Tuesday, March 4, 2008

runaway bride, … and groom too

 

Orang-orang sudah berkumpul di lantai bawah.  Akad nikah sebentar lagi dilaksanakan.  Tapi aku belum juga menemukan baju yang pantas.  ‘Aku tidak tau harus pakai baju yang mana,’ aku menghela napas.  ‘Pakailah baju yang kau sukai.  Yang kau merasa nyaman memakainya,’ kata kakakku.

 

Aku teringat kemeja batik kesukaanku.  Aku selalu merasa cantik tiap kali mengenakannya.  Kurasa aku akan memakai itu.  ‘Tapi bawahannya ?’ tanyaku bingung, ‘Celana panjang atau kain ?’  ‘Pakai saja mana yang enak untukmu,’ kata kakakku lagi.

 

Aku turun ke lantai bawah.  Kemeja batik itu disimpan di satu kamar di sana.  Tapi aku tidak bisa mengambilnya.  Di lantai bawah begitu banyak orang.  Aku tak mau mereka melihat calon mempelai perempuan belum siap.  Kudengar Mamanya Alex berkata, ‘Bagaimana ini ?  Padahal Alex datang pakai rompi anti peluru ke acara ini.’

 

Astaga, rompi anti peluru !  Ini acara akad nikah atau demo unjuk rasa ?  Tanyaku dalam hati.  Aku kembali ke lantai atas.  ‘Aku nggak bisa ke sana.  Ada banyak orang,’ kataku kepada kakakku.  Ia mengambil kunci, ‘Mungkin aku bisa membantu.’  Ia mengajakku ke lantai bawah lewat tangga depan.  Tapi di sana pun banyak orang.  Ada Mamak dan Minto.  Kami tidak bisa ke lantai bawah tanpa dilihat mereka.

 

Kakakku menghela napas.  ‘Kayaknya memang nggak bisa inisiatif dari diri sendiri,’ katanya.  Kami kembali ke kamar di lantai atas.  Aku sedih.  Kenapa pernikahan ini harus dilaksanakan mendadak.  Aku belum menyiapkan gaun pengantin.  Masa’ aku mengenakan pakaian biasa.  Apa yang akan kukenang dari akad nikahku di kemudian hari kelak ?

 

Aku mengambil setumpuk baju di sudut kamar.  Baju-baju itu kuonggokkan begitu saja di sana saat aku memasuki kamar tadi pagi.  Itu baju pinjaman, dari seorang abdi dalem mantan penari keraton.  ‘Ibu suri sendiri yang memberikannya kepadaku,’ begitu ia bilang saat meminjamkan baju-baju tersebut.  Kebaya putih terletak paling atas dari tumpukan.

 

Ada satu kain batik di antara tumpukan tersebut.  Sidomukti, kain yang biasa dipakai pasangan pengantin saat pernikahannya.  Di antara kotak-kotaknya bukan gambar kupu-kupu atau rumah.  Melainkan gambar cerita Sangkuriang.  Tapi anehnya, di sana ada gambar ayam.  Bukan ayam tokoh hewan dalam legenda Sangkuriang.  Seharusnya anjing.  Ayam itu tokoh hewan dalam cerita Cindelaras.

 

Paling bawah dari tumpukan aku temukan baju hijau.  Serasi sekali dengan kain batik garutan aku warna hijau-kemuning.  Aku putuskan mengenakan setelan tersebut.

 

Aku berjalan ke meja akad nikah.  Calon mempelai pria duduk di sana.  Kulihat ia mengenakan rompi anti peluru di balik kemeja putihnya.  Tangannya menggenggam handphone.  ‘Kamu tau, baru aja aku dapat kabar.  Di Papua satu truk pertambangan terguling.  Dicurigai itu sabotase oleh gerakan separatis,’ ia berkata. 

 

‘Alex,’ kataku cemas, ‘teman kita … ?’  Seorang teman kami kerja di pertambangan di Papua.   ‘Aku tau,’ Alex bangkit berdiri, ‘kita harus pergi.’

 

Aku berlari ke pintu.  Alex di belakangku, berlari mengikuti.  Papua.  Kami harus ke sana.  Seorang teman dalam bahaya.

 

 

…… hhhh gini neeh, mungkin gara-gara kemarin sore saat sedang menulis legenda Sangkuriang dalam cerita tentang jalan-jalan ke Pasir Pawon, kembali aku menghadapi pertanyaan klasik nan menyebalkan ‘Kapan … ?’  aku sampai mimpi begini …… L

 

 

 

10 comments:

  1. hahaha.... klasik abis ya, Ma?!
    jadih.. kapan??.. bcandaaaa... ;)
    Mari kira sabaaaar... :D

    ReplyDelete
  2. Irma... Irma... daku pun masih sering bertanya-tanya seperti itu???!!!!
    salam kangen :)

    ReplyDelete
  3. kalau mimpi, berarti tidurku nggak nyenyak

    ReplyDelete
  4. wah ..wah...kepikiran sampai dibawah tidur ;)

    ReplyDelete
  5. ih, kirain udah waktunya irma...

    ReplyDelete
  6. aku udah seminggu ini nggak nyepedah. jadi kurang olahraga. mungkin karena itu makanya tidur nggak nyenyak.

    ReplyDelete
  7. lha kalau emang udah waktunya ngapain juga aku melarikan diri kayak gitu ? kecuali emang niatnya menikah tamasya kayak yang sering aku baca pengumumannya di koran-koran :D

    ReplyDelete