Sunday, September 2, 2007

Suatu hari di pusat pelatihan penerbang

 

Kan minggu kemarin tuh irma audit di training center milik satu maskapai terbesar di Indonesia.  Ngerti deh, kenapa selama ini para auditor cowok pada semangat banget tiap kali ditugaskan audit ke sana.  Di sana banyak bersliweran pramugari.  Seperti hari itu waktu irma ke sana sedang ada kelas pelatihan mengenai dandanan dan penampilan.  Wuih, cantik-cantik semua !

 

Tapi yang paling menarik bagi irma adalah pelatihan wet drill.  Itu pelatihan yang bersifat simulasi.  Bagaimana melaksanakan evakuasi saat pesawat mendarat darurat di atas perairan.  Ternyata ada batas waktunya.  Selambat-lambatnya lima belas menit sejak pesawat jatuh ke dalam air seluruh penumpang dan awak pesawat sudah harus keluar dari pesawat.  Karena lebih dari itu kemungkinan pesawat akan meledak atau tenggelam.

 

Simulasi wet drill adalah salah satu pelatihan yang wajib diikuti oleh seorang pramugari secara berkala.  Ternyata seorang pramugari senior pun bisa saja mengalami gugup saat simulasi tersebut.  Biarpun sudah ribuan jam terbang dikantonginya bisa saja ia panik saat pesawat terguncang-guncang mendarat di atas permukaan air.  Akibatnya ia malah tidak bisa membantu evakuasi para penumpang.  Kelelep deh L

 

irma melihat para pramugari dan awak kabin melompat ke air, meninggalkan pesawat.  Mereka mengenakan pelampung.  Selanjutnya mereka harus mengarahkan para penumpang menjauhi pesawat dan berenang menuju sekoci.  ‘Tapi yang paling utama adalah semua penumpang sudah selamat di luar pesawat.  Nggak naik ke atas sekoci juga nggak apa-apa.  Asal pakai pelampung,’ client irma menjelaskan.  Oh begitu, irma manggut-manggut memperhatikan para awak kabin itu berjuang naik ke atas sekoci.  Ternyata nggak mudah naik ke atas sekoci itu, padahal sekocinya terikat.  Gimana kalau saat kejadiannya sebenarnya ya, sekoci bergoyang-goyang dialun ombak laut.

 

Untuk kepentingan evaluasi, simulasi wet drill itu direkam.  Bukan pake handy cam, tapi pake kamera seperti yang dipakai para reporter tivi.  Hihihihi, irma geli ngebayangin kalau seandainya peserta simulasi wet drill itu teman-teman irma yang banci tampil.  Kebayang deh mereka bakalan heboh, ‘Eh eh eh, ntar dulu !  Mau dishooting nih !  Rambut gw udah ok kan ??  Aduh perut gw !  Buncit banget!  Tahan napas, tahan napas !’  Huahahahahahahahaaaaa …………… keburu kelelep deh pesawatnya !

 

Sore selesai audit client mengajak irma naik ke atas simulator cockpit.  Seorang instruktur persilakan irma dan partner audit untuk duduk di kursi pilot dan co-pilot.  Teman irma ambil kursi yang kiri.  Berarti dia jadi pilot.  irma duduk di sebelah kanannya dan bertindak sebagai co-pilot.

 

Ngerti sekarang kenapa pilot harus tinggi dan panjang kakinya dari pangkal paha sampai tumit minimal satu meter.  Duduk di kursi co-pilot, irma nggak bisa melihat landasan kecuali kalau irma menduduki bantal.  Lampu-lampu landasan menyala.  Kita diperintahkan bersiap untuk lepas landas.

 

‘Pak, saya harus ngapain nih Pak ?’ partner audit irma bertanya.  Hehehe, kalau pilot beneran nggak boleh bertanya gitu.  Dia sudah harus tau semua prosedur penerbangan.  Jadi saat simulasi ini, instruktur akan menjalankan beberapa skenario penerbangan.  Bukan penerbangan yang mulus lho.  Tapi penerbangan yang penuh gangguan.  Mulai dari badai, gangguan mesin, pesawat terbakar, dll.  Instruktur akan mengevaluasi bagaimana kecakapan pilot dalam menanggulangi gangguan tersebut. 

 

Instruktur menarik tuas di tengah-tengah antara kursi pilot dan co-pilot.  Hehehe, seharusnya yang narik kan pilot dan atau barengan co-pilotnya.  Berhubung yang lagi simulasi ini penerbang bo’ongan, jadi yang narik instrukturnya.  Pesawat pun terbang ke angkasa.  irma bisa melihat bintang berserakan di langit.  Oh rupanya skenarionya penerbangan malam.

 

‘Sekarang kita mendarat ya.  Pake manual,’ instruktur memberi aba-aba.  Tugas irma cuma mengeluarkan sayap dan menarik rem.  Sedangkan teman irma yang pegang kemudi harus menjaga posisi jarum penunjuk di monitor tetap lurus, mengacu ke satu titik tertentu.  Ternyata tidak mudah L  Beberapa kali kita dengar perintah untuk menaikkan pesawat.  ‘Pake feelingnya !  Pake feeling !’ seru instruktur.  Feeling, nothing more than feeling ………

 

Akhirnya kita mendarat juga.  Grass landing.  Hahahahahahaa ……… Instruktur menunjukkan rute pendaratan kita tadi.  Hihihihihihiiii, jauh banget dari landasan.  Yah, namanya juga penerbang bo’ongan.  Kita menyalami instruktur dan mengucapkan terima kasih.  Benar-benar pengalaman naik simulator ini sangat berkesan.  Sayang nggak ada fotonya.

 

Keluar dari simulator.  Lho, lho, lho, kok jalan kita miring-miring nih ??  Baru kerasa perut mual dan kepala pusing.  Ugh, siapa bilang jadi penerbang itu enak ???  Mabok begini nih L

 

Enak karena jalan-jalannya lagi ……… J

 

 

 

5 comments:

  1. waah Irma .....coba ajak2 nani :D

    ReplyDelete
  2. Banci tampil, perut buncit..
    Yang keinget langsung Adep..
    Hahaha =D

    ReplyDelete
  3. Banci tampil, perut buncit..
    Yang keinget langsung Adep..
    Hahaha =D

    ReplyDelete
  4. hahahaha... irama dah bisa nerbangin pesawat dooonk...

    ReplyDelete
  5. hahahaha, iya, tapi mendaratnya di tegalan alias grass landing :D

    ReplyDelete