Wednesday, November 14, 2007

Pulau Sjahrir

 

Dulu sebelum tahun 1974 namanya Pulau Pisang.  Tapi beneran lho, dua kali irma ke sana, nggak ketemu pohon pisang.  Malah kita bawa buah pisang dari Banda Naira.

 

Pertama kali ke Pulau Sjahrir, laut sedang pasang dan ombak lumayan tinggi.  Kita mendarat di satu sisi pulau dengan cerukan sempit.  Dari situ kita mendaki tebing.  Lumayan ngosh-ngoshan napasnya waktu sampai di atas.  Abis gitu kita menuruni tangga curam menuju pantai.  Sampai pantai langsung lari-lari menyongsong ombak.  Tapi ouch !  Banyak batu karang !  Akhirnya irma main-main air di pinggir aja.  Yang cowok-cowok pada ke tengah untuk berenang.  Pas berenang dan kena ombaknya sih enak.  Tapi waktu balik ke pantai baru terasa kaki perih tergores-gores batu karang. 

 

Waktu ke Banda lagi Oktober kemarin, tujuan pertama kita adalah Pulau Sjahrir.  Kali ini laut sedang surut dan ombak tenang.   Kita bisa langsung berlabuh di pantai.  Yang lain pada naik tangga menuju tebing.  irma, Ela dan Wahyudi yang udah pernah ke sana tetap tinggal di pantai.  Males ah manjat-manjat gitu.  Lebih baik tenaganya disimpan untuk naik 350 anak tangga di Desa Lonthoir, Banda Besar nanti.  Dengar cerita kita kalau naik ke atas tuh lumayan curam, Arini ikutan tinggal di pantai.  Sementara Mas Fahmi bersikukuh tetap di perahu.  ‘Gue lagi males basah-basahan,’ katanya.  Setelah kita turun ke darat, perahu kembali ke tengah laut lalu lepas jangkar di sana.  ‘I’m rich !’ teriak Mas Fahmi.  He eh, mungkin serasa lagi di kapal pesiar dia J

 

Nggak ada kerjaan kita di pantai itu selain duduk-duduk memandangi laut.  Dan Gunung Api.  Karena laut sedang surut, kita bisa berjalan-jalan di antara terumbu karang.  Hiii ... ada yang bentuknya seperti handuk basah.  Ada bintang laut juga.  Tapi kecil-kecil.  Hitam warnanya.  irma baru tau kalau bintang laut itu bisa bergerak berpindah tempat.  Oh ya, waktu baru berlabuh tadi irma sempat lihat bintang laut besar warna biru tepat di bawah perahu !  Airnya memang jernih banget.  Kita bisa lihat terumbu karang di dasar laut.  Juga ikan-ikan kecil yang berenang di sela-selanya.

 

Setelah yang lain kembali dari tebing, kita mulai membuka perbekalan.  Makan nasi kuning khas Banda.  Hmm, enak !  Kita teriak-teriak kepada Mas Fahmi di perahu, manas-manasin dia kalau kita di pantai sedang bersenang-senang.

 

Tiba-tiba perahu menyalakan motor dan melaju pergi.  Haa, ke mana mereka ??  Oh rupanya ada sekawanan Lumba-Lumba !  Beriring-iringan mereka berenang melompat-lompat keluar permukaan air.  Satu, dua, tiga, ...... kita coba menghitung.  Kira-kira ada dua puluh ekor.  Geee ...... cakep bener !  Beruntung sekali Mas Fahmi yang di perahu bisa lihat mereka dari dekat.  Pasti perahu itu mengejar mereka agar Mas Fahmi bisa memotret kawanan Lumba-Lumba itu.

 

Ei tapi irma juga cukup senang kok lihat Lumba-Lumba itu meski dari kejauhan.  Beberapa hari ini irma dapat pemandangan langka yang indah.  Kemarin lihat ikan Paus menyemburkan air di Pintu Kota, sekarang di Pulau Sjahrir lihat sekawanan Lumba-Lumba berenang melompat-lompat J

 

...... dan ternyata esok harinya saat balik dari Banda irma dapat pemandangan indah lain lagi ......

 

 

 

1 comment: