Wednesday, March 8, 2006

Cerita dari Yogya - 13 : Vredeburg


Hari keempat dan terakhir, Selasa 31 Januari 2006

Di hari terakhir kita di Yogya ini kita akan berkunjung ke tempat wisata yang kemarin belum kita datangi.  Tapi ternyata museum Benteng Vredeburg tutup juga di hari libur peringatan Tahun Baru 1 Hijriyah 1427 ini.  Dengan bantuan Mas Barid kita minta izin kepada penjaganya untuk masuk ke dalam halaman benteng dan motret-motret di sana.  Tentu kita juga kasih tip untuk pak satpam itu.

Yah sayang nggak ada pemandu yang bisa menerangkan sejarah benteng ini L  Jadi kita berkeliling sendiri.  Sementara yang lain asyik motret-motret, irma mendatangi bangunan benteng satu per satu untuk mencatat sedikit informasi yang dipasang di tiap bangunan.

Kita masuk lewat Pintu Gerbang Utama Barat yang terdiri dari dua lantai.  Pada tahun 1765 – 1830, lantai atas digunakan sebagai kantor komando sedangkan lantai bawah untuk ruang jaga.  Di pelataran dalam kita akan melihat tiga buah meriam dan patung Jendral Sudirman (sisi utara) dan patung Jendral Oerip Soemohardjo (sisi selatan).  Tapi sebelum mencapai kedua patung itu kita akan bertemu dengan Gedung Pengapit Utara dan Gedung Pengapit Selatan.  Dulunya kedua gedung ini berfungsi sebagai kantor administrasi.  Tapi Gedung Pengapit Selatan mungkin juga digunakan sebagai ruang tahanan khusus untuk tawanan kraton yang berpangkat tinggi dan juga ruang tamu VIP.

Di belakang Gedung Pengapit Selatan ada Barak Prajurit Barat.  Lantai bawahnya berfungsi sebagai barak prajurit.  Sedangkan di lantai atas bagian utara terdapat ruang jaga kecil tempat tugas perwira jaga.

Di samping patung Jendral Oerip Soemohardjo kita akan melihat Perumahan Perwira Selatan I.  Di sebelahnya ada Perumahan Perwira Selatan II yang dulunya untuk tempat tinggal perwira remaja.  Banyak ruang lapang di dalamnya.  Mungkin buat mereka main pingpong ya, hihi.  Di belakang Perumahan Perwira Selatan I ada Bangunan Fasilitas Umum yang diperkirakan dulunya adalah sebuah rumah sakit.  Benar atau tidaknya perkiraan ini masih perlu diteliti lebih lanjut tapi yang jelas bukan sebagai tempat tinggal.

Mendekati gerbang timur kita akan melihat satu bangunan bertingkat.  Lantai bawahnya digunakan untuk Gudang Senjata Ringan dan Mesiu, sedangkan lantai atas untuk Barak Prajurit (serem amat tidur di atas senjata.  kalo kejadian meledak kayak di gudang senjata marinir Cilandak, gimana ya ?? ).  Di balik bangunan ini ada gudang senjata berat.

Trus jalan ke belakang akhirnya ketemu pintu gerbang dengan tangga di kanan-kirinya.  Dengan tangga ini kita bisa naik dan berjalan menyusuri dinding benteng.  Irma naik ke atas dan susuri dinding benteng lalu turun di bangunan fasilitas umum yang katanya bekas rumah sakit itu.  Di sebelah utara gerbang timur ini atau tepatnya timur laut benteng ada Societet Militaire yang dibangun pada tahun 1838.  Sesuai namanya ia berfungsi sebagai tempat kumpul-kumpul militer.  Di depan Societet Militaire ini ada paviliun yang dulunya berfungsi sebagai dapur, kamar mandi dan WC.  Societet Militaire ini terdiri dari dua lantai.  Tadinya irma mau naik ke lantai atas.  Tapi saat naik di tangganya ada wangi kembang yang menusuk dan entah kenapa perasaan irma tuh jadi nggak enak banget.  Coba maksakan diri untuk naik malah jadi pusing.  Wah, balik aja deh.  Syereeeemmm… mana irma sendirian lagi L  Yang lain pada jalan ke kawasan Km 0 buat motret Bank Indonesia.

Balik dari Societet Militaire irma ketemu Wahyudi.  Lalu sama-sama kita lihat-lihat Barak Prajurit Utara dan Perumahan Perwira Utara.  Kedua bangunan ini dulunya dipakai untuk tempat tinggal perwira yang telah berkeluarga.

Nani memanggil lewat HT, kasih tau untuk kumpul di depan gerbang utama barat dan bikin foto keluarga.  Udah berapa foto keluarga yang kita buat ya ?   Kayaknya di setiap tempat yang kita kunjungi pasti kita buat foto keluarga.  Awalnya sih pose fotonya pada resmi, masih jaim.  Tapi makin lama keluar deh gaya aslinya.  Coba lihat foto kita di atas.  Ela lagi jail tuh.  Sementara Wahyudi lagi jaim, sok cool padahal jadinya cool-lenyer, hehe

No comments:

Post a Comment