Monday, November 5, 2007

Gereja Soya

 

Akhirnya, kesampaian juga ke gereja ini.  Waktu ke Ambon tahun kemarin, irma nggak sempat ke Soya.  Ke Ambon kali ini pun nyaris nggak ke sana.  Untung di hari terakhir kita di Ambon, Ela ingat.  Jadilah Jumat pagi tanggal 2 November 2007 itu kita mendaki bukit menuju Negeri Soya pada ketinggian 365 m di atas permukaan laut.  Eh salah deng, sebenarnya yang mendaki kan kedua mobil yang kita tumpangi. 

 

Tidak diketahui dengan pasti kapan Gereja Soya didirikan.  Dulu Portugis menggunakannya sebagai gereja Katolik.  Bapak penjaga gereja yang menerangkan kepada irma mengenai Gereja Soya menyebut gereja Katolik dengan istilah ‘Erka’.  Soya adalah negeri pertama di Ambon yang memeluk Katolik setelah Portugis datang.  Setelah Belanda masuk, gereja tersebut beralih fungsi menjadi gereja Kristen Protestan.  Pendeta pertama setelah menjadi gereja Protestan bernama L. Hitiaubessij yang meninggal pada tahun 1817.  Kita bisa melihat nisannya di bagian belakang gereja.  Selain itu terdapat juga prasasti-prasasti saat pintu dan bangunan gereja diperbaharui.  Yang menarik, penduduk Negeri Soya menyebut gerejanya dengan ‘Kabah’.

 

Sayang saat kerusuhan di tahun 2002 tepatnya pada tanggal 28 April, gereja ini terbakar habis.  Demikian pula dengan rumah Bapak Raja Soya yang terletak di samping gereja.  Setahun kemudian masyarakat membangun kembali gereja dan rumah rajanya.  Dimulai pada tanggal 7 September 2003.  Hanya dalam jangka waktu setahun kedua bangunan itu tegak kembali.  Tidak ada perubahan bentuk dan warna pada bangunan baru.  Semuanya mengacu ke kondisi bangunan yang semula.  Pada tanggal 4 Desember 2005, Gubernur Maluku meresmikan bangunan Gereja Soya yang baru.

 

Di dalam gereja terdapat kursi khusus untuk Bapak Raja Soya.  Letaknya lebih tinggi daripada kursi jemaat lain.  Bedanya dengan kursi pengurus gereja, kursi Bapak Raja ditandai dengan ukiran mahkota pada punggung kursi.  Kata Ela di setiap gereja di Ambon biasanya selalu ada kursi khusus untuk keluarga raja.  Tapi bapak penjaga gereja bilang, cuma tinggal di Gereja Soya tradisi ini tetap dipertahankan.   

 

Berjalan keluar dari pelataran gereja, irma mengikuti Ela naik ke halaman atas sekolah dasar di seberang gereja.  Berdiri di sana memandangi gereja cantik itu dari ketinggian, irma teringat sepenggal lirik lagu yang irma dengar di malam kedatangan irma ke Ambon minggu sebelumnya.  ……… dari Batu Meja sampai di Soya ……… beta cuma sayang se ………

 

………… dan irma telah sampai di Soya ………… J

 

 

 

 

8 comments:

  1. Waah keren dong dibangun lagi tapi ga berubah..:)

    ReplyDelete
  2. Wow...juga...!! Berapa jauh dari kota ambon ir?

    ReplyDelete
  3. wah kemaren ke Ambon juga ya Ir? tugas or jalan-2?

    ReplyDelete
  4. leopold :
    nggak jauh kok, cuma nanjaknya asik banget mendaki sampai ke atas bukit.

    vanorell :
    ke Ambon buat jalan-jalan. kayaknya bisa jadi ritual tiap tahun. kalau tahun depan Ela ngundang ke Ambon lagi, ya kita ke sana. masih banyak nih utang di Ambon, maksudnya masih banyak yang belum dilihat dan dikunjungi :D

    ReplyDelete
  5. irma.....tx buat info-nya niih...lagi2 memang irma sumber info yg paling oke....foto gereja dr atas sekolah ide yg briliant banget....bing gak punya foto ini....kuereeeen...^_^

    ReplyDelete
  6. jadi pengin liat sendiri ..... kapan yaaaaa.....

    ReplyDelete
  7. bing : iyaaa ... tapi nih foto ada cacatnya. itu tuh, tiang benderanya ngalangin. harusnya geser dikit.
    ma oen : ikut ela mudik desember nanti :)

    ReplyDelete