Sunday, September 30, 2007

Boarding Time

 

Seperti biasa saat menjelang boarding atau naik ke dalam pesawat, petugas akan memberitahukan bahwa urutan boarding diatur berdasarkan nomor kursi.  Mulai dari kelas ekonomi deret kursi belakang (biasanya nomor 17 – 25), lalu tengah (12 – 16), baru depan (5 – 11).  Sedangkan untuk kelas bisnis boleh naik kapan pun sesuka hati mereka.  Pengecualian untuk lansia, penumpang dengan membawa anak-anak, dan penumpang yang untuk berjalan harus menggunakan alat bantu, mereka didahulukan naik ke dalam pesawat sebelum penumpang lain boarding.

 

Aturan itu dibuat untuk kenyamanan seluruh penumpang.  Makanya irma sebel banget kalau ada penumpang yang mengindahkan aturan itu hanya demi kepentingannya sendiri.  Seperti Jumat petang lalu waktu irma bersiap boarding di bandara Hang Nadim Batam.

 

Berdiri dekat irma sekelompok orang berseragam kaos berkerah warna biru tua.  Pada kaos itu di bagian dada sebelah kiri, tertulis HRD dari satu bank swasta terkenal.  Bank yang ATM nya berserakan di mana-mana.  Yang setiap tiga bulan menggelar heboh undian berhadiah mobil mewah.  Selama irma menggunakan jasa bank tersebut, pelayanan mereka cukup baik.  Petugas teller dengan tegas namun ramah akan menegur orang yang menyerobot antrian.  Petugas keamanannya pun selalu membantu mengatur antrian.  Semuanya demi kenyamanan nasabah.

 

Tapi ternyata rombongan HRD ini tidak mencerminkan sikap baik yang selama ini ditunjukkan front liner mereka.  ‘Kalau nanti dipanggil boarding, kita buruan masuk duluan aja,’ salah seorang di antara mereka berkata.  ‘Lho, kursi kita kan nomor 12 ?’ kata temannya.  ‘Aaah, nggak apa-apa.  Naik duluan aja.  Daripada nanti naik belakangan, nggak enak tas kita nabrak-nabrak kepala orang,’ orang pertama bicara bersikeras. 

 

Ugh, ngerti nggak sih, aturan boarding berdasarkan urut nomor kursi itu kan justru untuk menghindari hal yang dia sebut itu.  Kalau penumpang di deretan belakang telah duduk rapi di kursinya masing-masing, tentu mereka yang di deretan tengah nggak bakalan mungkin tasnya nabrak-nabrak kepala penumpang lain.  Lain halnya kalau yang deretan depan atau tengah naik duluan, kemudian baru yang deretan belakang naik.  Ini yang bakal kejadian tas nabrak kepala penumpang.

 

Ucapan satu orang memprovokasi sikap satu kelompok.  Rombongan itu naik tanpa mengindahkan nomor urut kursi.  Petugas pun membiarkan saja.  Tinggal irma yang mangkel.  Mata irma mendelik, perhatikan mereka.  Pada kaus mereka di atas tulisan nama bank nya,  ada bordiran besar nama program training yang baru saja mereka adakan di Batam.  Pursuit of Excellence.  Hmm, mengejar excellence bukan berarti mengabaikan etika kan ??

 

Duh, coba mereka belajar dari teman-teman mereka yang di front liner ya ……

 

 

4 comments:

  1. aduh..
    semoga mereka baca tulisan irma ini

    ReplyDelete
  2. berita ini pasti nyampe akan ditelinga mereka koq.

    ReplyDelete
  3. nah yg beginian bikin aku suka naik 'tensi' hehehehe
    bahkan yg pake dasi dan jas begini...kalau lg bete..aku 'sikat' juga mereka...hahahaha belum tau dia...:D

    ReplyDelete