Sunday, April 22, 2007

Swanly - mimpi ke 4

 


Bencana tsunami melanda Australia.  Dari atas jalan layang aku lihat negeri itu porak-poranda.  Tapi tetap di kejauhan sana kulihat ada yang berselancar.


 


Aku dan teman-temanku naik mobil van.  Sempat tadi kulihat papan bertuliskan ‘Swanly’.  Huruf S nya membentuk gambar angsa.  Dari radio aku dengar kota itu yang mengalami kerusakan paling parah.


 


Kami menuju rumah seorang teman.  Bersama kami ibu dan adik lelakinya.  Adiknya ini gendut sekali.  Sepertinya dia masih SD.  Dia tidak mau jauh dari ibunya.


 


Sepanjang jalan kami melewati rumah-rumah rusak.  Lumpur menutupi halaman.  Anak-anak bule berlarian mendekati mobil kami.  Aku melambaikan tangan.  Sama saja, di Indonesia kita suka merhatiin bule lewat.  Di sini bule yang merhatiin kita.


 


Sampai di tujuan.  Teman itu – berjilbab hitam, T-shirt kuning, celana jeans - bicara dengan ibunya.  Selintas terdengar mereka mau belanja.  Pilihannya Giant atau di manaa gitu.  Emang di Australi ada Giant ?


 


Aku masuk kamar mandi.  Wuih, kamar mandinya bagus.  Pengen kucontek kalau aku punya rumah sendiri nanti.  Waktu keluar kamar mandi aku ketemu adiknya temanku itu.  Kasihan, dia sendirian.  Wajahnya memelas sekali.  Aku temani dia main.  Sambil mencabuti kulit kering yang menutupi kudis di kakiku.  Penyakit lama kambuh kembali.


 


Kami ke rumah sakit, mengantar ibunya temanku dan anak lelakinya.  Sampai rumah sakit aku bantu seorang teknisi merakit kursi roda.  Kursi itu masih dibungkus dalam kotak.  Warnanya merah dan hitam.  Teknisi itu tidak bisa bahasa Inggris.  Ia entah dari Cina, Taiwan, Korea, atau Jepang. 


 


Lalu kami mampir ke kedai kue.  Ramai orang di sana.  Aku ketemu teman kantor, May dan Lala.  Mereka sudah beli makanan duluan.  Lala pesan donat blueberry dilapisi topping keju leleh.  Tanganku menyenggol piringnya.  Kepingan donatnya tinggal tiga.  Lala tidak tau donatnya kujatuhkan.  Ia sedang asik ngobrol dengan May.


 


Aku ke dalam kedai.  Apa nama donut yang punya Lala tadi ?  Penjaga kedai ibu-ibu.  Rambutnya disasak tinggi seperti model tahun 1960an.  Dia tanya aku mau pesan apa.  Rasanya aku bilang ‘Spicy pizza’.  Tapi kenapa ia menyodorkan aku cenil warna merah muda, lengkap dengan kelapa dan gula merah cair.


 


Aku membuka mata.  Aku ingat hari itu aku mau ke Inacraft.


 

5 comments:

  1. kangen ma gw ya ma, mimpinya sampe ostrali hihihihi....

    ReplyDelete
  2. disini kaga ada giant irma sayang...

    ReplyDelete
  3. hahaha abis elo sih yang rajin ngomentarin mimpi gw :D
    iya gw juga tau di ostrali nggak ada giant, kecuali giant merk frame sepeda ...

    ReplyDelete
  4. hehehe, tapi udah beberapa hari ini irma tidur tanpa mimpi. Alhamdulillah, berarti tidur irma cukup nyenyak :)

    ReplyDelete