Tuesday, November 10, 2009

bodoh

 

... seringkali kita mengabaikan benda kecil yang ternyata begitu berarti ...

Seperti irma dan kacamatanya.  Padahal udah tau kalau mata kiri irma memang tergantung sama kacamata.  Meski sejak dulu irma rajin makan wortel, tomat, dan buah-buahan lainnya yang konon bagus untuk mata, toh tetap saja dia membutuhkan kacamata.  Karena kalau irma memaksa bekerja tanpa kacamata, beberapa jam kemudian pandangan irma akan berkunang-kunang, sakit kepala berat, kleyengan, bahkan pernah sampai muntah.  Ok, terima kenyataan saja lah, irma memang harus pakai kacamata.

Minggu lalu waktu audit di Balikpapan, di hari ketiga audit irma merasa begitu lelah.  Sampai kamar hotel langsung ambruk nggeletak di tempat tidur.  Waktu bangun kacamata ada di bawah badan irma.  Kaca yang kanan pecah.  Karena ini kacamatanya model frameless jadi bisa diakalin dengan mengelem pecahan kacanya agar kacamata masih bisa dipakai.  Yang penting mata kiri tetap pakai lensa.  Cuma client bingung aja ngelihat auditornya seperti bajak laut karena cuma satu mata yang pakai lensa.

Balik ke Jakarta irma pakai kacamata cadangan.  Kacamata ini agak jarang dipakai karena dia sudah longgar.  Tiap kali dipakai merosot ke ujung hidung mulu.  Nggak bisa dibenerin karena modelnya nggak pake baut atau logam yang bisa dikencengin.  Tapi lumayanlah daripada nggak pake kacamata sama sekali.

Tadi pagi waktu jalan kaki dari persimpangan Kuningan menuju kantor, irma memutuskan menyimpan kacamata cadangan tersebut di saku kemeja.  Karena dia melorot mulu sedangkan irma males bolak-balik mendorong dia ke hidung bagian atas.  Sampai di depan Gran Melia, tali sepatu irma yang kiri lepas.  irma berjongkok membetulkannya.  Saat akan berdiri lagi, kacamata cadangan meluncur dari saku langsung terjun menuju saluran air.

OUCHHH !!!

irma segera membungkuk, berusaha menggapai kacamata tersebut.  Telat.  Dia udah keburu masuk saluran air.  Nyebelinnya, saluran air itu ditutupi plat semen.  irma mengintip dari sela-sela antara plat dibantu cahaya senter.  Selalu ada headlamp di tas irma mengingat beberapa kali pulang harus jalan kaki di kegelapan menuju rumah.

Saluran air itu kosong.  Kacamata irma nggak ada di sana.  Cuma air mengalir deras.  Sepertinya kacamata irma hanyut.  irma bergeser ke sela-sela plat berikutnya mengikuti aliran air.  Nihil.  He's gone.

Duduk termangu di trotoar, irma merasa begitu bodoh.  Seandainya sejak dulu irma lengkapi kacamata itu dengan rantai, tentu nggak begini kejadiannya.  Udah sering kacamata itu jatuh meluncur dari hidung irma.  Tapi tetap aja irma menunda-nunda beli rantai atau tali pengikatnya.

Truly,  I feel so stupid.  Very very stupid.  Arrrrgggghhhhhh ................................

 

 

8 comments:

  1. huks... huks! ikut sedihhhh...
    mudah2an wahyudi cepat membelikan gantinya yang lbh bagus... atau beliin lensa kontak... atau Lasik?

    ReplyDelete
  2. iya, nggak suka. syereemmm.

    mas teguh, mataku nggak bisa dilasik karena minusnya terlalu kecil. nanti malah retinanya habis kepotong semua ?? lagipula ada silindrisnya. katanya silindris nggak bisa dilasik. tapi bisa kok diajak ke tasik (halaaaahhhh ...)

    ReplyDelete
  3. tariiiikkk neeeeng...!!


    **jkt-tasik 40rb lewat lebak bulus, pake primajasa**

    ReplyDelete
  4. hahahaha, kondektur bis urun suara :D

    ReplyDelete
  5. mungkin memang sudah waktunya beli kacamata baru ..... ;p

    ReplyDelete
  6. Irma, coba pakai kacamata CLIC deh..
    Dia udah langsung ada gantungannya gitu, jadi gak bisa jatuh.
    Kalau Irma suka nonton CSI, itu kacamata yang dipakai dokter coroner nya CSI New York.
    :-)

    ReplyDelete
  7. baru denger nih. ok deh nanti aku cari-cari infonya. thanks ya

    ReplyDelete