Thursday, June 26, 2008

Wali Kota Beri Contoh Keranjingan Naik Sepeda

... dikutip dari milis B2W Indonesia, seandainya walikota di sini pun memberikan contoh teladan yang sama ...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

[Rabu, 25 Juni 2008 ]
 Mengunjungi London, Megapolitan yang Berambisi Jadi Kota Terhijau
 Laporan (JAWA POS)
 Dwi Shintia I.
 dari London, Inggris

Wali Kota Beri Contoh Keranjingan Naik Sepeda

Wali kota dan warga London sedang berjuang menjadikan kotanya sebagai salah satu megapolitan terhijau di dunia. Langkah apa saja yang dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran di ibu kota Inggris itu?

---------

SORE sekitar pukul 17.00 Green Park, taman yang berada satu kompleks dengan Buckingham Palace, istana Kerajaan Inggris, Senin (21/6) lalu masih diterangi matahari. Ini suasana yang agak langka di ibu kota Inggris itu. Bahkan, saat musim panas sekali pun.

"Hari ini indah. Tidak mendung sama sekali," ujar Richard Louis, 32, salah seorang warga London, kepada Jawa Pos.  Louis tampak bersantai di kursi. Dia berjemur di taman yang berhadapan dengan Jalan Piccadilly tersebut. Dia mengaku baru pulang dari tempat kerjanya, perusahaan broker properti di Jalan Park Line. Namun, lajang itu ingin mencicipi sinar matahari sore sebelum pulang ke rumah di kawasan Rosebery Avenue. "Meski musim panas, langit London kerap tertutup mendung. Jadi, sayang (kalau sinar matahari) dilewatkan," katanya.

Louis tidak perlu cemas terjebak macet atau antre untuk kendaraan umum saat pulang. Sebab, pria dengan freckles (bintik-bintik cokelat) di wajah itu pulang pergi pakai kendaraan pribadi. Bukan roda empat bermesin canggih. Tapi, roda dua yang bisa dilipat dan dijinjing: sepeda.

"Tidak perlu keluar uang untuk naik bus, kereta, atau bensin. Cukup energi tubuh. Sehat dan hemat biaya," katanya lugas.

Sudah setahun ini Louis memilih naik sepeda ke tempat kerja (bike to work) sebagai gaya hidupnya. Bukan karena tidak mampu membeli mobil atau berat membayar ongkos bus (tiket sekitar dua pound atau sekitar Rp 40 ribu sekali jalan untuk nonlangganan) . Namun, Louis seperti banyak warga Kota London lainnya, sedang menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

"We borrow the future from our children," kata Louis berfilsafat.

Jadi, setiap hari anak pertama dari dua bersaudara itu bersepeda menembus jalan-jalan London menuju tempat kerjanya. Saat ini makin jamak ditemui setiap pagi iring-iringan belasan pengendara bike to work mewarnai megapolitan di Eropa itu.

Seperti Louis, pemerintah Kota London sendiri sedang berjibaku menjadikan London sebagai salah satu kota terhijau di dunia. "Karena perkotaan menyumbang tiga perempat emisi CO2 di dunia yang menyebabkan perubahan iklim, saya percaya setiap kota memiliki tanggung jawab moral untuk mengambil langkah perbaikan," ujar Boris Johnson, wali kota London, di hadapan 127 jurnalis (termasuk Jawa Pos) dari 40 negara dalam even Siemens Media Summit 2008.

Pada even yang kali ini bertema Answer to Sustainability, Johnson menambahkan, pemerintahan Kota London ikut bertanggung jawab demi melindungi kualitas hidup warga kotanya saat ini dan masa depan.

Johnson mengakui, tantangan yang dihadapi kotanya memang tidak gampang. Banyak aspek yang terlibat di dalamnya, termasuk manajemen sampah, transportasi, dan lingkungan. Johnson sendiri sudah menjadi city cyclist (pengendara sepeda perkotaan). Politikus yang memulai karir sebagai wartawan itu memilih sepeda sebagai transportasi pribadi saat bepergian (tidak hanya saat ke kantor).

"Saya berkomitmen untuk mengenalkan skema persewaan sepeda publik di London seperti yang sudah berlangsung di Paris, Prancis," katanya. Selain itu, pemerintahannya berencana menggencarkan penggunaan bus hidrogen untuk menggantikan bus ber-BBM reguler. Program itu memang tidak bisa langsung diterapkan. Sebab, harga busnya tidak murah.

"Sampai 2010, kami harapkan London sudah memiliki 10 bus hidrogen," tegasnya. Bus tersebut bisa membantu memperbaiki kualitas udara dan mengurangi emisi gas beracun. Nanti, setiap tahun, jumlah bus hidrogen ditambah.

"Pada 2012, kami berharap semua bus sudah hybrid (bisa pakai BBM atau energi alternatif), " tegas Johnson.

Selain itu, Johnson berkomitmen menanam 10.000 pohon di seluruh London. Terutama di kawasan padat demi meningkatkan kualitas hidup Londoners (warga kota London).

 Meski menjadi salah satu kota termahal di dunia, ruang terbuka hijau tersedia hampir di setiap sudut kota. Ini yang menyebabkan sebagian besar Londoners memilih kendaraan umum, sepeda, atau berjalan kaki sebagai alat transportasi.

Seperti yang dirasakan Jawa Pos, Kota London relatif lebih bersih dari polusi asap knalpot. Sebab, pengelola kota ini sangat bersemangat mengurangi pencemaran. Kalau Uni Eropa (EU) berniat mengurangi emisi CO2 sebanyak 20 persen hingga 2020, London berambisi mengurangi emisi CO2 sampai 60 persen hingga 2025.

Memang masih banyak mobil mewah seperti Jaguar, Audi, dan Mercedes-Benz menggeber gas di jalanan. Tapi, merpati dan beberapa jenis burung liar lain tetap nyaman nangkring di balkon rumah atau gedung-gedung publik. Bahkan, di kawasan padat seperti Soho yang terletak di West End, kawanan unggas itu mudah ditemui. Bersama pejalan kaki yang sedang cuci mata atau berbelanja, keberadaan burung seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari distrik fashionable ternama di London itu.

Tekad London untuk menjadi salah satu kota terhijau di dunia tampaknya sudah semakin dekat. Berdasarkan penelitian konsultan manajemen McKinsey & Company bekerja sama dengan Siemens, London bisa mengurangi efek rumah kaca tanpa mengubah gaya hidup perkotaan secara drastis.

Dari penelitian tersebut diungkapkan emisi CO2 terbesar disumbang dari gedung dengan rating 67,7 persen, industri 6,6 persen, dan transportasi 25,7 persen. Hasil penelitian yang baru dipublikasikan dalam media summit yang berlangsung di City Hall itu menyimpulkan, adopsi teknologi yang sudah dilakukan sukses mengurangi produksi emisi CO2.

 "Pengurangannya bisa mencapai 44 persen sampai 2025," kata Jeremy Oppenheim dari McKinsey & Company. Angka tersebut melampaui target yang pemerintah Inggris, yaitu 30 persen sampai 2025.

Kesimpulan McKinsey itu diperoleh setelah menganalisis lebih dari 200 teknologi yang ada di London. "Dengan bantuan teknologi yang tersedia saat ini, London tidak hanya bisa memenuhi ambisi internasional. Namun, juga melampaui ambisi pribadi," sambung Siemens CEO Peter L'scher. (el)

3 comments:

  1. walikota Semarang juga kasih contoh mba... sayang cuma 2 hari....habis itu ke laut aja...
    walikota-walikota, gubernur, dan pejabat-pejabat lain di Indonesia rata-rata seperti itu ya...

    ReplyDelete
  2. hiks, iya. padahal katanya rakyat disuruh berhemat. tapi kok ya mereka malah habis-habisan menghabiskan uang negara dengan menggunakan mobil mewah yang bensinnya jelas-jelas boros. padahal rakyat yang bayar bensin dia :(

    ReplyDelete
  3. yaaaa...

    ngeliat judulnya, kupikir walikota di Indonesia. Tak taunya setelah dibuka.... di Inggris.
    Ihik... kecewaahh

    ReplyDelete