Wednesday, December 10, 2008

dijemput client


'I come here for Irma.  Today I'll be her driver.'

Dan PresDir kami pun terperangah.  Gimana nggak, yang bilang gitu adalah rekannya, bule asli Jerman yang juga PresDir satu perusahaan yang akan irma audit hari itu.  GA officer yang mengatur transportasi auditor pun menggamit lengan irma.  'Kenapa dia yang njemput ?'

Karena, hari itu irma nggak dapat driver.  Semua mobil habis dipake.  Gini deh kalau para Senior Manager nggak mau ada yang ngalah.  Padahal mobil-mobil itu mereka pake bukan untuk kepentingan operasional.  Lebih banyak untuk melayani kepentingan pribadi seperti njemput anak sekolah atau ngantar istrinya wira-wiri.  Atau hanya stand-by kalau-kalau sang manager perlu untuk pergi-pergi.  Misalnya, makan siang dengan client pilihannya.

Sebenarnya kantor menyediakan voucher taksi.  Tapi lokasi pabrik client ini jauh dan irma nggak hapal jalan menuju sana.  Berliku-liku banyak belokan.  Bukan di kawasan industri yang kebanyakan supir-supir taksi tau.

Jadi, irma minta tolong admin kantor untuk menghubungi client.  Minta jadwal auditnya di-reschedule sesuai dengan keberadaan driver untuk mengantar irma audit.  Atau, mungkin client bisa mengusahakan penjemputan.  Biasanya ada client yang berbaik hati menjemput auditor dari kantor dan kemudian mengantarkannya lagi ke sana.

Ternyata client yang ini bersedia menjemput irma.  Cuma ... nggak ada yang menyangka kalau PresDir nya sendiri yang menjemput.  Ia sendiri pula yang nyupir.  Makanya dia bilang, 'I'll be her driver.' 

Maka rekan-rekan kantor pun tercengang melihat irma jalan melenggang keluar kantor bersamanya.  Dan para senior manager yang ada di kantor pun mendadak merasa malu.  Apalagi saat PresDir kami melayangkan tatapan tajam kepada mereka.  Sementara irma cuek aja.  Biar.  Biar aja PresDir tau kalau transportasi selalu menjadi masalah di kantor.  Selalu kepentingan auditor yang dikalahkan.  Padahal kalau dipikir-pikir, para auditor itu yang 'menghasilkan' uang untuk kantor.

'I am so surprised you come for me,' kata irma kepada client tersebut saat menaiki mobilnya yang bagus (dan tentu mahal harganya).  Ia membuka tangan, 'Because you are VVIP.'  Lalu perjalanan kami pun dimulai.  Kasihan, hari itu ia menghabiskan delapan jam di jalan.  Dua jam perjalanan dari rumahnya ke kantor irma, dua jam mengantar irma ke pabriknya, dua jam mengantar irma kembali ke kantor, dan dua jam perjalanan ia pulang.  'Well, what to say ?  This is the life of a driver,' katanya saat kita terjebak macet selepas bandara Pondok Cabe.

Balik audit teman-teman bertanya, 'Enak nggak disupirin PresDir ?'  Jujur nih, sebenernya nggak enak.  Karena meski nyaman duduk dalam mobil mewah tapi irma malah nggak bisa tidur.  Padahal perjalanan menuju tempat audit dan pulang dari sana selalu irma manfaatkan untuk beristirahat.  Tapi kali itu irma nggak bisa.  Ya nggak enak lah sama PresDir client yang hari itu nyupirin irma.  Susahnya, irma paling mudah tertidur karena diayun-ayun dalam mobil.  Jadi hari itu selama dua jam irma berjuang melawan kantuk.  Oh, bukan dua, tapi empat jam !  Dua jam perjalanan pergi, dua jam perjalanan pulang.  Duh, berat banget.

hmmm, boleh nggak ya lain kali berangkat auditnya pake sepeda aja ??



7 comments:

  1. Hehehe aku juga pelor (nempel langsung molor) kalo di mobil, jadi bisa ngebayangin perjuangan berat Irma menahan kantuk.. :-D

    ReplyDelete
  2. hehehehe... memang Irma, you are special.

    ReplyDelete
  3. untung ga diam-diam tertidur ya, ir... :)

    ReplyDelete
  4. Wah..spesial ya.., ngak main billiard? :)

    ReplyDelete
  5. kalo Irma sanggup & tau jalannya , coba aja Ir :)

    ReplyDelete
  6. yup, tapi boss ku nggak setuju. dia khawatir bisa merusak image kantor,

    ReplyDelete