentang pengalamannya membesarkan sepasang anak dalam empat belas tahun pernikahannya.  Mulai dari saat mereka harus bolak-balik menggadaikan harta demi kelangsungan hidup, hingga saat hidupnya mapan dan berkecukupan sekarang.

 

Asma Nadia memang seorang penulis yang begitu pandai menggambarkan suasana melalui tulisannya.  irma turut merasakan sedih yang dialaminya saat putranya yang baru berusia dua bulan terkena stroke otak.  Kebayang berat penderitaannya.  Sebaliknya irma tertawa terbahak-bahak membaca cerita tentang kelakuan lucu putri dan putranya.  Petugas kasir sampai terkejut saat irma tiba-tiba tertawa.

 

‘Bukunya bagus ya ?’ Wahyudi menghampiri irma.  ’Iya,’ jawab irma, ’eh, Petty suka baca nggak ?  Kalau iya, beliin buku ini untuk dia.’  Petty adalah sepupunya Wahyudi yang sedang menanti kelahiran anak pertama.  Ia baru aja menikah bulan Juli lalu. 

 

’Aku belum pernah lihat Petty mbaca.  Kayaknya dia nggak gitu suka,’  Wahyudi mengambil buku tersebut dari tangan irma.  Sepintas ia membaca beberapa lembar isinya.  ‘Iya, isinya bagus.  Aku beliin untuk kamu aja.’

 

Haa, irma terkejut.  ‘Hei, tapi ini buku kan …’ irma menunjuk tulisan di bagian bawah sampul depan.  Tertulis di sana, ‘Hadiah terbaik untuk para ibu dan calon ibu.’

 

‘Ya irma, kamu juga kan calon ibu,’ Wahyudi membawa buku tersebut ke kasir bersama setumpuk buku lain yang akan ia bayar.

 

Kata-kata Wahyudi itu membuat irma tertegun.  Aku, calon ibu ???

 

 

 

 

challenge

 

Kemarin irma dipanggil PresDir.  Beliau terangkan jabatan baru yang rencananya mulai irma pegang mulai 1 Januari 2009.  Seperti yang diduga, ada enak, ada nggak enaknya (ya iyalah, tiap pekerjaan emang gitu).  Ada berita baik, ada berita buruk.

 

Good news, akan ada salary adjustment dan tunjangan jabatan.  Bad news, irma harus bekerja di bawah pimpinan seorang manager yang feodal.  Orang yang lebih mengutamakan senioritas daripada kecakapan.  Orang yang enggan untuk berubah demi kemajuan.  Yang begitu-begitu aja sejak pertama kali dia masuk perusahaan ini.  Orang yang sensi abizzzz kalau bawahannya memiliki ide inovatif atau melebihi kemampuannya.  Kadang irma pikir, dia bersikap begitu karena sebenarnya dia minder.

 

’Ah gila aja, elo bakalan makan hati kerja sama orang itu !’ seru teman main irma di kantor.  irma mengangkat bahu.  Sebenarnya ada rasa kecewa juga sih,  karena semula irma kira irma akan bekerja sama dengan manager yang dulu.  Manager yang emang irma udah tau tipikalnya, dan selama ini bekerja sama baik dengan irma.  Tapi ternyata beliau akan bertukar posisi dengan manager yang akan menjadi atasan irma tersebut.  Konon katanya sih, manager yang feodal tersebut udah nggak ’dianggap’ lagi oleh bawahannya.  Ya karena sikap jeleknya itu.  Akibatnya para bawahan itu kehilangan motivasi kerja.  Kinerja departemen mereka pun ancur-ancuran.  Makanya mereka akan diberi atasan baru.  Diharapkan atasan baru ini akan memberi penyegaran di lingkungan kerja mereka.

 

’Penyegaran buat mereka, pembusukan buat elo,’ gerutu teman main irma tadi.  Teman irma ini emang sebel sekali sama manager feodal tersebut karena beberapa kali ada pengalaman nggak enak yang ia alami dengannya.  Ya sudahlah, mau diapakan.  Kita lihat saja bagaimana dalam masa percobaan tiga bulan nanti.  Biar PresDir menilai sendiri, mana yang lebih capable dan memberikan kontribusi kepada perusahaan.  Kalau emang irma dianggap tidak sesuai dengan jabatan baru atau tidak bisa bekerja sama dengan manager feodal tersebut, ya sudah irma kembali jadi auditor biasa lagi aja.  Kita nggak akan pernah tau kalau kita tidak pernah mencoba.  Hadapilah itu sebagai tantangan.  So welcome 2009, year of challenge !  Yeah !  Lets rock ‘n roll !

 

PresDir bilang, ia akan memberikan dukungan sebanyak yang ia bisa agar irma betah menduduki jabatan baru nanti.  Dia bilang sih, perusahaan ini perlu orang yang tegas dan kukuh menjalankan prosedur.  Menurut dia, irma sesuai dengan kriteria tersebut.  Hmm, yah coba saja kita buktikan, betul nggak kata-katanya, ’Saya lebih rela melepas ... (beliau menyebut nama manager feodal tersebut), daripada saya kehilangan Ibu Irma.’  Deeeeuuuu ... bener nih Pak ??  Nggak nyesel ??  irma orangnya (bisa) jutek (banget) lho !

 

Di akhir perbincangan irma mengucapkan terima kasih kepada PresDir atas dukungan dan kepercayaannya.  Sebelum beranjak keluar dari ruangannya, PresDir ajukan pertanyaan yang bikin irma tercengang.  ’Oh ya Bu, saya dapat kabar sebentar lagi Bu Irma akan menikah ?’

 

Astaga !  Bahkan PresDir pun telah mengendus berita tersebut.  Padahal irma belum mengajukan cuti ke atasan irma maupun HRD.  Di kantor yang tau rencana irma mo nikah cuma teman main irma tadi.  Dia pun bukan type orang yang suka mengumbar cerita ke mana-mana.  Dooohhh … jangan-jangan PresDir termasuk orang kantor yang suka 'memantau' blog irma nih ! 

 

 

 

 

 

Sunday, December 14, 2008

prewedding pictures

 

Sejak tersiar kabar bahwa irma dan Wahyudi akan menikah tahun depan, beberapa teman menawarkan untuk bikin photo prewedding.  Memang banyak teman kami yang suka photography.  Kalau kita jalan-jalan pun mereka seringkali menyuruh kami pose berdua.  ’Buat prewed,’ gitu alasan mereka.  Weeee …… padahal kapan weddingnya juga belum tau.

 

Dan sekarang mereka sudah tau.  Makin gencar aja mereka bertanya, ’Ayo dong, kapan nih bikin photo prewed nya ?’  Ada yang mengusulkan tema sepedahan.  Ada pula yang bilang photo kesukaan kami masing-masing, seperti irma menulis didampingi Wahyudi main gitar.  Hingga kini Wahyudi masih bergeming belum berikan jawaban.  Karena dia bilang, ‘Masalahnya, gw juga pengen photo.  Jadi gimana dong ?  Pake timer aja ?’

 

Kalau tanya pada irma, irma sendiri nggak tau harus jawab apa.  Terus terang irma nggak bisa berpose.  Nggak seperti Deedee yang luwes bergaya di depan kamera.  Pose irma selalu sama di setiap photo.  Gaya patah leher, gitu Wahyudi bilang.  Bener-bener nggak ada uniknya.  Makanya irma lebih senang diphoto candid.  Seperti yang kerap Dhani lakukan.  Perasaan kalau diphoto candid, irma lebih bagus.  Natural.  Apa adanya.

 

Lain halnya kalau ditanya pengen photo prewedding di mana.  irma tau.  Cukang Taneuh, alias Green Canyon di Pangandaran.  Pertama kali ke sana irma ternganga takjub melihat tetes-tetes air dari puncak tebing, dengan sinar matahari membias di antaranya.  Indah sekali.  Apalagi saat lihat photo Mbak Ayu dan Mas Toni di batu-batu dinding tebing.  Wow, it’s so rock !  irma pun sms Ela dan bilang, ‘Aku pengen deh bikin photo prewedding di sini.’

 

Tapi photo di sana harus bawa peralatan yang anti air dan dry bag.  Dan kalau di sana bakalan photonya bertema baywatch.  Karena kita bakalan basah-basahan dan harus pake life vest demi keamanan.  Juga photo di sana bagusnya di musim kemarau.  Kalau lagi musim hujan gini air sungainya coklat butek bercampur lumpur.  Kurang keindahannya.  Lagipula arusnya deras akibat banjir di hulu.  Nanti capek kita berenangnya.

 

Sudahlah, nggak usah dipaksakan ke sana kalau cuaca tidak memungkinkan.  Kenapa juga nggak bikin photo preweddingnya di rumah kami aja ?  Rumah yang masih berbau cat karena baru jadi.  Kita bikin tema pindahan.  Jadi nggak usah sibuk mikirin gaya atau pose.  Karena sebenarnya emang kita lagi pindahan.  Ngangkut-ngangkut barang, menata isi rumah.  Aku menyapu, Wahyudi mengepel.  Mangkas rumput, merapikan pagar tanaman.  Memasang gorden, mengelap kaca.  Bersama-sama kami menyusun buku ke dalam rak.  Lalu diakhiri dengan menikmati secangkir kopi sambil duduk di antara kardus-kardus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

jabatan baru

 

Jika ada posisi yang menjadi ambisi irma di kantor, itu adalah certifier.  Certifier adalah orang yang memutuskan apakah sertifikat dapat diterbitkan berdasarkan laporan auditor.  Penerbitan sertifikat ini diatur oleh prosedur internal yang harus taat ketentuan badan akreditasi dan standar internasional.  Certifier berhak menolak hasil pekerjaan auditor jika tidak sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut.  Dengan kata lain, sertifikat tidak dapat diterbitkan.  Tidak tertutup kemungkinan harus dilakukan audit ulang.  Certifier yang baik bukan hanya sekedar memeriksa kerjaan auditor, patuh peraturan, tapi ia juga harus bisa memberikan masukan kepada auditor untuk memperbaiki kinerjanya.  Ia juga harus terus-menerus memperbaharui pengetahuannya tentang sertifikasi, akreditasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan para client.  Baik client yang telah memiliki sertifikat ataupun yang baru mengajukan permohonan penerbitan sertifikat.

 

irma berteman cukup akrab dengan certifier pertama yang dimiliki kantor.  Juga wakilnya yang merupakan certifier kedua.  Jadi irma cukup tau tentang pekerjaannya certifier.  Tidak jarang irma menjadi tempat bertanya rekan-rekan auditor lain jika laporan mereka dikembalikan certifier.  Mereka bertanya seperti apa laporan yang bagus itu, gimana prosedurnya, dan seperti apa ketentuannya badan akreditasi.  Abis, certifier tersebut kadang kala jutek kalau moodnya lagi jelek jadi mereka segan bertanya kepadanya.  Padahal kalau teman-teman irma itu rajin melongok database dan master file, semua informasi yang mereka butuhkan ada di sana.

 

Lima tahun yang lalu certifier kami yang pertama cabut.  Sebulan kemudian certifier kedua menyusul.  Seorang senior auditor menggantikan posisinya.  Kita sebut saja ia certifier ketiga.  Memang salah satu persyaratan untuk menjadi certifier adalah senior auditor.  Certifier yang baru ini juga seringkali bertanya-tanya kepada irma.   Saat beban pekerjaannya bertambah karena jumlah client semakin banyak, ia mengajukan kepada management agar irma diangkat sebagai certifier.  Karena seperti yang pernah ia bilang bahkan dipaparkannya dalam forum auditor experience exchange (AEE), bahwa selama ini yang selalu bikin laporan dengan benar adalah irma.  Jarang sekali laporan irma ditolak olehnya.  Kalaupun ada laporan yang ia kembalikan, irma segera memperbaikinya.  Bahkan pada AEE terakhir di bulan Agustus lalu, certifier tersebut bilang, ‘Kalau Ibu Irma memasukkan laporan, saya tidak perlu memeriksanya secara detil dan satu per satu.  Karena berdasarkan laporannya selama ini saya sudah tau kualitas pekerjaannya.’  Sebuah pujian manis atas masa pengabdian irma selama delapan tahun di kantor ini.  Sekaligus juga beban karena irma harus mempertahankan kinerja tersebut.  Bahkan meningkatkannya.

 

Tapi management memilih auditor lain untuk menjadi certifier (berarti dia certifier keempat ya), seseorang yang baru dua tahun menjadi auditor.  Cuma setengah dari masa kerja irma (waktu itu pengajuan penambahan certifier di tahun 2005).  Terus terang irma merasa kecewa dengan keputusan management tersebut.  Karena irma tau bahwa sebenarnya irma yang lebih tepat menduduki jabatan tersebut.  Rekan-rekan auditor yang lain pun bilang begitu.  Tapi management kan punya pertimbangan lain.  Hingga sekarang irma mengira bahwa keputusan irma untuk menolak jadi auditor otomotif merupakan citra buruk irma di mata management.  Atau mungkin juga idealisme irma dalam bekerja.  Tidak segan-segan irma menolak project yang bermasalah, ‘Maaf, saya tidak bisa kerjakan ini karena saya tau ini salah.  Silakan cari auditor lain.’  Jadi, gimana nggak jelek irma di mata management ??

 

Ya sudah, management sudah memutuskan maka irma harus mematuhi.  Kalau orana Medan bilang, ‘Awak ini apalah.’  Maksudnya irma nggak punya kuasa untuk menolak keputusan tersebut.  Sudah diketahui umum bahwa pimpinan akan memilih orang yang ia sukai, belum tentu orang yang bisa bekerja (dengan benar).  Jadi irma tetap bekerja sebaik-baiknya sebagai auditor sesuai prosedur dan ketentuan akreditasi.  Rasa kesal dan kekecewaan terhadap management kantor irma hilangkan dengan cara melakukan kesukaan irma.  Maka jadilah irma punya blog ini.

 

Bulan Mei lalu certifier keempat cabut dari kantor.  Eh sebenarnya dia nggak pernah jadi certifier kok.  Memang setelah diputuskan management bahwa ia diangkat menjadi certifier  di tahun 2005 itu, ia diberi training.  Tapi hingga keluar ia tidak pernah diangkat menjadi certifier.  Wewenang penerbitan sertifikat tetap dipegang oleh certifier ketiga.  Nggak tau kenapa.  Tapi tebakan rekan-rekan auditor sih, certifier ketiga nggak sreg dengan kerjaannya.  Jadi kerjaan certifier tetap dia kerjakan sendiri.  Maka terseok-seoklah ia bekerja karena overload.

 

Setelah AEE di bulan Agustus kemarin, kembali certifier ketiga mengajukan ke management agar irma diangkat menjadi certifier.  Lamaaaaaa management menimbang-nimbang.  Akhirnya saat management meeting bulan November lalu management menyetujui usulan certifier ketiga tersebut.  Program training segera disiapkan untuk irma.  Karena jadwal audit lagi padat-padatnya menjelang akhir tahun ini, maka training akan dilaksanakan minggu terakhir Desember saat libur Natal dan 1 Muharram.  Hiks, sedih.  Orang lain pada libur looooong weekend, irma malah masuk kelas dan belajar.

 

Hari Jumat lalu waktu lagi jeda audit menjelang sholat Jumat, certifier menelpon irma.  Ia menyampaikan hasil management meeting yang baru selesai diikutinya.  Dia bilang, ‘Bu, nanti kan Ibu akan jadi certifier ya.  Tadi aku udah bahas sama PresDir, gimana kalau Ibu jadi QMM juga ?’

 

Glek.  QMM ?  QMM adalah Quality Management Manager.  Cakupan tugasnya jauh lebih luas daripada certifier.  Ia harus memastikan sistem berjalan.  Bukan hanya dalam penerbitan sertifikat tapi seluruh produk kantor kami.  Ia harus mengawasi dan mengevaluasi penerapan prosedur.  Ibarat polisi yang mengawasi lalu lintas.  Jika ada pengendara yang melanggar peraturan, polisi akan menerbitkan surat tilang.  Di kantor kami jika ada penyimpangan prosedur, maka QMM akan menerbitkan CAR (Corrective Action Report).  Jika banyak terjadi kecelakaan, polisi bisa saja mengajukan amandemen peraturan lalu lintas ke Dinas Perhubungan Darat.  Di kantor kami jika banyak terjadi penyimpangan prosedur, maka QMM akan meninjau apakah prosedur perlu diperbaiki.  Tentu tanpa mengabaikan aturan dan ketentuan badan akreditasi atau standar internasional.

 

Berdasarkan pengalaman, QMM seringkali mengalami friksi dengan bagian Operasional dan Marketing.  Ibarat di pabrik, QC tidak dapat melepas produk karena tidak sesuai standar tapi Produksi dan Marketing memaksa harus dilepas demi memenuhi target atau order.  Bukan hal aneh terjadi perdebatan sengit antara ketiga bagian tersebut, seperti kerap kali Wahyudi alami di pabrik tempat ia bekerja.  Kadang irma pikir, friksi antara QMM, Operasional dan Marketing yang membuat certifier pertama kami cabut.  Ia juga menjabat sebagai QMM.

 

Dan sekarang PresDir memutuskan irma yang akan ditunjuk sebagai QMM.  Saat irma tanyakan alasannya, certifier hanya bilang, ‘Ya Bu, sebenarnya selama ini jabatan QMM dipegang oleh saya dan … (ia menyebut nama seorang auditor), tapi saya perhatikan apa yang saya suruh ia lakukan nggak dikerjakannya juga.  Jadi akhirnya tetap aja saya sendirian.  Makanya kerjaan saya keteteran terus.  Lebih baik ia dikembalikan sebagai auditor saja, dan saya memilih Bu Irma sebagai QMM.  Saya rasa saya bisa bekerja sama lebih baik dengan Bu Irma.’

 

Sebuah pujian lagi darinya.  Menyenangkan memang.  Tapi apakah management setuju, mengingat citra jelek yang selama ini irma sandang karena menolak kerjaan dan project bermasalah ?

 

‘Nggak kok Bu, malah PresDir mendukung,’ jawab certifier.  Ya gimana nggak mendukung, terutama setelah ia melihat sendiri bagaimana special irma di mata client yang juga temannya.  Kadang penilaian atau rekomendasi dari orang lain lebih berpengaruh daripada pengamatan sendiri.

 

Jadi certifier dan QMM sekaligus, merupakan suatu tantangan menarik untuk dicoba.  Memang beban kerjaan bertambah, tapi sisi positifnya adalah irma nggak akan terlalu banyak pergi audit.  Mungkin hanya sesekali dalam tiap bulannya.  Kecuali saat jadwal audit padat seperti akhir tahun begini ya semua auditor harus turun bahkan PresDir juga.  Pekerjaan certifier dan QMM lebih banyak dilakukan di kantor.  Atau on-line dari rumah.  Sepertinya pas banget dengan kehidupan berumah tangga.  irma memang pernah bilang (pada diri sendiri), kalau udah menikah nanti irma nggak mau terlalu banyak traveling untuk urusan pekerjaan.  Travelingnya sama pasangan aja, untuk bersenang-senang.

 

Tapi ada pula sisi negatifnya.  Yah, setiap kerjaan kan ada enak dan nggak enaknya.  Tinggal bagaimana kita beradaptasi dan mengatasinya.  Dan sisi negatif terdekat yang akan segera irma hadapi adalah akhir tahun nanti irma harus mengikuti National Management Meeting (NMM).  Bukan cuma sehari tapi tiga hari.  Mengevaluasi kinerja selama setahun, merumuskan target untuk tahun depan, dan menyusun strategi beserta perencanaan untuk mencapai target tersebut.  Belum lagi perdebatan antar departemen mengenai kesepakatan standar kerja.  Makanya nggak heran meeting berlangsung sampai larut malam.  Hih, alangkah tidak menyenangkannya.  Saat orang lain berlibur atau merayakan tahun baru, irma malah dikarantina untuk NMM.  Dooohhh … benar-benar akhir tahun dan awal tahun yang tidak menyenangkan.