Sunday, October 8, 2006

putus

Baru beberapa hari yang lalu irma dapat kabar bahwa seorang teman irma putus sama pacarnya.  Kabar yang bikin irma shock.  Karena selama ini yang irma tau hubungan mereka baik-baik saja.  Bahkan mereka sedang merencanakan pernikahan.  Secara informal tanggal akad nikah dan resepsi telah diumumkan.  Beberapa teman sudah mencatat dalam agenda.  Bahkan ada juga yang sudah mengajukan cuti agar bisa menghadiri moment itu.  Ada juga yang sudah menyiapkan baju yang akan dikenakan untuk menghadiri resepsi.  Selalu ada keceriaan dalam berita mengenai pernikahan.


Lalu tersebar berita yang tidak menyenangkan itu.  Bahwa mereka bubar.  Bahwa rencana pernikahan mereka pupus sudah.  Awalnya irma tidak percaya.  Sampai kemudian sahabatnya teman irma itu membenarkan berita tersebut.  Mereka tidak akan menikah.


Reaksi awal irma ketika mendengar berita itu adalah : sedih dan terguncang.  Ada rasa perih di hati.  Irma tak habis pikir.  Kenapa dua orang yang memutuskan untuk bersatu, memutuskan untuk berpisah.  Kalau seandainya selama ini mereka berpacaran hanya sekedar untuk teman jalan saja, it’s okay lah.  Tapi mereka sudah berencana jauh ke depan.  Keluarga kedua belah pihak sudah bertemu.  Sekarang semua itu lenyap tak berbekas. 


Irma shock sampai tidak bisa berkata apa-apa.  Badan pun terasa lumpuh dan lunglai.  Tapi mungkin teman irma dan pacarnya itu merasakan sakit dan pedih yang lebih daripada yang irma rasakan.  Tidak mudah memutuskan untuk berpisah, terutama setelah sekian lama bersama.  Alangkah rumitnya memahami hubungan antara dua anak manusia.


Irma tidak tau kenapa mereka memutuskan untuk berpisah.  Mungkin irma tidak perlu tau.  Lebih baik irma intropeksi pada hubungan irma sendiri.  Apakah yang selama ini terlihat baik-baik saja memang tidak ada masalah.  Apakah semua yang terlihat indah itu memang bagus.  Everybody says we are a perfect couple.  But sometimes what looks so perfect is not perfect at all.  Sungguh, irma pernah kehilangan yang amat sangat.  Dan irma tidak ingin kehilangan lagi. 


Untuk kedua orang teman yang sekarang tak lagi berjalan bersama, irma tak habis mengerti akan keputusan kalian ini.  Tapi jika memang itu adalah yang terbaik buat kalian, semoga kalian bahagia dan ikhlas satu sama lain.  Semoga tak ada penyesalan dan rasa benci.  Dan semoga, kalian baik-baik saja.


 


 


The hardest thing I’ve ever done is keep believeing


There’s someone in this crazy world for me


The way that people come and go thru temporary lives


My chance could come and I might never know


I used to say, ‘No promises, let’s keep it simple.’


But freedom only helps you say good-bye


It took a while for me to learn


That nothin’ comes for free


The price I’ve paid is high enough for me


I know I need to be in love


I know I’ve wasted too much time


I know I ask perfection of a quite imperfect world


And fool enough to think that’s what I’ll find


So here I am with pockets full of good intentions


But none of them will comfort me tonight


I’m wide awake at 4 AM


Without a friend in sight


Hanging on a hope but I’m alright


I know I need to be in love


I know I’ve wasted too much time


I know I ask perfection of a quite imperfect world


And fool enough to think that’s what I’ll find


(I need to be in love – the Carpenters)


 


 


Pejaten, 8 Oktober 2006


ketika hati terasa pedih dan hampa

6 comments:

  1. jodoh ga bisa dipaksain dan ga bisa ditolak. I believe that kalo emang jodoh, pasti bakalan ketemu ato kembali lagi, no matter what.

    ReplyDelete
  2. hmm, kadang irma pikir kata-kata di atas hanya sekedar excuse untuk mengakhiri suatu hubungan *IMHO*

    ReplyDelete
  3. nggak juga, Ma..
    karena emang beneur.. mau gimana juga, nggak akan bisa dipaksakan...
    kalaupun kita merasa cocok dgn pasangan, tapi bukan yang digariskan sm Allah, pasti akan terbukti juga..
    kadang kita merasa, oh ini pasangan yang paling cocok.. tapi kalau jodoh kita bukan dia dan baru ketemu suatu hari dan diharuskan bersatu? mau bilang apa?
    *berat banget kan pagi2 dah ngomongin ginian*

    ReplyDelete
  4. Irma, di dunia ini tidak ada yang perfect. apalagi pernikahan - yang menyatukan 2 orang dengan latar belakang yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, tata cara keluarga yang berbeda.... pokoknya banyak sekali perbedaan.

    Tapi, begitu kita bilang 'I do' - nah mulailah suatu era untuk saling memahami, saling menerima, saling memaafkan, saling ... dan banyak saling lagi, yang harus dilandaskan kepada 'saling mengasihi' bukan 'saling menang sendiri'.

    Nah, ketidak perfect-an ini adalah 'bunga-bunga'nya kehidupan, yang akan menimbulkan pertengkaran/keributan, yang menuju kepada pemahaman dan pengertian untuk, yang menuju kepada sesuatu yang 'agak perfect'...... bukan begitu kah?

    Udahlah .... kok jadi pensehat ... hihihi ..... tapi begitulah kira-kira.

    Siapapun dia yang kau ceritakan, ma'oen ikut prihatin. Karena tinggal maju selangkah, kok terus mundur. Tapi ya .... lagi-lagi ... itu keputusan yang mau menjalaninya.... tul gak?

    ReplyDelete
  5. nggak pa-pa, kalo ma'oen yang jadi penasehat sih ya wajar. udah pengalaman.
    lha kalau djendral kantjil ini ??? weeeeeeeeeee ........ *meletmeletlidah*

    Djendral, irma bilang kata-kata itu hanya sekedar excuse karena sebenarnya mana kita tau jodoh kita siapa. Yang kita tau kan hanya perasaan kita. Jadi nggak usah bilang, '... karena kita nggak jodoh makanya hubungan ini nggak bisa diterusin ...'
    Tapi bilang aja terus terang, ' ... coz' i'm in love with someone else ...' (misalnya) , atau '... emang gue udah nggak cinta lagi sama elo ...'
    Memang sakit dikatain begitu. Tapi yang jelas itu emang jujur, karena memang itu yang dirasakan. Memang itu yang dia ketahui. Sok-sok an banget dia bilang, '... kita nggak jodoh ...' Emang dia tau jodoh dia siapa ??? Hah !

    irma pernah ngalamin yang nggak enak. Tiga bulan menjelang hari yang dicita-citakan dia datang dan bilang, '... irma, saya udah nggak ada perasaan apa-apa lagi ke kamu. Jadi rencana pernikahan ini nggak usah diteruskan ...'
    DJELEGER ! Kalo sering denger istilah 'bak disambar petir di siang bolong' mungkin itu kali yang irma rasakan waktu itu. Trus irma nanya, '...um, kamu yakin ini bukan karena kita yang nggak jodoh ?'
    Dia menggeleng dan bilang, 'Aku nggak tau jodoh aku siapa. Jadi nggak mungkin aku bilang itu alasan aku mutusin kamu. Aku cuma tau yang kurasa. Aku udah nggak ada perasaan apa-apa lagi ke kamu.'
    Huuu huuu huuu sakit, sedih, sebel digituin. Tapi setelah bisa berpikir jernih irma menghargai keterusterangannya. Kejujurannya. Di saat orang lain pada muna, berbohong dengan alasan it's a white lie padahal sebenarnya item juga, dia berkata jujur. Nggak ngeles pake alasan yang dia sendiri nggak tau. Apalagi orang lain.

    Katakanlah kejujuran itu walaupun pahit. hiks !

    ReplyDelete