Wednesday, September 9, 2009

ganti handphone

 

Setelah 6 tahun akhirnya si Eric nyerah juga.  Eric, handphone Sony Ericsson T610 yang irma pakai sejak September 2003 di hari Jumat lalu jatuh dari genggaman.  Setelah itu keypadnya nggak berfungsi.  Walhasil, nggak bisa nelpon, nggak bisa sms, buka phonebook aja nggak bisa.  Hiks.

"Mungkin emang udah waktunya ganti," Wahyudi bilang.

Sedihnya.  Padahal si Eric dah dampingin irma ke mana-mana.  Ngaudit perkebunan di SumUt selama 3 minggu, training ke Hong Kong, ngaudit di Phils, Malaysia, S'Pore, downhill & XC di Lembang, jalan-jalan ke Ambon, Toraja, Bengkulu, ngblusukan di hutan bambu menuju Cikepuh, dll.  Pernah hilang karena jatuh di taksi.  Alhamdulillah bisa ketemu.  Eric juga yang nyampaikan ungkapan cinta dari Wahyudi pertama kali.  Duluuuuuuu ... waktu irma lagi mo ujian ISO/TS di Hong Kong.  Tau-tau masuk MMS dari Wahyudi, gambar kelinci bawa buket bunga dan balon bentuk hati.  He eh, padahal yang ngirimnya lagi tergeletak di rumah sakit mo operasi batu ginjal.

Wahyudi coba utak-utik si Eric, sampe nyengajain beli obeng bintang buat ngebukanya.  Tapi tetap aja Eric nggak berfungsi.  Akhirnya Wahyudi nyerah.  Dan mengajak irma ke toko handphone.  Yang dekat aja di Cibubur Junction.

Masalahnya, irma lagi nggak punya ide mo handphone yang gimana.  Dan irma belum ada budget untuk beli handphone baru.

"Ya lihat-lihat aja dulu.  Mana tau ada yang cocok," saran Wahyudi.

Pertama kami masuk ke counter Nokia.  irma tertarik sama yang E71.  Bukan karena bisa internetan dan push-pushan email, tapi karena dengan itu irma bisa nulis tuangkan ide meskipun irma sedang dalam perjalanan.  Bosen juga bengong mulu dalam perjalanan subuh-subuh ke kantor.  Nggak bisa baca abisnya di angkot 56 jarang ada lampu.  Mo tidur juga nggak bisa.

Namun Wahyudi bilang E71 tuh harganya mahal banget.  Mbak-mbak SPGnya bilang harganya 4 juta.  "Tapi kalau pake kartu kredit BNI diskon 10% jadi 3.6 juta," katanya.  Kartu kredit BNI ?  Wah kudu ngajak Nte Nirwana ke sini dong !

Tapi Nte Nir jauh di Pondok Pinang sana dan irma pikir juga sayang banget beli handphone mahal-mahal gitu kalau kemudian hilang.  Masih kebayang sakit hatinya waktu PDA irma dicopet orang 3 tahun yang lalu di satu FO di Bogor.  Arrrrggggghhh ... padahal itu PDA baru dipake 3 bulan !!  Sejak itu irma males banget pake handphone mahal. 

"Itu ada Sony Ericsson.  Kamu kan sukanya handphone Sony Ericsson," Wahyudi menunjuk counter handphone di seberang Nokia.

Kami pun ke counter itu.  Di sana kami disambut mas-mas penjaganya yang ramah melayani.  Lebih enak ngomong sama dia daripada di counter Nokia tadi.  Mbak-mbak SPGnya pada cuek.  Kalau kami nggak nanya, nggak bakalan dilayani.  Hu uh !

"Ini ada yang mirip si Eric," Wahyudi menunjuk satu handphone warna merah hitam.

He eh, iya mirip.  Tapi irma nggak minat.  Pandangan irma menyapu seluruh rak pajangan handphone di counter tersebut.  Hingga mata irma melihat satu handphone hitam bergaris hijau.  Simple dan sederhana.  Tampilannya seperti T250i yang hilang di Pangalengan.

"Nih, aku mau yang ini," irma mengambil handphone Sony Ericsson K330 tersebut. 

Mas-mas penjaga counter jelaskan fitur handphone tersebut cuma internet, bluetooth, plus lampu senter.  Kameranya pun sederhana aja tapi bisa video recording beberapa menit.  irma mengangguk.  Emang irma nggak nyari handphone yang bisa macem-macem kok.  Yang penting bisa nelpon, sms, dan ... dengerin radio !

Sementara mas-mas penjaga counter ke bagian belakang toko buat ambil handphone untuk irma, Wahyudi melihat-lihat price list.  Terkejut ia berseru, "Heh, handphone kamu itu cuma 600 ribu ?!"

Salah.  Yang betul, 599 ribu.

"Iyaaaaa ... 599 ribu.  Kok murah ya ?"

Lho emang harusnya harganya berapaan ??

Mas-mas penjaga counter balik dari bagian belakang toko.  "Saya buka ya Bu," ia menunjukkan kotak handphone yang masih disegel.  irma mengangguk.  Lalu ia mengecek kondisi handphone tersebut dan menunjukkannya kepada irma.  Mencoba charger, handsfree, dan fungsi radio.  Ia juga terangkan fungsi beberapa keypad.  irma mengangguk-angguk saja.  Dalam hati irma bilang, iyaaaa ... aku tau semua yang kamu terangin.  Kan handphone ku Sony Ericsson juga.  Tipikalnya ya sama lah.

"Udah ?" Wahyudi menghampiri waktu dia lihat mas-mas penjaga counter memasukkan kembali handphone ke dalam kotak dan merapikannya.  irma mengangguk, "Udah.  Ok semua kok."

irma mengeluarkan dompet.  Wahyudi memegang tangan irma, menahan dompet itu tetap dalam tas.  "Sini, biar aku aja yang bayar."  Lalu ia mengeluarkan dompet dan menyelesaikan pembayaran dengan mas-mas penjaga counter.

Hah, beneran nih dibayarin ??  Tau gitu tadi milih yang E71 aja !

 

 

7 comments:

  1. hi hi ... rejeki jgn ditolak ya mba ir :)

    ReplyDelete
  2. ganti hp memang kadanyg nyebelin secara kudu menyesuaikan diri lg

    ReplyDelete
  3. Aduhhhhhh ,..... unik dan tak kan terlupakan ...........

    ReplyDelete
  4. selamat ya, sudah menemukan Eric yang baru ;) - dibayarin suami lagiiiii.....

    ReplyDelete
  5. makasih ya mam. tapi hp yang ini bukan eric. yang sekarang namanya 'Kei'

    ReplyDelete