Sunday, April 1, 2007

Museum Geologi Bandung

Link

Sabtu 24 Maret 2007 lalu irma ke Museum Geologi Bandung.  Akhirnya kesampaian juga ke sana setelah dua kali gagal karena tiap kali datang ke sana museum lagi tutup.  Yang pertama karena datang di hari Jumat.  Ternyata museum ini tutup tiap hari Jumat.  Beda sama museum di Jakarta yang tutupnya tiap hari Senin.  Trus yang kedua waktu ke sana museumnya tutup karena kalender merah.  Ternyata kalau hari libur nasional museum juga tutup.

 

Sekitar jam 10 irma sampai di museum.  Wuih, rame bener !!  Di jalan Diponegoro depan museum banyak berjejer bis.  Rupanya ada rombongan anak sekolah datang berkunjung.  Bukan cuma satu sekolah dua sekolah tapi banyaaaakkk.  Berapa kali irma dengar panggilan, ‘Rombongan sekolah … harap berkumpul di halaman depan.  Waktu kunjungan di Museum Geologi Bandung sudah habis.  Kita akan berkunjung ke obyek berikutnya.’  Bukan cuma anak SD, ada juga rombongan SMP dan SMA.

 

Dua orang penjaga berdiri di depan pintu menghalangi pengunjung masuk.  Rupanya di dalam lagi rame banget, jadi aliran masuk pengunjung dibuka-tutup oleh para penjaga.  Nunggu kesempatan masuk, irma lihat-lihat ke souvenir shop.  Beli buku panduan museum.  Harganya cuma lima ribu.  Beli dua.  Satu lagi buat dikasih ke Wahyudi.  Juga beli scarf gambar fosil tengkorak Phitecanthropus erectus dan logo Museum Geologi Bandung.  Keren euy !  Yakin deh Bu Isna kalau lihat pasti kepengen punya juga.  Buat dia pake momotoran.

 

Abis dari souvenir shop trus irma ikutan rombongan anak sekolah ngantri masuk museum.  Huehehehe ngantri bareng anak SD, paling irma dikira salah satu pendamping rombongan J  Sambil ngantri irma baca buku panduan.  Bagus isinya.  Ada lay-out museum dan penjelasan tentang koleksi museum.  Juga sejarah museum.

 

Dienst van het Mijnwezen yang berkedudukan di Bogor tahun 1852-1866 adalah lembaga yang mengadakan penelitian tentang geologi Indonesia.  Pada tahun 1866 lembaga ini pindah ke Jakarta lalu di tahun 1924 pindah lagi ke Bandung dan bertempat di gedung Gouvernement Bedrijven yang sekarang jadi Gedung Sate.

 

Dari seluruh pelosok Indonesia para ahli membawa contoh batuan, mineral dan fosil untuk diteliti di laboratorium.  Koleksi temuan tersebut makin banyak hingga diperlukan tempat khusus untuk mendokumentasikannya.  Maka dibangunlah Geologisch Laboratorium di Rembrandt Straat oleh arsitek Belanda bernama Ir. H. Menalda van Schouwenburg.  Gedung bergaya art deco inilah yang dikemudian hari menjadi Museum Geologi Bandung.

 

Pada tanggal 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV, gedung baru tersebut diresmikan sebagai Geologisch Museum untuk memamerkan koleksi laboratorium ke masyarakat umum.  Koleksinya tiap tahun makin banyak sehingga diperlukan pengembangan bangunan.  Dengan bantuan dari Pemerintah Jepang renovasi berlangsung dari 2 November 1998 sampai Agustus 2000.  Setelah renovasi luas gedung menjadi 6.000 m2.  Sepertiga dari luas bangunan tersebut digunakan untuk memajang koleksi museum.

 

Rombongan anak sekolah yang ngantri bareng irma mulai bergerak.  Wushh … irma terbawa arus anak-anak SD itu.  Kecil-kecil sih mereka.  Tapi ya banyak gitu jadi ya irma kebawa mereka lah.  Jadi … ya nggak bayar juga.  Huehehehehe … Maap ya.  Atuh da nggak ada loket karcis nya juga.  Tadi waktu di souvenir shop ada yang nanya beli tiketnya di mana kata penjaga di sana, ‘Langsung masuk aja.’  Eh sebenarnya masuk Museum Geologi Bandung tuh, bayar nggak sih ??

 

Begitu masuk museum irma langsung berhadapan dengan lautan anak sekolah.  Warna-warni seragam mereka.  Belum pernah irma lihat rombongan anak sekolah pengunjung museum sebanyak itu.  irma musti kudu bersusah payah melewati mereka untuk masuk Ruang Sayap Timur.  Tema pajangan di ruang ini adalah Sejarah Kehidupan.  Pajangan tersebut diklasifikasi lagi menjadi Prakambrium (Masa Kehidupan Purba dan Awal), Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua), Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah), Dinosaurus, Kenozoikum (Masa Kehidupan Baru), Vertebrata Indonesia, Bandung, dan Manusia Purba.

 

Kerangka Tyrannosaurus Rex Osborn (siapanya Ozzy Osborn ya ??) tinggi besar menjulang di sudut Dinosaurus.  Banyak banget anak sekolah di sana berdiri.  Hanya sekedar melihat si T-Rex atau mencatat.  Tapi nggak ada yang foto-foto.  Padahal museum ini nggak melarang pengunjung untuk membuat foto asalkan bukan untuk komersil.  Waktu irma keluarin kamera dan memotret, banyak yang heran dan ngeliatin.  Waduh, gimana kalau irma ngajak Maya atau Deedee atau teman-teman lain yang suka bergaya heboh ketika difoto ya ??

 

Di seberang T-Rex dipajang aneka fosil asli Indonesia dalam area Vertebrata Indonesia.  Ada Stegodon trigonocephalus (gajah purba), Bubalus palaeokerabau (kerbau purba), Geochelone atlas (kura-kura raksasa), dll.  Kalau waktu ke Museum Sangiran April tahun lalu irma cuma lihat gading gajah raksasa diameter 3,5 m, sekarang di Museum Geologi Bandung ini irma lihat fosilnya lengkap dari ujung gading sampai ujung ekor. 

 

Trus irma belok masuk ke ruangan Manusia Purba.  Fosil tengkorak manusia purba yang dipajang di sini lebih banyak daripada yang di Sangiran.  irma tersenyum baca tulisan, ‘Jadilah fosil dan buatlah perjalanan keliling dunia’ pada salah satu display.  Itu kata-kata yang sering diucapkan Prof. Jacob, seorang dosen arkeologi di UGM, dalam kuliahnya.  Kata-kata tersebut sebenarnya merupakan komentar beliau terhadap Solo Man, tengkorak manusia purba Solo IX.  Solo Man pernah dihadiahkan kepada Kaisar Jepang.  Ia ditempatkan di Kyoto, Jepang.  Trus dia dipindah ke New York, Amerika.  Trus pindah lagi ke Utrech, Belanda.  Lalu diboyong ke Frankfurt, Jerman.  Terakhir dijemput Prof. Jacob untuk kembali ke Indonesia dan ditempatkan di laboratorium UGM. 

 

Selesai udah Ruang Sayap Timur irma jelajahi.  Jalan melewati T-Rex, irma jadi ingat film ‘Night at Museum’.  T-Rex yang ini kalau malam jalan-jalan juga nggak ya, seperti T-Rex di film itu ??  Jangan-jangan dia kejar-kejaran sama gajah dan kerbau purba, hehehe

 

Irma menyeberang Ruang Tengah menuju Ruang Sayap Barat.  Tema pajangan di sini Geologi Indonesia.  Terdiri dari Asal Mula Bumi, Tektonik Indonesia, Sumatera, Kalimantan, Jawa & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Dunia Batuan & Mineral, Survei Geologi, dan Gunung Api Indonesia. 

 

Waktu melihat peta sebaran meteorit di Indonesia, irma tercengang karena ternyata di Klender, Jakarta pernah ditemukan meteorit !  Tau kan, meteorit adalah meteor yang jatuh sampai ke permukaan bumi.  Jatuhan meteorit ini ada yang gedeeeeeee banget seluas danau seperti di Amerika.  Yang jatuh di Indonesia sih kecil-kecil.  Tapi selama ini irma belum pernah dengar kalau meteorit pernah jatuh di Klender.  Dulu Bu guru di sekolah cuma bilang meteorit di Indonesia ditemukan di Cililin, Jawa Barat.  Padahal itu cuma salah satu dari 11 yang tercatat.  Kesebelas tempat jatuhan meteorit tersebut ada di Pulau Jawa.  Kenapa cuma di Jawa ya ?  Mungkin pulau-pulau lain juga pernah kejatuhan meteorit tapi tidak terdokumentasikan …

 

Di ujung Ruang Sayap Barat terdapat ruang Gunung Api Indonesia.  Di sini kita bisa lihat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) gunung Galunggung, Krakatau, Tangkuban Parahu, Merapi, dan beberapa gunung api Indonesia yang ngetop lainnya.   Peta KRB digunakan oleh Pemda untuk penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah di kawasan gunung api, juga evakuasi dan penyelamatan diri jika terjadi bencana.  Bencana gunung api tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diminimalkan.

 

Indonesia mempunyai sekitar 129 gunung api aktif, membentang sepanjang jalur tektonik Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, hingga Kepulauan Sangiran Talaud.  Ke-129 gunung api ini dibagi menjadi tiga kategori.  Tercatat 79 gunung api masuk kategori A, yaitu gunung api yang aktif meletus sejak tahun 1600an.  Kategori B adalah gunung api yang tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600an.  Jumlahnya 28 gunung api.  Sisanya sebanyak 22 gunung api yang tidak jelas bentuk gunung apinya masuk kategori C.

 

Jumlah gunung api aktif Indonesia hanya 13% dari seluruh gunung api di dunia.  Tapi di antara 13% ini ada yang mencatat kejadian terhebat di dunia.  Letusan gunung api Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815 adalah letusan terhebat di dunia.  Tapi di kalangan masyarakat umum dia kalah ngetop dengan letusan Krakatau tahun 1883.  Danau Toba di Sumatra Utara tercatat sebagai kaldera terbesar di dunia.  Kaldera adalah kawah luas terbentuk dari letusan gunung api.

 

Di Indonesia, gunung api terendah adalah Gunung Wetar di Laut Banda.  Sedangkan yang tertinggi adalah Gunung Merapi di Sumatra Barat.  Irma pernah lihat gunung ini lho, waktu jalan-jalan ke Padang, Pariaman, Padangpanjang, Bukittinggi, Pagaruyung, dan Sawahlunto.  Jika langit cerah gunung Merapi ini bisa terlihat jelas dari Bukittinggi.  Sayang waktu di sana langit penuh awan jadi gunung Merapi nggak gitu kelihatan.  Tapi waktu siangnya dalam perjalanan ke Pagaruyung cuaca makin cerah.  Dari dalam bis irma bisa perhatikan gunung Merapi.  Kelihatannya … ya seperti gunung.

 

Gunung api paling aktif di Indonesia adalah gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah - Yogyakarta.  Tiap tahun terjadi lelehan lahar dari gunung ini.  Ingat kan, tahun lalu di bulan Mei masyarakat di sana heboh dengan status siaga gunung Merapi.  Eh, ternyata bencana yang terjadi malah dari laut.  Gempa lebih dari 6 skala richter memporakporandakan Bantul, Yogya, dan sekitarnya.  Masyarakat sempat panik karena ada issue setelah gempa tersebut akan terjadi tsunami. 

 

Tsunami terjadi jika episentrum atau pusat gempa berada di laut.  Tapi tidak selalu gempa dengan episentrum di laut menimbulkan tsunami.  Pada display di Museum Geologi Bandung tercatat tiga tsunami hebat yang pernah terjadi di Indonesia.  Yaitu tahun 1883 di pantai Selat Sunda (akibat letusan Gunung Krakatau), tanggal 2 Desember 1992 di Flores, dan tanggal 3 Juni 1994 di Banyuwangi.  Dua tsunami hebat lainnya yaitu Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dan Pangandaran tahun 2006 belum dimasukkan.

 

Dari ruang Gunung Api Indonesia irma balik lagi Ruang Tengah lalu naik ke lantai 2.  Tema pajangan di sini ‘Geologi Untuk Kehidupan Manusia’.  Ada miniatur tambang Grasberg di Papua beserta uraian singkat proses pengolahan hasil tambang yang dikelola oleh Freeport Indonesia.  Huaaa … jadi di sini ya Ela bertugas.  Tapi apa kerjaan seorang sarjana hukum di tambang tembaga dan emas itu ya ??

 

Selain itu juga ada miniatur model pengeboran, penambangan, pengolahan, sampai distribusi minyak dan gas bumi oleh Pertamina, kilang lepas pantai Total Indonesia, kapal tanker untuk angkut LNG, dan banyak lagi deh.  Di tengah-tengah ruangan itu ada TV lagi putar film tentang dinosaurus.  Beberapa anak sekolah yang udah capek keliling-keliling museum duduk ngeleseh di depan tv nonton T-Rex ditampar ekor dinosaurus gede pemakan tumbuhan alias herbiviora.  Kalau nggak salah dinosaurus itu namanya … ada diplo diplo gitu lah.  Apa sih, Diplococcus ya ?  Kok jadi kayak nama Anggrek ??

 

Ngeliat anak-anak itu duduk ngeleseh irma jadi pengen ikutan juga.  Ya siapa sih yang nggak capek ngelilingin museum seluas 2.000 m2 ??  Biarpun luas dan koleksinya banyak gitu tapi museum ini rapi.  Resik banget.  Mau duduk di bawah seperti anak-anak itu juga nggak apa-apa.  Lantainya bersih kok.  Irma sempat lihat satu anak kepleset waktu lagi lihat-lihat display Pemanfaatan Batuan & Mineral.  Wuih, tuh lantai barangkali bukan cuma disapu dan dipel aja tapi juga dipoles kali ya.  Sampai licin gitu.

 

Pajangan di lantai 2 diklasifikasi menjadi Pertambangan Mineral & Energi, Pemanfaatan Batuan & Mineral, Eksplorasi & Eksploitasi, Mineral dalam Kehidupan Sehari-hari, Bahan Galian Komoditas Nasional, Gempa Bumi & Gerakan Tanah, Bahaya & Manfaat Gunung Api, dan Air & Lingkungan.  irma ketawa waktu lihat tiga orang anak perempuan bilang, ‘Main masak-masakan yuk !,’ ketika mereka lihat dapur lengkap dengan perabotannya di pojok ruang Mineral dalam Kehidupan Sehari-hari.  Hihihi, padahal dapur dan perabotan itu kan maksudnya untuk gambarkan pemanfaatan mineral dalam kehidupan sehari-hari.  Ealah, ini malah dipake main masak-masakan …

 

Di ruang Bahaya & Manfaat Gunung Api ada model seismograf yang dulu digunakan di pos pengawasan Gunung Api Merapi di Plawangan.  Beratnya sampai 250 kg, makanya musti pake pondasi beton.  Seismograf ini masih berfungsi baik meski sudah digunakan sejak tahun 1930an.  Sejak letusan Merapi di bulan November 1994, pos pengawasan Plawangan dipindahkan ke Kaliurang yang lebih aman.  Di ruang ini  juga ditunjukkan alat-alat yang rusak karena bencana gunung api.  Salah satunya adalah kamera Canon.  Kamera merk yang sama juga dijadikan contoh dalam perlengkapan geologi di ruang Eksplorasi & Eksploitasi.  Hmm, apa Canon juga turut jadi sponsor atau donatur untuk museum ini ya ??

 

Udah habis semua ruang pameran di Museum Geologi Bandung irma jelajahi.  Hampir 2 jam irma keliling-keliling.  Wuih capek banget.  Irma lalu turun.  Sebelum keluar dari museum irma sempat lihat foto-foto lama di dinding Ruang Tengah.  Ada foto bareng peserta Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV depan museum tahun 1929.  Waktu itu nama yang tertulis di atas gedung masih Geologisch Laboratorium.  Ada juga foto kunjungan Presiden Soekarno ke museum di tahun 1959.

 

Sebelum pulang irma mampir lagi ke souvenir shop.  Mau beli VCD tentang evolusi manusia buat Wahyudi.  Ternyata hampir semua VCD udah habis !  Tinggal dua VCD tentang batuan dan dinosaurus.  Padahal tadi pagi waktu irma ke sana masih banyak bertumpuk-tumpuk VCD.  Tentang evolusi manusia, tsunami & bencana alam, batuan, dinosaurus, dan lain-lainnya seputar geologi.  Nggak sampai 2 jam VCD-VCD tersebut laris manis habis dibeli rombongan anak sekolah.  Nyesel juga kenapa tadi pagi nggak langsung beli.  Jadi irma cuma beli buku tentang evolusi manusia aja.  VCD nya, lain kali aja kalau ke Bandung irma ke sini lagi.  Kan udah tau jam bukanya museum.  Senin-Kamis 9.00 – 15.00, Sabtu-Minggu 09.00 – 13.00, Jumat & libur nasional museumnya tutup.

 

Beberapa bis masih parkir di depan museum waktu irma jalan keluar halaman.  Dari tadi nggak habis-habis pengunjung yang datang.  Museum ini memang bagus banget.  Sambil jalan ke Cisangkuy irma telpon Wahyudi, cerita tentang kunjungan irma ke Museum Geologi Bandung hari itu.  ‘Ah, aku juga pengen ke sana,’ komentar Wahyudi.  Ayo, kita jadwalkan.  Tapi sekarang irma mau minum yoghurt dulu ya …

 

12 comments:

  1. baca reviewnya... jadi kayak ikut jalanjalan ke sana :)

    ReplyDelete
  2. pak daud, emg si irma emang jagonya buat report jalan2 kyk gini..
    bagus ma.. as always, keep writing.. :D

    ReplyDelete
  3. hahaha, lebih asik lagi kalau langsung lihat ke sana :D

    ReplyDelete
  4. gue jg belom perna ksana, Ma.. :)
    Pengen juga ksana..

    ReplyDelete
  5. 7 taun di bdg, ga keitung brapa kali mondar mandir di dpn museum ini tp gw ga pernah skalipun masuk ke dalem.
    Bukannya ga tertarik, tp krn tinggal di bdg, mood jd turis malah luntur..

    *sambil ngiler yoghurt strawberry cisangkuy + rujak cingur langganan*

    ReplyDelete
  6. ayo, ayo, wahyudi juga pengen ke sana. biasalah, hunting foto ... :D

    ReplyDelete
  7. kayaknya asyikkkkkkkk euy ...hayu atuh urang nyimpang..hheehehehehe'

    ReplyDelete
  8. hayu, hayu, abdi mah ngiring wae ...

    ReplyDelete
  9. tnx ya sharing-nya... kebetulan Sabtu besok mo ngajak anak2 ke sana.

    ReplyDelete
  10. wah...asyik juga ceritanya...kapan kapan saya juga mau eh ajak anak anak saya ke museum geologi bandung.Saya sendiri interest dengan meteorites,

    ReplyDelete