Tuesday, November 13, 2007

Pulau Run

 

Ada sekitar sepuluh pulau di gugusan Kepulauan Banda.  Salah satu di antaranya adalah Pulau Run.  Pulau ini kecil.  Luasnya cuma beberapa hektar.  Jauh lebih kecil dari luas satu kelurahan di Jakarta.  Tapi siapa sangka pulau ini yang menimbulkan perseteruan antara Inggris dengan Belanda di abad ke 17.

 

Pulau Run merupakan koloni Inggris yang pertama.  Pada tahun tanggal 31 Desember 1601 Ratu Elizabeth I merestui pembentukan Honourable East India Company (Gentlemen Adventurers Company Limited) untuk melakukan pelayaran pertama ke Maluku.  Inggris tiba di kepulauan Banda pada tahun 1602.  Mereka menyatakan diri sebagai pemilik Pulau Run.  Kemudian Ratu Elizabeth I menyatakan bahwa Kerajaan Inggris terdiri dari England, Wales, Skotlandia, Irlandia, dan Pulau Run.

Kedatangan Inggris di Kepulauan Banda disambut baik masyarakat setempat.  Pada tahun 1610 masyarakat Pulau Run dan Pulau Ai yang dipimpin Orang Kaya Datuk Putih secara sukarela mengakui kekuasaan Inggris dengan cara membayar upeti berupa pohon pala yang ditanam dalam gumpalan tanah dan mengangkat sumpah persekutuan dengan Inggris.  Di kemudian hari ketika Belanda berhasil menguasai Pulau Ai, mereka tidak dapat menguasai Pulau Run karena pulau tersebut telah diberikan oleh Orang Kaya Datuk Putih kepada Kerajaan Inggris.  Meskipun Belanda menganggap bahwa Pulau Run merupakan warisan dari Pulau Ai, mereka tetap tidak mendapat pengakuan atas kepemilikan Pulau Run.

 

Orang Kaya Datuk Putih menyerahkan Pulau Run kepada Inggris di bulan Desember 1616.  Inggris kemudian membangun pertahanan di Pulau Nailaka, pulau kecil yang terletak hanya 1 km dari Pulau Run di sebelah Timur Laut.  Jika air sedang surut, antara Pulau Run dengan Pulau Nailaka dapat dilalui dengan berjalan kaki.

 

Di bulan April 1621 Gubernur Jenderal JP Coen berhasil menguasai Pulau Run.  Belanda kemudian membangun sebuah benteng bernama ‘Lochem’ dan sebuah loji di Pulau Run sebelah Barat.  Penduduk dipaksa bermukim di sekitar benteng.  Terbentuklah pemukiman yang disebut ‘Negeri Lochem’, atau penduduk setempat kerap menyebutnya ‘Kampung Loji’.  Sekarang benteng tersebut sudah tidak ada lagi.  Sedangkan loji yang disebut oleh penduduk setempat sebagai ‘Rumah Kompani’ masih ada sisa-sisa pondasinya.   Daerah itu sekarang disebut Kampung Run.

 

Meskipun di tahun 1624 Gubernur Jenderal Inggris menyatakan tidak akan lagi berusaha merebut Pulau Run, nyatanya mereka tetap berusaha.  Berkali-kali mereka berusaha hingga akhirnya pada tanggal 2 Juli 1665 Pulau Run berhasil mereka kuasai.  Namun di hari 16 Desember 1665 Inggris harus menyerahkan Pulau Run kembali kepada Belanda karena peperangan di Eropa yang terjadi antara Inggris dengan Belanda.  Di bulan Juli 1667 dilakukan perjanjian damai di Breda.  Disepakati Inggris akan menyerahkan Pulau Run kepada Belanda, beserta satu-satunya benteng milik Inggris di Pulau Nailaka.  Sebagai tukarannya, Inggris memperoleh Nieuw Amsterdam yang sekarang dikenal sebagai Manhattan di kota New York.

 

 

Referensi : 

Des Alwi, “Sejarah Maluku – Banda Naira, Ternate, Tidore, dan Ambon” , penerbit Dian Rakyat, Jakarta, 2005

 

 

 

No comments:

Post a Comment