Tuesday, March 22, 2011

Melati chubby chubby


Wajar jika bayi yang baru lahir kemudian mengalami penurunan berat badan.  Tapi kata dokter, yang normal susutnya hanya sekitar 5 - 10% dalam satu minggu.  Setelah itu berat badannya akan naik lagi.

Tapi tidak dengan Lenasati Melati.  Sewaktu lahir beratnya 3,71 kg.  Besar ya.  Tapi di hari ketiga menjelang pulang dari rumah sakit beratnya susut jadi 3,35 kg.  Udah lebih dari 10%.  Dokter spesialis anak yang selama ini mengobservasinya mewanti-wanti kalau beratnya turun terus maka ia harus diberi tambahan susu formula.

Susu formula ??  Aaaaarggghhhh .............. TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK !!!!

Inginnya irma Melati dapatkan ASI eksklusif minimal selama 6 bulan.  Banyak referensi yang mengatakan ASI jauh lebih baik daripada susu formula.  Terutama untuk daya tahan tubuh.  irma sendiri mengamati sewaktu Obie - kucing kami - hilang dan meninggalkan empat anak kucing yang masih menyusu, kondisi mereka langsung menurun meski kami telah berusaha memberinya susu formula pengganti susu induknya.  Memang, tidak ada yang sebagus air susu ibu.

Jadi kalau ASI irma tidak bermasalah kenapa juga harus pakai tambahan susu formula ?  Ibu bidan dari klinik laktasi sudah memeriksa dan ia bilang ASI irma cukup banyak.  Jadi wanti-wanti dokter untuk menggunakan tambahan susu formula irma abaikan.  Melati tetap irma susui dengan ASI.  Ia sendiri seolah tidak kenyang-kenyang.  Hampir setiap dua jam ia minta mimik.  Malam hari pun begitu.  Meski terkantuk-kantuk irma tetap bangun dan menyusuinya.  Demi anak apapun akan dijalani oleh ibu.

Seminggu kemudian kontrol lagi ke dokter spesialis anak.  Dooohhh ... beratnya makin turun jadi 3,2 kg !  Rasanya irma pengen nangis.  Ke mana saja ASI yang selama ini ia minum ?  Lebih sedih lagi waktu dokternya berujar, "Ibu sebenarnya ASInya ada nggak sihh ??!!"  Ih, rasanya pengen nabok.  Wahyudi yang biasanya lebih sabar daripada irma pun jadi emosional.  Dia lihat sendiri perjuangan irma untuk memberi ASI buat Melati.

"Udah, nggak usah didenger apa kata dokter itu !  Yang penting anak kita sehat," Wahyudi menghibur irma.

Memang tidak ada tanda-tanda sakit pada Melati.  Temperatur badannya normal.  Perkembangannya pun baik.  Cuma berat badannya aja yang kok susah sekali naik.  Bahkan hingga usia 1 bulan pun belum juga kembali ke berat badan saat lahir.  irma sampai berpikir apa timbangannya salah ?  Menurut irma untuk mengikuti perkembangan pertambahan berat badannya seharusnya hanya digunakan satu timbangan sebagai acuan.  Yaitu timbangan yang dipakai sewaktu menimbang Melati saat baru lahir.  Ini kan tiap kali nimbang pakai timbangan yang berbeda-beda (doooh ... sampai segitunya pikiran irma.  dasar auditor !)

Hingga akhirnya suatu waktu kami ke dokter spesialis anak di rumah sakit dekat rumah.  Sebenarnya kebetulan aja kami menjumpai dokter itu.  Waktu itu sudah beberapa hari Melati tidak buang air besar.  Hari itu hari Minggu, tidak ada dokter spesialis anak yang praktek di rumah sakit tempat Melati dilahirkan (dan juga tempat biasa ia diperiksa dokter spesialis anak yang nyebelin itu).  Sewaktu browsing di internet, ternyata di rumah sakit dekat rumah kami ada dokter spesialis anak yang praktek di hari Minggu.

Maka kami pun ke rumah sakit itu.  Enak, kalau hari Minggu gitu kliniknya sepi.  Kalau hari lain apalagi hari Sabtu, wuihh ... rame banget !  Gimana nggak rame, yang diperiksa satu anak tapi yang nganter ibu, bapak, aa, teteh, kakek, nenek, tante, ... persis kayak satu iklan mobil di tahun '90an.

Ternyata, dokter spesialis anak yang ini lebih enak diajak diskusi.  Dia bilang bayi umur 0 - 6 bulan memang belum sempurna pencernaannya.  Jadi bisa aja ada kandungan ASI yang tidak bisa ia cerna.  Makanya berat badannya nggak nambah-nambah. 

Dokter tersebut mengangguk-angguk sewaktu tau irma hanya kasih ASI untuk Melati.  "Teruskan aja ASInya Bu, bayinya jangan dikasih susu formula.  Tapi ibu jangan minum susu sapi dan produk turunannya.  Juga lemak tinggi seperti coklat, keju, dan alpukat," sarannya.  Huee ... ternyata coklat termasuk makanan yang harus irma hindari.  Padahal tiap hari irma makan roti coklat buat sarapan dan cemilan sore.

Saran dokter tersebut irma turuti.  Selain berpantang susu sapi dan produk turunannya beserta coklat, keju, dan alpukat, irma juga nggak makan ikan laut, telur, dan kacang tanah karena bahan-bahan itu bikin pipi Melati berbintik-bintik merah.  Jadi bye bye itu pizza, gado-gado, eskrim, coklat, kerupuk udang, ... hwaduhh enak-enak itu semua, hiks.  Apa boleh buat, demi anak.  Nanti kalau Melati udah 6 bulan baru cobain makan yang enak-enak itu lagi.  Mana tau pencernaannya udah makin baik.

Satu bulan kemudian kami ke dokter itu lagi untuk imunisasi Melati.  Kami memutuskan nggak ke dokter yang nyebelin lagi, abis selain ngomongnya nggak enak dia juga selalu telat.  irma sempat harap-harap cemas sewaktu Melati akan ditimbang.  Dan ternyata .... target dari dokter agar berat badannya naik 20 gram/hari terlampaui !  Horeeeeeee ...............

Senangnya.  Sekarang Melati makin berat.  Pipinya tembem dan bersih tanpa bintik-bintik merah.  Benar-benar menggemaskan.  Meski tangan irma yang pernah cedera kadang-kadang kesakitan kalau menggendong dia, tapi irma senang.  Nggendong dia sambil menciumi pipinya, dan berseru, "Melati chubby chubby !  Melati chubby chubby !"

Dan Melati pun tersenyum.  Kalau lihat senyumnya, hilang deh keinginan mencicipi yang enak-enak tapi irma lagi nggak boleh makan itu.  Dalam hati irma bilang, "Inget ir, demi anak, demi anak.  Apa yang kamu makan, itu berpengaruh sama Melati."




10 comments:

  1. ikutan dong cium2 pipi Melati chubby :)

    ReplyDelete
  2. tante nani, ada acara jalan-jalan yang melati bisa ikut ?? mau dong ;)

    ReplyDelete
  3. ibunya dah kangen jalan2 ya Melati ?:D

    ReplyDelete
  4. iya, ibunya, bapaknya, anaknya, ... sekeluarga pada doyan ngelencer ;)

    ReplyDelete
  5. ASI is the best!!!!!!
    Melati chubby-chubby...... cium-cium-ciummmmmmmmmmmmmmmmm

    ReplyDelete
  6. iihh di rs mana sih tu mbak, dokternya gak banget deeehh .. masa terang2an nyaranin sufor sih..
    btw, makanan2 yg pantangan itu berpengaruhnya apa ya, apa krn makanan2 itu asi nya jadi gak mudah diserap baby nya? semoga melati sukses jadi sarjana asi yaa

    ReplyDelete
  7. udh lama ga buka MP, ternyata di keluarga irma -wahyudi udh ada Melati chubby chubby. selamat ya...

    ReplyDelete
  8. kayaknya sih begitu. jadi biarpun banyak minum ASI nya, tapi yang diserap cuma sedikit.

    pengalaman teman nih, anaknya sejak umur 1 tahun minum susu formula yang terbuat dari susu sapi. sejak itu berat badannya lambaaaaattt sekali naik. malah nyaris masuk kategori kurang gizi, padahal minum susunya banyak banget. trus dokternya menyarankan periksa di RSCM. hasilnya diketahui anaknya belum bisa mencerna susu sapi dan coklat. lalu disarankan untuk terapi enzim agar kedua bahan makanan itu bisa dicernanya. tes ini baru dilakukan waktu anaknya berumur 4 tahun. jadi selama 3 tahun itu banyak sekali uangnya yang kebuang percuma untuk susu formula yang ternyata nggak bisa dicerna perut anaknya. sayang banget ya.

    emang, ASI is the best !

    ReplyDelete
  9. waaahhh baru tau kalo ibu harus pantang makan coklat, padahal di kulkas selalu tersedia coklat.. ini untuk semua ibu menyusui atau hanya untuk melati aja, ir??

    ReplyDelete
  10. kayaknya untuk bayi yg pencernaannya sensitif aja.

    ReplyDelete