Monday, April 13, 2009

mencari furnitur

 

Hari Minggu kemarin irma dan Wahyudi ke pameran furnitur di JCC.  Tujuan utama mencari matras alias kasur untuk melengkapi tempat tidur warisan dari orangtuanya Wahyudi.  Matras yang cocok akhirnya diperoleh setelah dua jam keliling-keliling dan mencoba begitu banyak matras dari setiap stand yang kita kunjungi dari hall A sampai hall B.

 

‘Cari rak buku yuk !’ ajak Wahyudi setelah beres urusan matras.  Di satu stand kita temukan rak buku persis seperti di film-film yang menggambarkan suasana perpustakaan kuno.  Rak buku dari kayu, tinggi menjulang hingga langit-langit dilengkapi dengan tangga yang bisa digeser-geser.

 

Bagus memang.  Tapi harganya nggak bagus untuk budget kita.  Jadi Wahyudi bilang ingat-ingat aja bentuk dan desainnya, untuk kita jadikan contoh.  Nanti bikinnya sama tukang kayu langganan keluarganya.

 

Selain itu, yang bikin Wahyudi males beli rak buku bagus tersebut karena penjualnya …… orang bule !  Berhubung Wahyudi rasa nasionalisnya tinggi banget maka ia lebih senang belanja pada sesama pribumi.  ‘Ngapain kasih uang buat orang lain ?  Mending untuk orang kita aja,’ begitu alasannya.

 

Sementara irma enggan beli karena penjualnya nggak bisa jawab pertanyaan irma, ‘Is this bookstack made from certified wood ?’

 

Hahahahahaha, gini deh yang baru abis ikutan training FSC CoC Certification !

 

 

 

 

 

FSC  =  Forest Stewardship Council,  an independent, non governmental, not for profit organization established to promote the responsible management of the world’s forests

 

FSC chain of custody (CoC) certification provides information about where the wood or other forest-based material used in a product comes from or does not come from.  It requires to identify the origin of raw materials used in FSC-certified products, to keep FSC-certified products separate from other products throughout the production process, and to allow their tracking from one operation to the next – from the forest to the consumer, including all successive stages of processing, transformation, manufacturing and distribution.  Only operations covered by an FSC CoC certificate are allowed to label product with FSC trademarks.

 

The FSC label thus provides the link between responsible production and consumption and thereby enables the consumer to make socially and environmentally responsible purchasing decisions.   (http://www.fsc.org)

 

 

 

 

 

 

8 comments:

  1. wah. Ternyata si bule juga gak tau soal sertifikasi kayu. Ntar browsing ah, merk furnitur yang FSC certified.
    Eh, kalo sertifikasi versi lokal ada gak yah?

    ReplyDelete
  2. ada. dari LEI - Lembaga Ekolabel Indonesia

    ReplyDelete
  3. ntar tanggal 22 April - 27 April kan ada Inacraft. Surganya kerajinan2 Indonesia yg keren2.

    ReplyDelete
  4. yup. tapi jangan sampai surga kerajianan ini merusak surga alam Indonesia yang cantik ituuu :D

    ReplyDelete
  5. Oh, terus merk yang dah pasaran kayak Ol****c gitu dah ada sertifikasinya?

    ReplyDelete
  6. wah, rak buku idamanku juga tuh....
    nanti kalo udah jadi rak bukunya difoto ya, ir...
    boleh nyontek juga kan... :)

    ReplyDelete
  7. nggak tau juga ya. tapi setauku merk itu pake softboard yang artinya kayunya dibuat dari kumpulan serbuk kayu dan sisa-sisa kayu yang diproses dan dicetak jadi seperti kayu.

    ReplyDelete