Thursday, March 27, 2008

Geologist

 

Sejak guru Geografi di SMA menerangkan tentang batuan, patahan, dan lempeng bumi, irma tertarik dengan geologi.  Makanya kemarin waktu ditugaskan audit ke P3GL – Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan – irma senang sekali.  Meski hanya sebagai auditor pendamping karena auditor yang mempunyai kompetensi di bidang engineering service adalah rekan irma.

 

Kantor P3GL di Bandung.  Kalau kita ke Bandung lewat jalan tol, setelah keluar dari pintu tol Pasteur di sebelah kanan kita akan melihat gedung warna biru dengan menara bertuliskan PPGL.  Itulah kantornya.  Selain itu mereka juga memiliki workshop dan laboratorium di Cirebon.

 

Berdiri sejak tahun 1984, salah satu tugas pokok dan fungsi P3GL adalah pembuatan peta geologi kelautan dan landas kontinen Indonesia.  Ada sekitar 400 lembar peta geologi yang harus mereka buat.  Tapi sejak melakukan survey pemetaan di tahun 1986 hingga kini baru sekitar 18% yang rampung.  Karena begitu luasnya perairan Indonesia sedangkan mereka cuma punya satu kapal survey.  Itupun kemampuannya terbatas hanya untuk pemetaan di perairan dangkal.  Diperkirakan dua puluh tahun lagi tugas itu baru usai.  Makanya mereka berseloroh, pembuatan peta geologi dan landas kontinen itu pekerjaan seumur hidup.  Sampai pensiun pun kerjaan itu belum kelar.

 

Tapi sekarang mereka sedang membangun satu kapal survey di PT PAL di Surabaya.  Diperkirakan siap bulan April nanti, kapal tersebut akan menjadi kapal survey paling canggih di Indonesia.  Sudah banyak pihak swasta yang ‘melirik’ untuk bekerja sama dalam hal eksplorasi.  Namun P3GL terbentur dengan PP no 45 tahun 2003 yang mengatur tarif jasa penyewaan aset milik negara.  Sebagai institusi di bawah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, biaya operasional P3GL berasal dari APBN dan semua pemasukan dari jasa mereka harus diserahkan kepada kas negara.  Jadi sekarang mereka sedang menunggu pengesahan dari Menteri Penerangan terhadap tarif sewa kapal dan piranti survey yang mereka ajukan.

 

Kapal baru nanti bisa untuk pemetaan di laut dalam di perairan Indonesia bagian Timur.  Perairan dangkal seperti laut Jawa, selat Sunda, dan Selat Malaka, umumnya berupa batuan andesit.  Sedangkan di perairan dalam seperti Laut Banda banyak terdapat gunung api dasar laut.  Justru di sana biasanya banyak terdapat sumber mineral.  Makanya potensi perairan Indonesia Timur tuh tinggi sekali.  Ya ikan-ikannya, ya mineralnya.  Tau kan, cadangan tembaga – dan juga emas – terbesar di dunia tuh adanya di Papua.

 

Yang irma senangi dari para peneliti dan ahli geologi yang irma temui di P3GL tuh, mereka begitu bersahaja.  Orang pandai semua tapi tidak sombong.  Kreatif dan kaya akan ide.  Namanya juga peneliti.  Mereka memang tidak berdasi atau pakaian rapi, tapi di mata irma mereka tuh keren-keren.  Nggak ada yang perutnya mbuncit laksana para pejabat atau politikus.  Sebaliknya, banyak di antara mereka berbadan atletis atau proposional.  Kelihatan banget mereka banyak berpikir dan bergerak.  Berbalut celana denim dan kemeja kotak-kotak, kulit coklat akibat terpapar sinar matahari, wuih … cool.  Bahkan yang gaek pun tetap mempesona J

 

Trus yang kedua, karena mereka seringkali berhadapan langsung dengan alam liar,  cuaca yang tidak menentu, dan bencana alam – yang namanya gempa bumi, tsunami, itu sih udah biasa bagi mereka -  mereka jadi begitu menghargai hidup dan respek terhadap alam.  Alam ini sudah memberi begitu banyak maka sepatutnya kita menjaga dan merawatnya, begitu mereka bilang.  Jadi ingat kata-kata sang kapten kapal yang irma temui saat audit perusahaan bongkar muat (stevedoring) di pelabuhan Tanjung Priok.  Dia juga sangat menghormati alam.  Orang-orang seperti itu tuh, yang seharusnya jadi panutan.  Bukan orang yang bilang harus begini, harus begitu, tapi cuma ngomong doang.  Dia sendiri nggak nerapin yang dia bilang apalagi ngasih contoh.  Nyebelin banget L

 

 

 

No comments:

Post a Comment