Monday, March 30, 2009

dihantui ulat

Ada rutinitas yang dilakukan oleh irma dan Wahyudi setelah kami menikah.  Tiap pulang kerja kita janjian ketemu di Metropolitan Mall.  Kadang-kadang irma duluan yang nyampe, kadang-kadang Wahyudi duluan yang tiba di sana.  Dari situ kita lalu sama-sama pulang naik becak ke rumah.

Tapi sebelumnya kita mampir ke pasar swalayan untuk beli buah.  Kita berdua sama-sama suka buah.  Kecuali durian.  Kalau buah yang satu itu kita berdua sama-sama benci.

Buah yang selalu ada, nggak terpengaruh musim, adalah jeruk.  Satu pesan Wahyudi, jangan beli jeruk import dari Cina.  Dia pernah observasi, satu jeruk Cina ia diamkan simpan dalam suhu kamar selama 2 minggu, sama sekali nggak mengalami pembusukan.  Beda sama jeruk lokal.  Jadi curiga jangan-jangan jeruk import itu diberi pengawet.

Kebetulan juga irma sukanya jeruk Medan.  Jeruk Medan tuh, biar buruk rupanya, berbintik-bintik hitam, tapi dalamnya manissssss sekali.  Memang lebih mahal daripada jeruk import.  Murah tapi tidak menyenangkan, ya sama aja bo'ong.  Jadi irma tetap pilih jeruk Medan.

Sekali waktu saat mengupas jeruk Medan yang kita beli, wah ada ulat di dalamnya !  'Eh, gendon !' ujar Wahyudi saat irma menunjukkan ulat gendut itu.  Saking gendutnya ulat itu sampai susah bergerak.  Wahyudi bilang, gendon adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk ulat gendut seperti itu.  Cerita Wahyudi lagi, waktu kecil Wahyudi di rumah dipanggil  'Gendon' karena dia gendut.

Geli emang ketemu ulat gitu.  Tapi itu menunjukkan bahwa jeruk tersebut tidak pakai pestisida.  Horeeeee ....

Ternyata bukan cuma sekali irma ketemu ulat dalam jeruk.  Tadi malam adalah kali ketiga irma jumpa ulat.  Padahal waktu belinya udah irma putar-putar setiap butir jeruk, pastikan nggak ada lubang ulat.  Tapi mungkin ulatnya cerdas ya, jadi dia bisa membuat lubang masuk yang tersembunyi dari pandangan mata.  Atau, dia masuk saat dia masih keciiiillll sekali.  Jadi jalan masuknya pun kecil.  Sampai di dalam makan jeruk sekenyang-kenyangnya, jadi gendut deh nggak keluar lagi.

'Iiiihhh ... kenapa sih aku selalu ketemu ulat ?' seru irma saat ngupas jeruk semalam.  'Kok sepertinya aku selaluuuuuuuuu dihantui ulat begini ??'

Wahyudi pun nyeletuk, 'Abis kamu dapat suaminya gendon sih, jadi ya ketemu ulat mulu ...'

 

 

4 comments:

  1. gendon ? moso' yudi gendon ? :D

    ReplyDelete
  2. yang milih pengantin baru, jadi ketemu 'ulat gendon' melulu ;)

    ReplyDelete
  3. *tolooong, a... ada ulaaaat*
    "..hey ulat, jangan mengganggu.. kekasihku takuut.."

    *ehh.. bukan ulaat, tapi kancil*
    ".. hey kasih, jangan menipu.. kau bilang ulat tapi kok kancil?"

    *iya, a.. maap..*
    " ya sudahlah.."

    {ulat atau kancil/the panasdalam/pidibaiq}

    ReplyDelete
  4. Mas Yudi emang pinter.. klo buah ma sayuran berulat tidak mengandung pestisida.. tapi yg lebih pinter makan pete sama ulatnya... bisa nambah kadar proteinnya loh..

    ReplyDelete