Tuesday, November 13, 2007

Monumen di Ambon (1) : Tugu Pattimura

 

Sebagaimana layaknya kota-kota besar di Indonesia, di Ambon juga terdapat monumen.  Salah satu di antaranya adalah Tugu Pattimura di sudut lapangan Merdeka, depan kantor Gubernur Maluku.

 

Kapiten Pattimura atau Thomas Matulessy, adalah seorang pahlawan pejuang kemerdekaan kelahiran Desa Haria, Pulau Saparua, tanggal 8 Juni 1783.  Ia seorang Sersan Mayor di ketentaraan Inggris saat Inggris menguasai Ambon dan Banda.  Inggris mengambil alih kekuasaan Belanda di sana sejak 17 Februari 1796.  Di tahun 1803 Belanda kembali mengambil alih Ambon dan Banda.  Verplichte leverantie (kewajiban memberikan hasil panen cengkeh kepada penguasa) dan kerja rodi yang sudah dihapus Inggris diberlakukan kembali. Berkuasanya kembali Belanda menimbulkan perang melawan penjajah Belanda di tahun 1817.  Raja-raja Patih, para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkat Pattimura sebagai pemimpin dan panglima perang karena pengalamannya di ketentaraan.

 

Pattimura memiliki sifat-sifat ksatria yang dalam bahasa setempat disebut kabaressi.  Ia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan, dan membangun benteng-benteng pertahanan.  Dalam melawan Belanda, Pattimura menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa.  Belanda mengirimkan pasukan yang kuat di bawah pimpinan Laksamana Buykes, seorang Komisaris Jendral, untuk menghadapi perang Pattimura yang berskala nasional.  Dengan dibantu para panglimanya – Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina, dan Ulupaha – Pattimura mengkoordinir pertempuran-pertempuran hebat melawan Belanda baik di darat maupun laut.  Pada perebutan Benteng Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jazirah Hatawano, Ouw-Ullath, jazirah Hitu di Pulau Ambon, dan Seram Selatan, Pattimura berhasil menghancurkan pasukan Belanda.  Belanda menghentikan perang Pattimura dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus sehingga para tokoh pejuang berhasil ditangkapnya dan dihukum gantung pada tanggal 16 Desember 1817 di Kota Ambon.  Jenazahnya kemudian dilarungkan di Teluk Ambon tidak jauh dari Pantai Batu Capeo.  Pada lokasi tiang gantungan di Kota Ambon dibangun monumen Pattimura yang diresmikan oleh Pangdam XV / Pattimura pada bulan Mei 1972 (deeuuh, tuaan monumen ini daripada irma ! )

 

Sayang, saat terakhir irma ke Ambon di bulan Oktober lalu, tugu ini terkurung pagar seng proyek Merdeka Square.  Entah apa yang akan dibangun di sana.  Mudah-mudahan kelak tugu ini tidak berdiri kikuk tanpa arti di antara bangunan-bangunan baru.

 

 

Referensi  :  http://balagu.50webs.com/pahlawan/phmaluku/thomas_matulesy.html

 

 

 

No comments:

Post a Comment