Beberapa malam yang lalu irma terbangun karena mimpi buruk. Hiiii … mimpinya seram sekali ! Badan irma sampai menggeletar saking takutnya.
‘irma, kenapa ?’ tanya Wahyudi.
‘Ngggg …… mimpinya serem. Takut,’ kedua tangan irma menutupi mata.
‘Hhhhh … sini,’ Wahyudi menarik irma ke arahnya. ‘Nggak apa-apa.
Lalu irma tidur meringkuk di sampingnya. Tangan Wahyudi membelai rambut irma.
......... so that’s one of many reasons what a husband is for .........
Ada rutinitas yang dilakukan oleh irma dan Wahyudi setelah kami menikah. Tiap pulang kerja kita janjian ketemu di Metropolitan Mall. Kadang-kadang irma duluan yang nyampe, kadang-kadang Wahyudi duluan yang tiba di sana. Dari situ kita lalu sama-sama pulang naik becak ke rumah.
Tapi sebelumnya kita mampir ke pasar swalayan untuk beli buah. Kita berdua sama-sama suka buah. Kecuali durian. Kalau buah yang satu itu kita berdua sama-sama benci.
Buah yang selalu ada, nggak terpengaruh musim, adalah jeruk. Satu pesan Wahyudi, jangan beli jeruk import dari Cina. Dia pernah observasi, satu jeruk Cina ia diamkan simpan dalam suhu kamar selama 2 minggu, sama sekali nggak mengalami pembusukan. Beda sama jeruk lokal. Jadi curiga jangan-jangan jeruk import itu diberi pengawet.
Kebetulan juga irma sukanya jeruk Medan. Jeruk Medan tuh, biar buruk rupanya, berbintik-bintik hitam, tapi dalamnya manissssss sekali. Memang lebih mahal daripada jeruk import. Murah tapi tidak menyenangkan, ya sama aja bo'ong. Jadi irma tetap pilih jeruk Medan.
Sekali waktu saat mengupas jeruk Medan yang kita beli, wah ada ulat di dalamnya ! 'Eh, gendon !' ujar Wahyudi saat irma menunjukkan ulat gendut itu. Saking gendutnya ulat itu sampai susah bergerak. Wahyudi bilang, gendon adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk ulat gendut seperti itu. Cerita Wahyudi lagi, waktu kecil Wahyudi di rumah dipanggil 'Gendon' karena dia gendut.
Geli emang ketemu ulat gitu. Tapi itu menunjukkan bahwa jeruk tersebut tidak pakai pestisida. Horeeeee ....
Ternyata bukan cuma sekali irma ketemu ulat dalam jeruk. Tadi malam adalah kali ketiga irma jumpa ulat. Padahal waktu belinya udah irma putar-putar setiap butir jeruk, pastikan nggak ada lubang ulat. Tapi mungkin ulatnya cerdas ya, jadi dia bisa membuat lubang masuk yang tersembunyi dari pandangan mata. Atau, dia masuk saat dia masih keciiiillll sekali. Jadi jalan masuknya pun kecil. Sampai di dalam makan jeruk sekenyang-kenyangnya, jadi gendut deh nggak keluar lagi.
'Iiiihhh ... kenapa sih aku selalu ketemu ulat ?' seru irma saat ngupas jeruk semalam. 'Kok sepertinya aku selaluuuuuuuuu dihantui ulat begini ??'
Wahyudi pun nyeletuk, 'Abis kamu dapat suaminya gendon sih, jadi ya ketemu ulat mulu ...'
'... irma, ada lomba photo traveler. kamu ikutan ya, kirim photo kamu yang ini ya, itu tuuuuhhh yang waktu kita ke ... ya, ya, ya, kirim ya. pleaseeeeeeeeeeeee ....'
'ir, ada lomba traveler writing. ikut ya ! ya, ya, ya, ya, pokoknya kamu harus ikut !'
Akhir-akhir ini irma sering dapat sms atau privat message beginian. Semua menyuruh irma lakukan hal yang sama : ikutan lomba terkait traveling. irma sampai terheran-heran sendiri. Juga terharu. Duh, teman-temanku pada perhatian begini.
Padahal udah lama irma nggak nulis catatan perjalanan. Terakhir nulis sepulang PTD Medan - Danau Toba dua tahun yang lalu. Bikin catatan perjalanan sepanjang 61 halaman. Tulisan yang Uda Indra bilang bikin temen-temannya terheran-heran. Tapi abis gitu, entah kenapa semangat irma nulis catatan perjalanan menguap. Rasanya nggak ada ide. Atau waktunya yang nggak ada ? Heran, dulu bisa semangat begadang nggak tidur semalaman hanya untuk menyelesaikan tulisan. Sekarang, iih kok kayaknya males banget. Bahkan saat duduk di hadapan laptop pun, irma nggak ada keinginan untuk nulis. Seorang teman bilang, it's a writer block.
Tapi itu harus dilawan ! Apalagi begitu banyak teman-teman (dan saudara) yang mendukung. Kalaupun seandainya nggak menang, yang penting kan irma dah mencoba. Nggak harus menang kan ? Kepuasan irma adalah kalau tulisan irma dibaca orang. Apalagi kalau sampai bikin dia senang. Rasanya puaaasssssssssssss bangettt.
Jadi, maaf ya Yudi kalau selama weekend kemarin kamu dicuekin, abisnya semua catatan perjalanan irma baca lagi dan diedit-edit. Hiks, kasihan deh kamu. Penganten baru tapi libur long weekend malah ngabisin waktu sendiri.
...... dan sekarang aku ngantuk sekali karena begadang mulu merangkai kata-kata di depan laptop ......
Tadi pagi irma ke rumah sakit Medistra untuk kontrol ke internist. Berhubung dekat jadi irma jalan kaki aja dari kantor. Nyusurin jalan-jalan di komplek Patra Kuningan.
Jadi ingat. Dulu waktu awal berbike-to-work, irma selalu melewati jalan-jalan tersebut. Sejak irma nyepedah dengan Jimmy hingga kemudian beralih kepada Mel. Waktu itu Tom belum ada.
Saat keluar di jalan Gatot Subroto dekat BRI, irma ingat di tanjakan itu selalu irma berseru, 'Go biker ! Go biker ! Go biker ! Go biker ! Go ... !' Sengaja irma teriak begitu untuk memberi semangat kepada diri setelah capek gowes dari Rawamangun. Apalagi itu tanjakan terakhir hingga sampai ke Gedung Hero, tempat kantor irma dulu. Gara-gara teriakan itu Om Lutfi berseloroh, 'Ma, kalau gw di belakang elo gw bakalan teriak, Go kil ! Go kil ! Go kil !'
Ah, jadi kangen. Rasanya udah lamaaaaaa sekali irma nggak nyepedah. Sejak menikah bulan lalu. Sejak Tom dan Mel pindah ke Cibubur sementara irma di Bekasi.
......... sungguh, betapa aku rindu bersepeda .........
Dalam perjalanan pulang dari audit di Citeureup kemarin irma bahas tentang kalibrasi dengan seorang teman auditor. Standar mensyaratkan bahwa alat ukur untuk memverifikasi produk harus dikalibrasi terhadap standar bermampu telusur nasional atau internasional. Tapi seringkali biaya kalibrasi itu jauh lebih mahal daripada harga alat ukurnya. Seperti stopwatch. Harga alatnya cuma lima puluh ribu rupiah. Biaya kalibrasinya, tiga ratus ribu rupiah. Makanya seringkali client merasa berat untuk melakukan kalibrasi.
'Ya udah Pak, kalau gitu Bapak beli alat ukur yang harganya jauh lebih mahal daripada biaya kalibrasi,' celetuk teman auditor tersebut. 'Kan yang jadi masalah kenapa biaya kalibrasi lebih mahal daripada beli alat baru. Kalau harga alatnya lebih mahal, nggak jadi masalah lagi kan ? Makanya beli stopwatch keluaran tag heuer.'
Kita ketawa dengar analisa tersebut. Gini deh, kalau udah capek seharian kerja jadi aneh-aneh omongannya.
Topik pembicaraan kemudian berganti. Kita bahas tempat tinggal. Tau sekarang irma tinggal di Bekasi sedangkan kantor di Kuningan, teman auditor itu pun komentar, 'Busset, nggak kurang jauh ? Emang suami kerja di mana ?' Di Bekasi juga. Komentarnya, 'Lho kok bukan suaminya yang mendekatkan diri ke tempat kerja istrinya ? Tega bangett deh suami elo, Ma !'
Teman auditor tersebut memberi contoh. Kakaknya kerja di Bogor. Suami kakaknya, kerja di Kemang. Mereka tinggal di Bogor. Jadi sang istri nggak perlu menempuh perjalanan jauh untuk bekerja.
'Tapi di Bekasi ini cuma sementara kok. Rencananya bulan depan kita udah tinggal di rumah kita di Cibubur,' cerita irma.
Lalu teman auditor itu ketawa ngakak. 'Bagus ! Bagus ! Penyelesaian yang bagus sekali. Jadi adil kan, dua-duanya sama-sama jauh ke tempat kerja. Bener-bener win-win solution banget !'
Hahahaha, bener juga ya !
Mama adalah orang yang mengingat ulang tahun. Percaya nggak, di usianya yang hampir 70 tahun ini beliau masih tetap ingat tanggal-tanggal ulang tahun kakak-kakak dan adik-adiknya, separuh dari empat puluh orang keponakannya, anak-anaknya, dan juga mantu-mantunya. Setiap kali ada yang ulang tahun selalu beliau menelpon untuk kasih ucapan selamat.
Begitu juga hari minggu kemarin ketika Wahyudi berulang tahun. Pagi-pagi saat kita lagi nonton tivi lihat berita, Mama menelpon Wahyudi ke handphonenya. Sempat irma dengar Wahyudi berkata, 'Amin, ... amin, ...' Sepertinya Mama membacakan doa untuknya. Setelah pembicaraan berakhir Wahyudi pun berkata, 'Dari Mama. Ngucapin selamat ulang tahun. Beliau ingat aja ya.' irma tersenyum. Mama memang selalu begitu.
Sorenya sehabis nonton Seven Pounds di Plaza Semanggi, irma telpon Mama. 'Hai ... kalian lagi makan-makan ya ? Aduh asiknya. Kalau makan, ingat-ingat Mama ya,' serunya. Hahaha, nggak ada acara special kok. Cuma nonton aja karena irma dah lama banget nggak ke bioskop.
'Eh tapi Mama sedih lah,' ucap Mama kemudian. 'Tadi waktu Mama telpon, kok tanggapan Yudi biasa-biasa aja ? Kalau kita kan, rameeee. Kayak irma gini. Ceria. Ketawa-ketawa. Kalau Yudi ...'
Ups, maaf. Emang bagi Wahyudi yang namanya hari kelahiran nggak beda dengan hari-hari lainnya. Nggak pernah ada sesuatu yang spesial apalagi sampai dirayakan. Bahkan kadang ia lupa. Makanya saat ditelpon Mama itu tanggapannya biasa-biasa aja. Siapa sangka ternyata sikapnya itu bikin Mama kecewa.
Maaf ya Ma, keluarganya Yudi emang nggak seperti keluarga kita yang selalu merayakan ulang tahun. Meski cuma dengan makan-makan sederhana di antara keluarga. Ingat banget kalau irma ulang tahun Mama selalu bikin nasi kuning. Dan memaksakan diri beli kue tart. Bahkan saat irma jauh dari Mama pun selalu Mama bikin nasi kuning di hari ulang tahun irma. Dan berdoa untuk irma.
Maaf kalau Yudi bersikap biasa-biasa aja. Mari kita buat kehebohan saat ulang tahun irma nanti ya Ma !
8 March 2009
………
gapai semua jemariku
rangkul aku dalam bahagiamu
ku ingin bersama berdua selamanya
jika ku buka mata ini
ku ingin s’lalu ada dirimu
dalam kelemahan hati ini
bersamamu … aku tegar ………
(“Tegar” – Rossa)
happy birthday dearest Di,
life begins at 40, people say
it’s almost a month after our wedding
so sorry I have to go, … duty calls, nasib seorang auditor, hiks
photograph by Ipe and Dhani , taken from http://ipe2luv.multiply.com/photos/album/209/kolase_Irma-Yudi
makasih ya, photo yang kalian buat bagus-bagus
'Bu Irma sudah nonton Slumdog Millionaire ?'
irma tuh ya, sukaaaaa sekali nonton film. Nonton di bioskop. Meski di rumah ada DVD player dan film aneka macam tapi tetap aja irma lebih suka nonton di bioskop. Lain aja rasanya.
Hampir tiap minggu irma ke bioskop. Kadang malah di tengah-tengah minggu pun irma sempatkan nonton apalagi kalau filmnya emang udah irma tunggu-tunggu. Saking seringnya irma nonton maka irma seringkali dijadiin referensi teman-teman kalau mereka mau nonton satu film. 'ir, film ... bagus nggak ?' gitu tanya mereka.
Kencan pertama dengan Wahyudi pun di bioskop. Di Arion, mall dekat tempat kost irma dulu di Rawamangun. Lupa judul filmnya. Yang jelas itu film action. Penuh adegan tembak-tembakan dan kejar-kejaran mobil. Pulangnya Wahyudi heran, 'Nih cewek kok suka film cowok gini ya ?' Tapi akhirnya Wahyudi pun jadi suka nonton. Tiap kali kita ketemu saat weekend ia akan bertanya, 'Ada film bagus nggak ?'
Tapi ... sejak lamaran November tahun lalu kita selalu sibuuuuukkkk nyiapin macem-macem buat pernikahan. Saking sibuknya sampai nggak sempat ke bioskop. Banyak film bagus yang terlewatkan. Kayaknya sejak November itu kita baru satu kali nonton. Madagascar 2. Nonton bareng Tiwi dan teman-teman kelas reguler lainnya seusai undangannya Awe.
Setelah nikah pun, masih sibuk juga. Sibuk beres-beres, sibuk mindah-mindahin barang, dan bertandang ke rumah saudara. Yah maklum deh, penganten baru harus anjangsana sini memperkenalkan diri. Minggu malam saat mau tidur baru ngeh, 'Yaaaahhh ... tadi kan kita mau nonton !'
Jadi ingat cerita Teteh. Dulu ya, waktu masih pacaran, Teteh dan pacarnya (yang sekarang jadi suaminya) selaluuuuuu nonton tiap minggu. Tapi sejak menikah Teteh nggak pernah lagi ke bioskop. Tiap kali dia mengajak suaminya, selalu dapat jawaban, 'Aaaahhh males nih. Nonton di rumah aja deh. Pake DVD player.' Teteh jadi sebel. 'Dih dulu waktu masih pacaran, film nggak bagus aja ditonton. Sekarang banyak film bagus kita malah nggak nonton,' keluhnya.
Waktu Teteh cerita itu ke irma, irma bilang ya udah pergi nonton sendiri aja. Tapi rupanya Teteh nggak confident untuk berangkat ke bioskop dan nonton sendirian. Beda banget sama irma yang emang dah biasa nonton di bioskop sendirian.
Jadi ya Yudi, terserah deh Yudi mau bilang apa, pokoknya libur long weekend ini irma mau nonton biarpun sendirian kalau seandainya Yudi nggak bisa nemenin. Andaikan ada tiket bioskop terusan seperti di Dufan, yakin deh irma bakalan beli biar bisa puas nonton dari satu film ke film lain, hihihi.
Hari Senin kemarin, pagi-pagi di kantor saat karyawan belum banyak yang datang, PresDir panggil irma ke ruangannya. Doooh, ada apa nih ? Kalau dipanggil ke dalam ruangan gitu berarti ada sesuatu yang penting. Dan serius. Plus biasanya urgent.
Beliau persilakan irma duduk di hadapan mejanya. Setelah irma duduk, PresDir menyodorkan dua amplop putih. Wah, apa nih ? Bukan amplop pertanyaan seperti tayangan Cepat Tepat atau Cerdas Cermat di TVRI dulu kan ??
'Ini Bu, maaf kemarin tuh waktu ke Bandung saya bener-bener lupa masukin ini ke dalam kotak,' PresDir memberikan amplop pertama. Oh, ternyata kado pernikahan. irma tertawa kecil dan ucapkan terima kasih. Amplop itu lalu irma pegang.
Kemudian PresDir berikan amplop kedua. Beliau pinta irma segera membukanya. Begitu irma baca isinya, horeeeeeeeeeeeeeeee ................... naik gaji !!!! Dan tambahan tunjangan jabatan karena sekarang irma jadi Asisten Manager Quality Management. Tunjangan telpon selular pun naik. PresDir terangkan komposisi gaji irma yang baru. Beliau bilang tiga bulan yang akan datang gaji tersebut akan ditinjau lagi berdasarkan kinerja irma.
Terus terang irma nggak terlalu nyimak penjelasan PresDir tersebut karena irma masih shock tapi juga surprise (dan tentunya senang) karena kenaikan gaji tersebut. Di zaman resesi ekonomi gini lho, saat banyak orang merasa nggak tau pasti besok masih kerja apa nggak, masih terima gaji atau kena PHK, ternyata irma malah dapat rezeki begitu banyak.
Trus kemarin gilirannya Wahyudi yang dipanggil Sacho nya (Sacho = kepala pabrik). Ternyata gaji dia naik juga. Plus kenaikan golongan. Tambahan lagi katanya April nanti akan ada penyesuaian. Mudah-mudahan penyesuaiannya naik, bukan turun, hehehe.
Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Bisa barengan gini irma dan Wahyudi dapat kenaikannya. Seneng banget. Terang aja Wahyudi pun bilang, 'Nah ... nikah bawa rezeki.'
Tadi dengar Delta FM. Shahnaz Haque sedang mewawancara Utami, istrinya Pepeng. Tau Pepeng kan ? Yang dulu ngetop banget di satu TV swasta dengan seruannya, 'Jari jarrreeeeeeeee ....' seraya ia memutar-mutar telunjuknya.
Udah lima tahun ini Pepeng terkena multiple sklerosis. Gangguan syaraf pusat yang mengakibatkan kelumpuhan. Akibatnya ia tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Semua aktifitasnya harus dibantu. Demikian juga dengan Pepeng. Selama sakit ia didampingi oleh Utami, istrinya.
Sudah dua puluh lima tahun mereka menikah. Baru-baru ini mereka menulis buku tentang kehidupan cinta mereka selama pernikahan tersebut. Mulai dari hal-hal yang lucu hingga curhatnya saat susah. Meski demikian Dek Uta (demikian Pepeng memanggil istrinya) tetap sabar mendampingi Pepeng di saat sakit begini.
Bergantian Shahnaz dan Utami membaca kutipan dari buku tersebut. Terkadang suara Utami bergetar menahan tangis. Jadi terharu. Apalagi saat tiba di bagian ungkapan cintanya pada sang suami.
Gantian suaminya yang diinterview. Shahnaz mewawancarai Pepeng via telpon. Waktu Shahnaz pinta Pepeng katakan cinta pada sang istri, Pepeng kebingungan, 'Duh, gimana ya ? Selama ini saya nggak pernah bilang cinta sama Dek Uta.'
Jawaban yang bikin Shahnaz heran. 'Gimana ini, dua puluh lima tahun bersama tapi nggak pernah katakan cinta ?'
Pepeng pun menjawab, 'Bagi saya, cinta itu bukan untuk diucapkan. Tapi diungkapkan dalam sikap saya kepadanya selama ini.'
Betul banget. Tidak semuanya bisa disampaikan dengan kata-kata.
'Cieeeeee .......... yang udah married pulangnya cepet muluu !'
Akhir-akhir ini teman-teman kantor seringkali komentar gitu tiap kali lihat irma bersiap pulang kerja. Dih iseng banget. Mungkin karena ini beda banget dengan kebiasaan irma dulu yang seringkali pulang paling akhir. Udah nggak aneh kalau irma pulang di atas jam sembilan malam. Rekor paling larut meninggalkan kantor adalah jam sebelas malam. Makanya udah biasa kalau mereka dengar sore-sore irma berseru, 'Hoiiiiiiiiiiiiiiiii ... kunci OT di mana ?' Kunci OT adalah anak kunci yang harus dipegang oleh karyawan yang pulang paling akhir untuk mengunci pintu kantor.
Padahal yah, alasan kenapa jam empat sore irma dah pulang sebenarnya nggak ada hubungannya dengan karena irma udah menikah. Bukan karena irma harus segera di rumah untuk menyiapkan makan malam seperti dugaan teman-teman. Bukan juga karena menghindari macet atau mengejar bis. Eh tapi kalau alasan yang terakhir itu ada benarnya juga sih. Sedikit.
Tapi yang jadi alasan utama kenapa jam empat sore irma udah pulang adalah ; ya kalau kerjaan hari itu emang udah selesai, ngapain juga lama-lama di kantor secara dari paginya jam setengah tujuh irma udah ngejogrog di sana ???
'Irma, mau beli kamera sekarang atau lihat-lihat dulu ?'
begitu tanya Wahyudi saat kita mau berangkat ke pameran Focus hari Minggu kemarin. Hari terakhir pameran. Gimana ya, irma sendiri belum merasa yakin tuk beli kamera baru. Karena kamera irma masih bagus. Apalagi setelah diperbaiki. Rasanya kamera yang sekarang masih optimum memenuhi kebutuhan irma.
'Lihat-lihat dulu aja lah,' jawab irma. Begitu memasuki area pameran di JHCC, Wahyudi langsung mengajak irma ke counter Canon. Dia tau irma lebih suka pakai Canon daripada Nikon. irma bilang sih, Canon lebih user friendly. Wahyudi pun mengakui dengan kamera Canon Powershot A640 yang irma pakai sekarang, irma lebih sering bikin photo-photo (bagus) daripada dulu waktu masih pakai Nikon Coolpix.
Di counter Canon irma tertarik dengan Powershot G10 dan SX10 IS. G10 karena bentuknya klasik menyerupai kamera analog. Sedangkan SX10 IS karena LCD nya vary angle ! Jadi bisa nginceng dari sudut mana aja. Seperti kamera irma sekarang. Dan ternyata SX10 IS optical zoom nya bisa sampai 20 kali. Bandingkan dengan A640 yang optical zoom nya cuma 4 kali.
Tapi Wahyudi bilang, mendingan irma upgrade ke 1000D. Apalagi ternyata harga antara G10, SX10 IS dan 1000D nggak jauh beda. Wahyudi bilang penawaran harga yang diberikan counter Canon tersebut cukup bagus. Tapi apa iya, emang udah waktunya irma beralih ke DSLR ? irma masih ragu-ragu. Takutnya nanti udah mahal-mahal beli, eeeh ternyata nggak kepake.
'Ya udah, kita keliling-keliling dulu aja. Sambil irma berpikir-pikir,' saran Wahyudi. Jadi kita pun el-el, terheran-heran melihat antrian orang yang mau beli flash disc 2GB seharga 30 ribu rupiah. 'Ngantri segitu panjang demi 30 ribu ? Makasih deh,' gumam Wahyudi. Sementara irma merasa kleyengan karena berada di antara begitu banyak orang. Nggak tau kenapa kalau di keramaian gitu irma mudah pusing.
'Eh, kita kan belum lihat sepeda,' Wahyudi mengingatkan. Tadi waktu memasuki area pameran kita lihat ada counter sepeda lipat. Kita pun menuju ke sana. Ada Strida, Birdy, tapi yang paling irma suka adalah Brompton. Wuih, cakep banget itu folding bike buatan Inggris. Apalagi yang warna merah. Cakeeeeeeeeppp sekali. irma serasa ngiler pengen punya.
'Mbak, suka yang ini ?' tanya penjaga counter folding bike melihat irma mengagumi Brompton merah tersebut. Iya. Suka bangettt ! Berapaan sih ?
'Tiga belas juta,' kalem jawab si penjaga counter.
Haaaaaaaaaaa ........... ???? Tiga belas juta ? Huaaaaa ............. 1000D yang nggak nyampe 6 juta aja irma masih mikir-mikir untuk beli apalagi ini sepeda yang harganya sampai dua kali lipat harga DSLR itu ! Hiks, nggak deh. Cukup mengagumi aja. Lagipula nggak ada yang salah dengan sepeda-sepeda irma yang sekarang. Mel dan Tom, bagus juga kok. Mereka udah menemani irma ke mana-mana.
'Tiga belas juta buat sepeda ? Mending beli Mio aja deh,' komentar Wahyudi. Iya sih, kalau berpikir ekonomisnya duit segitu mending dipake buat beli motor. Hiks, hik, ngimpi aja deh bisa punya si Brompton merah itu.
Lalu kita meninggalkan counter folding bike tersebut. Masuk ke area pameran komputer. Tapi pengunjungnya jauh lebih banyak daripada pengunjung pameran piranti fotografi. Makin males aja kita ngelihat pameran. 'Pulang aja yuk,' Wahyudi melihat arlojinya, 'kan kita mau ke Cibubur.'
Tapi menuju pintu keluar kita ketemu counter Kompas yang memajang buku-buku terbitannya. Dasar emang kita berdua nggak bisa lihat buku, kita pun berbelok memasuki counter tersebut. Dan beli satu buku bagus berjudul 'Tepian Tanah Air', buku tentang 92 pulau terluar Indonesia bagian barat.
Ketawa-ketawa kita berjalan keluar JHCC. Ke pameran Focus niat mau beli kamera, eh ternyata malah pulang bawa buku. Dasar emang kita berdua ini kutu buku ya !
Dulu yah, waktu kost di Pejaten, irma bisa santai berangkat ke kantor. Apalagi irma naik sepeda. Berangkat jam setengah tujuh dari rumah, jam setengah delapan irma udah duduk rapi di meja kerja. Malah sempat sarapan bubur ayam dulu di pinggir Menara Karya.
Sekarang irma tinggal di Bekasi. Yah, sementara sih. Sambil nunggu pindah ke Cibubur. Abisnya tempat kost yang di Pejaten khusus hanya untuk putri, nggak boleh suami-istri. Tapi tinggal terpisah di tempat kost masing-masing juga nggak boleh. Jadi irma pindah ke tempat tinggalnya Wahyudi di Bekasi. Dia tinggal di rumah Bu Lik nya.
Karena sekarang tinggal di Bekasi jadi irma harus berangkat kerja pagi-pagiiii sekali. Tau sendiri kan, makin siang lalu lintas menuju Jakarta makin padat. Mending irma datang kepagian daripada kejebak macet. Males benerrr kalau jadi korban macet. Saking kepagiannya, sampai di Menara Karya gedung masih gelap, kantor masih terkunci. Ya sudah, ngejogrog lagi di tukang bubur ayam. Sambil ngeliatin orang-orang sliweran.
Masalahnya, irma belum terbiasa bangun begitu pagi. Jadi hari-hari ini di kantor irma berjuang keras melawan kantuk. Nggak cukup hanya kopi, irma juga perlu mengulum jeruk saat kantuk menyerang. Selama tinggal di Pejaten paling pagi irma bangun jam lima. Kecuali kalau tugas keluar kota dengan penerbangan pertama, baru irma bangun lebih pagi. Tapi itu kan jaraaaaaangg sekali.
Dan sekarang irma harus bangun jam empat pagi. Trus mandi, sholat Subuh dan siap-siap berangkat. Jam
Ih, ngiri deh tiap kali mau berangkat irma lihat Wahyudi masih lelap di tempat tidur. Enak banget. Dia cuma perlu waktu setengah jam untuk ke pabrik tempat ia kerja. Makanya jam setengah tujuh ia baru berangkat. Seperti dulu waktu irma masih di Pejaten.
Hmmm ...... tapi jangan harap kalau udah di Cibubur nanti dia masih bisa enak leyeh-leyeh gitu tiap pagi ya ! Hahahahahahahaa
