Wednesday, November 14, 2007

Istana Mini

 

Disebut Istana Mini, karena mirip Istana Presiden di Jakarta.  Sebenarnya Istana Presiden itu yang meniru istana ini.  Dulu istana ini digunakan sebagai istana Gubernur Jenderal VOC.  Dalam booklet ‘Banda Island’ dari Kantor Pariwisata Propinsi Maluku dikatakan Istana Mini dibangun tahun 1611 oleh Controller VOC yang pertama, dan digunakan Gubernur Jenderal JP Coen di tahun 1621.  Tapi buku Lonely Planet bilang, Istana Mini dibangun antara tahun 1820 – 1824.  Mana yang betul nih ??

 

Sekarang istana ini kosong.  Dulu pernah dipakai untuk kantor Kecamatan Banda.  Oh ya, biarpun terdiri dari beberapa gugus pulau tapi Banda tuh statusnya kecamatan.  Bagian dari Kabupaten Maluku Tengah yang beribukota di Masohi, Pulau Seram.  Oh pantesan ada rute penerbangan Banda Naira – Masohi, dengan catatan kalau Merpati sedang tak ingkar janji ......

 

Istana Mini menghadap selat Zonnegat yang terletak antara Pulau Banda Besar dan Pulau Naira.  Satu kaca jendela yang menghadap selat diberi lapisan kaca.  Fungsinya untuk melindungi goresan tulisan seorang warganegara Perancis yang ditawan VOC.  Tulisan di kaca tersebut bertanggal 1 September 1831.  Trus, tanggal 12 April 1832 orang Perancis itu bunuh diri.  Umm, frustrasi kali ya, nggak bisa melepaskan diri dari Belanda ??

 

Masuk ke dalam istana, kita akan tiba di satu ruangan besar.  Di dinding bagian belakang ada cekungan masuk ke dalam dinding.  Katanya nih, tiap kali cekungan itu ditambal, selalu tambalannya itu lepas.  Akhirnya dibiarkan begitu saja.  Tapi ditutupi kaca biar rapi.  Mas Fahmi yang memperhatikan konstruksi batu bata penyusun cekungan itu bilang, kayaknya dulu cekungan itu untuk memasang sesuatu yang ditempelkan ke dinding.

 

Jalan ke ruang belakang, kita akan ketemu satu-satunya lampu peninggalan Belanda.  Lampu lainnya udah nggak ada.  Terus keluar dari sana kita akan ketemu sumur besaaaarr di halaman belakang.  Sekarang halaman itu dipakai untuk tinggal para pengungsi kerusuhan dari Ambon.  Mereka enggan kembali ke sana.

 

Di samping istana, di halaman belakangnya, ada patung Willem III.  Dulu, patung itu terkubur di halaman belakang.  Sebelumnya lagi, patung tersebut dan dua patung singa yang sekarang dipasang di kiri-kanan pintu gerbang istana diceburkan penduduk ke laut saat konflik Indonesia – Belanda di tahun 1950an.  Diperkirakan dulunya patung itu diletakkan di taman antara Gereja Naira dan Benteng Belgica.  Patung tersebut dibuat dalam rangka peringatan 25 tahun pemerintahan Raja Willem III dari tahun 1850 sampai 1875.

 

Dari Istana Mini kami ke Benteng Belgica untuk memotret sunset.  Di mobil dalam perjalanan ke sana Pak Adhi bilang, ‘Mbak, di ruangan yang ada tulisan orang Prancis itu, dan ruangan yang di belakangnya, itu ada penghuninya.  Saya bisa merasa.’  Ugh, glek.  Untung Pak Adhi bilangnya setelah kita pulang dari sana !

 

 

 

 

3 comments: