Tuesday, December 30, 2008

adat

 

Kemarin waktu rapat keluarga bahas persiapan pernikahan irma dan Wahyudi, ada pertanyaan dari pihak keluarga irma.  Yang nanya nih adiknya Mamanya irma, yang emang terkenal iseeeeenggg banget ngulikin urusan orang lain.  Pertanyaannya, 'Apakah ada permintaan dari keluarganya Yudi untuk menyisipkan prosesi adat Jawa ?'

Dan Wahyudi pun terbengong-bengong ditanya begitu.

Lalu adiknya Mama itu pun berikan penjelasan, 'Begini.  Dulu ada keponakan kami yang menikah dengan orang Jawa.  Keluarganya minta antara akad nikah dengan resepsi disisipkan prosesi panggih.'

Oh gitu.  Wahyudi pun mengangguk-angguk.  Lalu katanya, 'Nanti ya, saya tanyakan dulu sama Ibu dan Bapak.'

Adiknya Mama ngomong lagi, 'Mungkin mau pake sungkeman ?  Adat Padang juga ada sungkeman lho.'

Mulailah mulut irma usil komentar (abisnya dari awal irma menahan diri nggak ngomong apa-apa, ingat pesannya Mama Oen), 'Oh, irma baru tau.  Yang irma tau kalau adat Minang tuh ada balantuang kaniang.'

Dan keluarga Mama pun menoleh ke irma.  Semuanya.  SEMUA.

'Apa itu ?' seru mereka.

Lalu irma terangkan.  Balantuang kaniang adalah prosesi mendekatkan kening mempelai pria dengan mempelai wanita hingga saling beradu (tapi nggak keras-keras lho ya, ini kan bukan adu domba !).  Prosesi ini dilakukan setelah akad nikah.  Philosophinya adalah menyatukan kedua mempelai tersebut.  Yang semula dua, menjadi satu.

Langsung terdengar suara-suara protes di antara keluarga Mama.  'Apaan tuh ?  Nggak ada adat kayak gitu.'  Malah adiknya Mama tadi menunjuk ke kakaknya Mama, 'Nih, yang orang Padang aja nggak bilang gitu.'  Kakaknya Mama ini lumayan sering bolak-balik ke kampungnya Nenek di Tamtaman, Palembayan.

Sebel deh.  Dikiranya irma mengada-ada.  Padahal beneran prosesi itu ada.  irma pernah menyaksikannya beberapa kali.  Terutama saat irma masih aktif menari waktu kuliah dulu.  Kan seringnya nari di pesta-pesta pernikahan tuh.  I was a wedding dancer.

Bahkan teman-teman yang suka photography seringkali menantikan momen balantuang kaniang ini.  Berlatarkan pelaminan Minang yang umumnya keemasan, kedua mempelai yang sedang mendekatkan kening menjadi latar depan.  Cahaya diatur agar kedua mempelai membentuk siluet.  Bagus hasilnya.

Pada lembar panduan pernikahan adat Minang sisipan majalah Mahligai edisi 1 tahun 2006, prosesi balantuang kaniang ini pun ada disebut.  Jadi siapa bilang irma mengada-ada ?  Beneran kok emang itu bagian dari adat.  Mereka aja yang selama ini nggak tau.

Hah, jangan ngaku orang Minang kalau taunya cuma rendang dan kripik sanjay !

 

informasi tambahan mengenai balantuang kaniang dikutip dari http://bundokanduang.wordpress.com  :

Apa makna acara balantuang kaniang ? artinya mengadu kening. Pasangan pengantin baru itu dengan dipimpin oleh kaum ibu yang dituakan selaku pemimpin acara, saling menyentuhkan kening mereka satu sama lain. Mula-mula kedua mereka didudukkan saling berhadapan dan antara wajah keduanya dipisahkan dengan sebuah kipas. Kemudian kipas ini diturunkan pelan-pelan, sehingga mata mereka saling bertatapan. Setelah itu pemimpin acara akan saling mendorongkan kepala pengantin itu sehingga kening mereka saling bersentuhan. Makna acara ini selain mengungkapkan kemesraan pertama antara mereka dengan saling menyentuhkan bagian mulia pada wajah manusia (ingat ungkapan “malu tercoreng pada kening”), maka persentuhan kulit pertama ini juga bermakna bahwa sejak detik itu mereka sudah sah sebagai muhrim. Hal ini berarti pula bahwa persentuhan kulit antar mereka tidak lagi membatalkan wudhu atau air sembahyang masing-masing

 

8 comments:

  1. anak durhako....
    ku kutuk jadi batu...!!!

    ReplyDelete
  2. yang durhako siapa? acara balantuang kaniang di beberapa daerah minangkabau memang diadakan sesudah nikah, setelah bersanding dan biasanya setelah ada acara adat berebut ayam panggang yang didalam nasi kuning

    ReplyDelete
  3. malin kundang yang durhako....
    kasian y malin kundang..

    ReplyDelete
  4. Percaya deh, abis miting itu kamu makin pening ya Ma....

    ReplyDelete
  5. kalau 'sungkeman' bukannya di semua tradisi ada? yang menyatakan bakti dan terima kasih anak pada orang tua?

    ReplyDelete
  6. nikah tamasya aja ma.....................
    *masih kompor.............hihihi.....*

    ReplyDelete
  7. haiyaaahhh ... betuuuullll !!!!!!!! mendingan aku disuruh ngaudit ke papua aja deh !

    ReplyDelete