Wednesday, July 7, 2010

in memoriam of Bellek

Dari 3 ucil di rumah, satu matanya selalu belekan.  Padahal udah irma kasih obat cacing, irma mandikan, bersihin matanya, lalu kasih obat tetes mata, tetap aja dia belekan.  Makanya irma panggil dia Ucil Belek.

Tapi Wahyudi kasih dia nama Michael Bellek, plesetan dari nama pemain sepak bola asal Jerman, Michael Ballack.

Di antara ucil bertiga Bellek badannya paling kecil.  Dan ia selalu ketinggalan.  Eh, atau justru sengaja ditinggal ya oleh induknya ?  Karena dulu si nJengkelin cuma bawa Ucil Putih dan Ucil Loreng ke rumah.  Baru beberapa hari kemudian irma dengar suara anak kucing ngeong-ngeong di dalam got.  Waktu irma ambil dari sana, anak kucing ini lalu bergabung dengan nJengkelin dan kedua ucil.  Bukan cuma sekali itu aja kejadian dia masuk got.  Sempat terlintas di benak irma jangan-jangan ia sengaja dibuang oleh induknya karena ia lemah.

Kalau makan juga Bellek selalu ketinggalan.  Kalau irma naburin makanan kucing buat ucil bertiga, maka Ucil Putih dan Ucil Loreng langsung mendekat.  Bellek masih sembunyi di kolong mobil.  Setelah dengar kruk kruk kruk, bunyi Ucil Putih dan Ucil Loreng mengunyah, baru ia datang.  Lalu wauw wauw wauw dia makan dengan suara berisik.  Seolah-olah ngomel pada dua ucil yang lain, "Kok nggak bilang-bilang kalau ada makanan sihh ???"

Pernah irma bilang, "Kok Bellek selalu belakangan sih ?".  Komentar Wahyudi, "Kan dia jenderal lapangan tengah, Tante.  Jadi harus lihat-lihat situasi dulu kalau mau maju."  Huahahahaha

Mungkin karena pernah terpisah lama dari induknya, Bellek selalu nggak mau jauh-jauh darinya.  Si nJengkelin jalan ke mana aja, diikutinnya.  Seolah dia nggak mau ditinggal lagi.  Justru Ucil Putih dan Ucil Loreng yang lebih berani menjelajah sampai ke rumah seberang.

Kemarin pagi waktu kami mau berangkat kerja, seperti biasa Bellek sembunyi di kolong mobil.  Tempat kesukaannya adalah di atas ban depan sebelah kanan.  irma membujuknya keluar dengan menabur makanan kucing di teras.  Seperti biasa, Ucil Putih dan Ucil Loreng yang duluan datang.  Bellek tetap bertahan di kolong mobil.  Waktu irma ambil ia secara paksa dari sana, ia meronta-ronta dalam genggaman irma.  Maaf Bellek, tapi kalau kamu tetap di situ kamu bisa tergilas.

Bellek lalu bergabung makan dengan Ucil Putih dan Ucil Loreng.  Wauw wauw wauw, katanya.  Wahyudi mengeluarkan mobil dari carport.  Kami pun berangkat kerja.

Malamnya Wahyudi menjemput irma di Plaza Cibubur.  Ia pulang lebih cepat jadi sebelumnya udah ke rumah duluan.  "Tadi si ucil lucu deh.  Mereka tidur bertiga seolah si Loreng dan si Bellek lagi nyusu sama si Putih.  Si Putih itu badannya emang gede banget ya," Wahyudi menunjukkan photo ketiga ucil di handphonenya.  Hiiiii ... iya, lucu banget.  (siapa sangka itu photo Bellek yang terakhir).

Menjelang jam sepuluh malam kami sampai di rumah.  Wahyudi menyorotkan lampu mobil ke carport, mencari-cari ketiga ucil.  Kalau mereka ada di sana, tugas irma untuk menggiring mereka ke tempat aman agar tidak terlindas mobil.

Carport kosong.  "Si ucil nggak ada ya ?" Wahyudi memastikan.

irma perhatikan sekeliling.  Ucil Putih dan Ucil Loreng sedang menyusu pada ibu mereka di tepi saluran air.  Bellek, ngapain dia nggeletak di pinggir jalan begitu ?  Biasanya dia menempel pada ibunya.

Baru kemudian irma sadar.  "Whoaaaaaa ... itu Bellek, kelindes !"

Air mata irma langsung bercucuran.  Wahyudi memasukkan mobil ke carport.  Lalu ia turun.  "Kamu jangan lihat ya, langsung masuk ke rumah aja," pesannya.  irma menggangguk.  "Tolong kuburin si Bellek ya," pinta irma.

Di dalam rumah irma mencari-cari kain untuk membungkus jenazah Bellek.  Rasanya irma masih punya kain putih sisa-sisa menjahit.  Tapi karena nggak ketemu jadi jenazah Bellek dibungkus pakai kaus bekas Wahyudi.

Wahyudi mengubur Bellek di tanah kosong seberang rumah.  Wahyudi bilang nggak ada luka atau darah di tubuhnya, tapi lehernya gepeng.  Hiiii ... pasti tadi ia kesakitan.  Kasihan.  irma duduk di ruang depan mengenang Bellek.  Sedih, ingat irma belum sempat membersihkan belekannya lagi.  Hari Minggu kemarin waktu mau mandikan Bellek, ternyata seharian itu ia malah pergi nggak tau ke mana.  Malam baru pulang.  Seolah tau ia akan dimandikan jadi ia menghindar.

Bellek, maafin irma ya.  May you rest in peace.

 

 

3 comments:

  1. turut berduka cita buat bellek.
    kok bisa ga ada darah ato pun luka di badannya?

    ReplyDelete
  2. turut berduka ya Ir. memang takdir si bellek seperti itu....

    ReplyDelete
  3. kayaknya sih luka atau perdarahannya di dalam, nggak sampai muncrat keluar. yang jelas kalau kelindes gitu biasanya ada tulang yang patah. mungkin lehernya yang patah, itu yang bikin dia meninggal. makasih ya ni.

    ReplyDelete