Monday, April 23, 2007

Nenek moyang ku orang pelaut

diikutip dari "Tjatatan di Sumatera" karya Muhamad Radjab terbitan Djambatan tahun 1949      Link


 


Nenek-mojang bangsa Indonesia berkuasa dilautan pada waktu bangsa-bangsa Barat masih memimpikan dan menginginkan kemadjuan besar dalam perdagangan dibenua Timur, memimpikan kekajaan jang harus dan akan diperolehnja berangsur-angsur, dengan keberanian, kekuatan, ketjerdikan dan techniknja.  Mereka mengarungi lautan besar beribu-ribu mil djaraknja dari tanah airnja, menantang badai dan maut, semua untuk mewudjudkan jang dimimpikannja, pendiamkan kegelisahan dihati mereka.


Pelaut Barat jang gagah itu bertemu dengan pelaut Timur, tetapi jang pertama djauh lebih bersemangat dan banjak ilmunja.  Berangsur-angsur bangsa pelaut Timur dapat dikalahkannja.  Bangsa pelaut Portugis jang mula-mula mendjatuhkan bintang kedjajaan Malaka, jaitu pada tahun 1511, sewaktu armada Portugis, dibawah komando d'Albuquerque menaklukkan kota Malaka.


Mulai tahun itu sedjarah menakdirkan bangsa Melaju dan kemudian bangsa Indonesia akan menemui zaman kemunduran, kegelapan, kelemahan, dan menderita selalu dibawah.  Setelah dalam pertempuran berulang-ulang melawan Portugis, sudah itu Belanda dan kemudian Inggeris, bangsa Indonesia kalah dan mundur sadja, mereka lemahlah dilaut, dan berangsur-angsur mereka diam didarat sadja, djadi bangsa bertani diudik, dan mentjari nafkah dengan mendjual tenaga dikota-kota kepada bangsa jang mengalahkannja, dan berabad-abad kemudian mereka djadi bangsa jang ngeri melihat laut.  Dari Hang Tuah turun pangkat dan semangatnja djadi Tje Mamat, jang bertani atau memburuh, dan diam digubuk dipinggir kota.


 


... nenek moyang ku orang pelaut, anaknya petani, cucunya buruh pabrik, cicitnya  ...


 

No comments:

Post a Comment