Monday, August 9, 2010

maaf


Senin pagi - atau hari kerja pertama di awal minggu - adalah waktu yang paling sibuk.  Semua serba terburu-buru karena harus berangkat lebih pagi.  Karena, jalan lebih padat dan macet daripada biasa.

Pagi ini pun irma pontang-panting bersiap-siap berangkat kerja.  Tadi malam baru tidur jam sebelas karena banyak setrikaan yang tertunda.  Abisnya kemarin siang perut irma nyeri lagi jadi seharian itu tiduuuuuurrr aja.  Malam baru nyetrika baju-baju kerja buat seminggu.

Entah mungkin karena kecapekan atau mungkin juga badannya emang lagi nggak fit, irma nggak bisa tidur nyenyak.  Bentar-bentar kebangun.  Dooohhh ... mimpi-mimpi nggak enak itu masih tetap menghantui.  Walhasil paginya irma kesiangan bangun.  Seharusnya bangun jam empat, irma malah baru bangkit dari tempat tidur menjelang jam lima.

Jelas berikutnya irma harus bergegas.  Jam setengah enam baru siap berangkat.  Oh ya, sebelum pergi harus periksa-periksa dulu, pastikan pintu-pintu terkunci, listrik dan air mati, demikian juga dengan kompor gas, dan lampu teras stand-by menyala.  Setelah ok semua baru berangkat.

Wahyudi menekan klakson mobil berkali-kali.  Doooh ... nggak sabaran banget sihh ??  Kalau diuber-uber begini irma malah jadi makin panik.

"Ada apa, kok nglakson-nglakson gitu ?" tanya irma seraya naik ke atas mobil.
"Cepetan !  Aku kan telat !" ujarnya kesal.

irma pun tersinggung.
"Kamu nggak lihat, aku juga udah terburu-buru begini ??  Memang kamu pikir, aku nggak berusaha untuk lebih cepat ??!  Kalau memang aku bikin kamu telat, ya udah tinggal aja !  Biar nanti aku pake taksi."

Air mata irma menggenang di pelupuk mata.  Nyeri di perut bagian bawah makin terasa.

Pagi itu kami duduk berdampingan dalam diam.  Hanya mengucapkan salam saat berpisah di tempat irma biasa menunggu bis. 

Di perjalanan menuju kantor irma kirim sms sama Wahyudi.

"Besok-besok kalau aku bikin telat, tinggal aja.  Aku nggak mau pergi dengan orang yang hatinya lagi mangkel atau marah, bawa mobil ajrut-ajrutan begitu mengejar waktu.  Kamu tuh nggak ngerasain hamil itu seperti apa ; sakit, nyeri, lelah, nggak bisa tidur, takut, khawatir, tiap tindakan sekecil apalun bisa berakibat buruk pada kandungan.  Kalau ada apa-apa sama bayi kan aku yang disalahin.  Bukan kamu.  Aku yang dibilang nggak bisa menjaganya, nggak bisa melindunginya."

Sore menjelang pulang baru masuk balasan dari Wahyudi.

"Istriku, maafkan aku, suamimu yang nggak sabaran nunggu.  Menganggap kondisi kamu sama dengan aku.  Seharusnya aku daripada nekan klakson, jauh lebih mulia kalau aku membantu kamu, membawakan tas atau bawaan lain, bantu menutup dan mengunci pintu, periksa listrik, dll.  irma, istriku tercinta, maafkan suamimu yang banyak khilaf ini."

Air mata irma pun bercucuran bacanya.

Huhuhu, aku juga banyak salah dan khilaf.  Maafkan aku juga ya ???


maaf, maafkan diriku
yang telah membuat hatimu terluka
hanya kau cintaku
ku tak pernah pikir tuk pergi darimu
walau hanya sekejap saja ...
(dari lagunya Rio Febrian)





3 comments:

  1. duh manisnya..... suatu perselisihan kecil kalau terselesaikan jadi menambah kasih ..... (ingatmasalalu.com)

    ReplyDelete
  2. so sweeeet, jadi ikut terharu. Ikut berdoa biar kandunganmu tetep sehat ya Ma.

    ReplyDelete