Wednesday, April 28, 2010

pentingnya identitas

 

Kalian yang kerja di manufaktur tentunya pernah dengar yang namanya sistem manajemen mutu ISO 9001.  Salah satu klausul persyaratan ISO 9001 menekankan pentingnya identitas pada produk untuk mencegah terjadinya kesalahan.  Seperti pada kejadian yang irma alami berikut ini. 

***

Minggu lalu ya, irma makan di restoran pizza di kawasan Warung Buncit.  Ini restoran kesukaan irma.  Meski restoran pizza ini punya cabang di mana-mana, tapi irma paliiiiiiing suka makan di cabang yang ini.  Tempatnya nyaman, semua area adalah no smoking area, dan pelayanan mereka lebih ramah dan sigap daripada cabang-cabang lain.

Waktu memesan irma bilang irma mau satu pizza untuk dibawa pulang.  Lima belas menit kemudian seorang pelayan datang ke meja irma menunjukkan pizza yang irma pesan dalam kotak.  "Pizzanya saya simpan di sana ya Bu," ia menunjuk meja bagian pesan bawa.  irma mengangguk dan lanjut menikmati pasta.  Hmmm ... beef fettucininya enak !

Perut kenyang.  Makanan dan minuman dah habis.  irma ke kasir untuk mengurus pembayaran.  Pelayan pria di sana berkata, "Pizza yang dibawa pulangnya belum ya Bu."

irma bengong.  Lho, pizza yang tadi ke mana ?

Pelayan perempuan yang tadi menunjukkan pizza kepada irma bergegas menghampiri kasir.  "Mas, pizzanya udah jadi !  Tadi saya taruh di sana.  Kok nggak ada ?  Kebawa tamu lain ya ??"

Saat itulah pelayan yang pria menyadari kesalahannya.  "Ngg ... Bu, bisa nunggu dulu nggak Bu ?  Sebentar aja.  Pizzanya akan kami buat lagi.  Maaaaafff sekali," ia membungkukkan badan.

Dari dapur berlari-lari manajer ke meja kasir.  "Bu, mohon maaf Bu.  Pizzanya kami buat dulu.  Lima menit aja," ia berkata kepada irma.

Nggak ada pilihan lain kan ?  (ada sih, bisa aja irma batalkan pesanan tapi irma dah janji bawain pizza buat Wahyudi di rumah).  irma mengangguk lalu sang manajer mengantar irma ke sofa.  "Ibu tunggu dulu di sini ya," katanya.

Yang irma herankan, bagaimana sang manajer bisa tau ada masalah di kasir padahal dia lagi di dapur.  irma jadi berpikir jangan-jangan di kolong meja kasir ada semacam microphone terhubung ke dapur sehingga yang di dapur bisa dengar percakapan di kasir.

Tiba-tiba masuk seorang pelayan perempuan yang lain dari luar.  "Mas, pizzanya yang besar atau sedang ?  Orangnya masih ada tuh di parkiran.  Biar saya minta lagi," katanya kepada pelayan pria di kasir.  Rupanya dia yang menyerahkan pizza pesanan irma kepada tamu lain.

Nggak berapa lama pelayan perempuan itu kembali dengan pizza pesanan irma.  Saat itu juga terdengar seruan pelayan pria dari meja kasir, "Udaaaahh.  Pizzanya nggak usah bikin lagi."  Seruannya diteruskan ke dapur oleh manajer yang lagi berdiri di meja salad, "Pizzanya nggak jadi.  Pizzanya nggak jadi."  Terdengar lagi seruan di dapur, "Nggak jadi !  Pizzanya nggak jadi."  Heboh banget.

irma memeriksa pizza pesanan irma.  Hmm ... jelas aja gampang ketuker gini.  Nggak ada identitas sama sekali di kotaknya.  Nggak ada keterangan kalau itu pizza pesanan irma.  Pantas bisa kebawa sama tamu lain.  Tapi yang irma heranin, tamu itu kan cuma pesan satu pizza yang besar (begitu penjelasan pelayan kepada irma).  Kok ya dia diam aja waktu dikasih dua kotak pizza ?? 

Pelayan pria yang di meja kasir mendatangi irma.  Sekali lagi dia membungkuk dan meminta maaf.  Sebenarnya mulut irma gatel banget pengen nerangin pentingnya identitas pada produk mereka biar nggak ketuker (huehehehe, dasar auditor !).  Apalagi pada jasa penyedia makanan seperti ini tidak cukup hanya identitas tapi mampu telusur juga dipersyaratkan.  Tapi kan irma di situ sebagai pelanggan, bukan auditor.  Jadi irma berpesan aja biar mereka lebih hati-hati.

 

 

3 comments:

  1. walau membuat kesalahan, ttp salut dengan pelayanan mereka .

    ReplyDelete
  2. yupp, makanya aku tetap suka ke sana :D

    ReplyDelete
  3. hehe.. dulu gue pernah ngomelin manajer Pizza Hut yg di Rawamangun gara2 hal yg mirip, Ma..
    pulangnya sampe diantar dan dibukain pintu sih :P

    ReplyDelete